FAKTA UNIK Zebra, Penyebab Warna Tubuhnya Belang hingga Kenapa Tak Bisa Ditunggangi seperti Kuda

Zebra bisa berlari kencang seperti kuda, tapi tidak pernah dipelihara manusia sebagai hewan tunggangan, apa penyebabnya?

Editor: Doan Pardede
Pixabay
Zebra. Zebra bisa berlari kencang seperti kuda, tapi tidak pernah dipelihara manusia sebagai hewan tunggangan, apa penyebabnya? 

TRIBUNKALTIM.CO - Zebra bisa berlari kencang seperti kuda, tapi tidak pernah dipelihara manusia sebagai hewan tunggangan, apa penyebabnya?

Sejak ribuan tahun lalu, kuda sudah ditunggangi oleh manusia sebagai alat transportasi sebelum ada mobil atau kendaraan lain.

Sampai saat ini pun, kuda masih ditunggangi oleh orang-orang, lo.

Baik itu untuk atraksi di kebun binatang dan objek wisata, menarik delman, atau alat transportasi di beberapa daerah.

Baca juga: MAMPU Mampu Deteksi Gempa & buat Pemiliknya Makin Sehat, 10 Fakta Unik Kucing yang Jarang Diketahui

Baca juga: 5 Fakta Unik Beruang Grizzly: Kecepatan Lari Tak Main-main hingga Rahasia Sumber Kekuatan Ototnya

Baca juga: FAKTA UNIK HEWAN: 50 Persen Orangutan Jatuh dari Pohon Alami Patah Tulang, Siput Bisa Tidur 3 Tahun

Nah, teman-teman pasti tahu salah satu hewan yang mirip kuda tapi mempunyai garis-garis di tubuhnya, kan?

Yap, zebra! Hewan ini memiliki ciri khas garis hitam-putih di tubuhnya dan punya bentuk tubuh yang mirip dengan kuda tapi ukurannya sedikit lebih kecil.

Selain berbeda warna dan ukuran tubuh, zebra memiliki satu perbedaan lagi dengan kuda, yaitu zebra tidak ditunggangi.

Kita memang jarang atau bahkan tidak pernah melihat ada orang yang menunggangi kuda sebagai pengganti alat transportasi.

Wah, apa sebabnya zebra tidak ditunggangi, ya? Padahal zebra memiliki tubuh yang hampir sama dengan kuda.

Simak ulasannya seperti dilansir Bobo.id di artikel berjudul Manusia Menunggangi Kuda, Kenapa Zebra Tidak Ditunggangi, ya?.

Zebra Sebagai Hewan Buruan

Berbeda dengan kuda yang sudah dijinakkan sejak ribuan tahun lalu, zebra ternyata dulu diburu dan dijadikan bahan makanan oleh manusia, lo.

Hal ini karena manusia dan zebra berevolusi bersama di Afrika.

Dulu, zebra yang selalu diburu oleh manusia menganggap manusia adalah musuh mereka, teman-teman.

Zebra pun cenderung ketakutan pada manusia.

Sedangkan kuda dan manusia baru bertemu setelah manusia melakukan perburuan terhadap zebra.

Agar kuda tidak takut pada manusia seperti zebra, maka manusia tidak memburu kuda.

Baca juga: FAKTA UNIK Walrus Hewan Mamalia Terbesar yang Hidup di Arktik, Ternyata Bisa Tidur Mengambang di Air

Banyak Hewan Buas Mengelilingi Zebra

Selain karena ketakutan zebra pada manusia, habitat zebra di alam liar juga menjadi penyebab lain zebra tidak bisa ditunggangi manusia, lo.

Zebra hidup di alam liar dengan dikelilingi berbagai predator seperti singa, cheetah, dan hyena.

Nah, dengan berbagai predator yang mengelilingi zebra, maka hewan ini pun berkembang jadi hewan yang punya kemampuan bertarung dan berlari, teman-teman.

Karena itu, mereka jadi lebih agresif dan sulit dijinakkan.

Ketika didekati, zebra mungkin saja akan menyerang dengan cara menggigit atau menendang kita, lo.

Karena itulah yang dilakukan zebra untuk bertahan hidup.

O iya, tendangan zebra dewasa ternyata mempunyai kekuatan yang besar, teman-teman.

Tendangan zebra dewasa bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada rahang singa yang menyerangnya.

Di beberapa kebun binatang di Amerika, tendangan zebra juga dianggap sebagai salah satu penyebab para pawang terluka.

Baca juga: 5 FAKTA UNIK Sapi yang Jarang Diketahui, Gen Mirip Manusia hingga Penyebab Efek Rumah Kaca

Ukuran Tubuh yang Berbeda dengan Kuda

Meskipun kuda dan zebra berasal dari keluarga yang sama, ukuran zebra ternyata lebih kecil dari kuda yang biasa ditunggangi oleh manusia.

Tidak hanya ukuran tubuhnya yang lebih kecil, zebra juga memiliki leher yang kecil sehingga sulit untuk dipasangi tali kekang yang berguna mengendalikan zebra.

Penelitian juga menunjukkan bahwa zebra tidak punya punggung sekuat punggung kuda.

Sulit Dijinakkan

Habitatnya yang berada di alam liar membuat zebra sulit didekati manusia sehingga sulit pula dijinakkan.

Zebra cenderung akan cepat marah saat dirinya sudah lelah.

Jika ditunggangi manusia, zebra bisa saja menjatuhkan mereka dari punggungnya ketika merasa lelah.

Mengapa zebra bertubuh belang?

Alasan zebra bertubuh belang sudah jadi perdebatan selama lebih dari satu abad. Kini para ilmuwan hampir menemukan jawabannya.

Pada Februari 2019, peternakan kuda di Inggris milik Terri Hill, seorang pecinta kuda, menjadi tempat eksperimen unik. Sekelompok pakar biologi evolusi dari University of California, Davis, dan kolaborator mereka di Inggris, mencari tahu mengapa zebra punya belang.

Zebra
Zebra (Pixabay)

Atas nama ilmu pengetahuan, mereka mendandani beberapa kuda domestik dengan mantel bermotif belang layaknya tubuh zebra, kemudian mengamati mereka di antara zebra sungguhan.

Bagi Tim Caro, ilmuwan ekologi dari Universitas St Andrews yang telah mempelajari belang zebra selama hampir dua dekade, zebra-zebra yang jinak di peternakan ini memberinya kesempatan langka untuk mengamati mereka.

Terkubur seribu tahun akibat letusan Gunung Vesuvius, tulang-belulang kuda ditemukan di Pompeii

"Orang-orang telah berdebat tentang belang zebra selama lebih dari seratus tahun, tapi ini sebenarnya hanya soal melakukan eksperimen dan berpikir jernih tentang perkara ini untuk memahaminya dengan lebih baik," ujarnya sepeti dilansir BBC.COM.

Bagaimana dan mengapa zebra berevolusi untuk memiliki belang hitam-putih adalah pertanyaan yang telah membingungkan para ilmuwan selama lebih dari seabad.

Mereka telah mengajukan sedikitnya 18 alasan, dari kamuflase atau warna peringatan, hingga penjelasan yang lebih kreatif seperti penanda unik yang membantu identifikasi individu layaknya sidik jari manusia.

Tapi, untuk sekian lama, banyak teori diajukan tanpa diuji dengan teliti.

Zebra, bersama kuda dan keledai, adalah anggota genus Equus. Tiga spesies zebra hidup di Afrika timur dan selatan dengan rambut hitam dan belang-belang putih tanpa pigmen.

Selain mereka, tidak ada lagi anggota keluarga kuda yang bertubuh belang.

Pola belang dan intensitasnya bervariasi antar spesies dan lokasi. Perbedaan ini, ditambah tantangan yang dihadapi zebra di lingkungan mereka, menuntun pemahaman kita tentang fungsi belang pada tubuh zebra.

Meskipun para ilmuwan masih berdebat tentang asal-usul dan fungsi pasti dari belang zebra, upaya terbaru mereka berfokus pada tiga kemungkinan: melindungi dari gigitan lalat, termoregulasi, dan melindungi dari predator.

Lalat yang menggigit dan mengisap darah adalah ancaman yang umum bagi satwa di Afrika.

Pikat dan lalat tsetse juga menularkan penyakit seperti penyakit tidur, penyakit kuda Afrika, dan influenza kuda yang bisa berakibat fatal.

Rambut zebra yang tipis bukan hambatan bagi lalat-lalat pengisap darah. Tapi analisis terhadap makanan lalat tsetse tidak menemukan sisa-sisa darah zebra.

Selama hampir seabad, bukti anekdot dan eksperimen dengan model tak bergerak berkali-kali menunjukkan bahwa lalat cenderung tidak mendarat di permukaan yang belang.

Lalat adalah ancaman yang umum bagi satwa di Afrika, memunculkan teori bahwa belang pada tubuh zebra mungkin merupakan mekanisme pertahanan terhadap serangga.

Bukti skala besar dalam studi yang dilakukan Caro dan koleganya pada tahun 2014. Mereka mengumpulkan data cuaca, kehadiran singa, dan ukuran kawanan zebra, kemudian membandingkan faktor ini dengan belang zebra yang hidup di wilayah sekitar.

Belang-belang lebih menonjol di lingkungan yang menguntungkan bagi lalat pikat, menurut Caro.

"[Studi pada 2014] menunjukkan sesuatu yang sungguh luar biasa bagi kami," kata Caro. "Kami juga sama sekali tidak menemukan bukti yang mendukung hipotesis lainnya."

Penelitian di Peternakan Hill awal tahun ini memberi pemahaman baru bagi tim Caro. Mereka mengamati lalat pikat di antara zebra dan kuda biasa; beberapa kuda mengenakan mantel berwarna hitam, putih, atau belang.

Lalat-lalat itu terbang mengitari zebra dan kuda dalam jumlah yang sama, namun jauh lebih sedikit lalat yang mendarat di zebra — atau kuda yang mengenakan mantel belang.

Lalat mencoba mendarat di permukaan belang, tapi kemudian gagal mengurangi kecepatan terbangnya seperti yang mereka lakukan ketika mendekati permukaan yang tidak belang, dan terbang menjauh.

"Seakan-akan mereka tidak bisa mengenali permukaan hitam-putih sebagai lokasi pendaratan yang baik," kata Caro.

Caro mengatakan timnya bekerja dengan "banyak data yang belum dipublikasikan" dari video lalat mendekati berbagai pola untuk mempelajari bagaimana pola belang bisa mengacaukan pendaratan lalat.

Mendinginkan badan

Namun, peneliti lainnya, seperti teknisi laboratorium hewan yang sudah pensiun Alison Cobb dan ahli zoologi Stephen Cobb dari universitas Oxford di Inggris, tidak yakin dengan penjelasan bahwa belang pada tubuh zebra berfungsi menghalangi parasit. Mereka percaya bahwa garis-garis zebra berfungsi utama membantu termoregulasi.

Meskipun Alison setuju dengan temuan Caro, ia berpikir lalat penghisap darah "sepertinya efek yang tidak begitu penting" untuk mendorong evolusi belang-belang zebra.

"Setiap zebra harus mencegah tubuhnya kepanasan, dan lalat yang menggigit akan datang di tempat-tempat tertentu, dan waktu-waktu tertentu dalam setahun, tetapi ancaman mereka tidak separah atau sesering kepanasan (overheating)," kata Cobb.

Termoregulasi telah sejak lama diyakini para ilmuwan sebagai fungsi belang-belang pada zebra. Ide dasarnya adalah garis-garis hitam akan menyerap panas di pagi hari dan menghangatkan zebra, sedangkan garis-garis putih lebih memantulkan cahaya dan karenanya dapat membantu mendinginkan zebra saat mereka merumput selama berjam-jam di bawah terik matahari.

Bagaimanapun, tidak semua ilmuwan mendukung logika yang tampaknya jelas ini.

Caro dan timnya menemukan tumpang tindih spasial yang lemah antara pola belang dan suhu maksimum. Setahun kemudian, sebuah studi pemodelan spasial terhadap zebra dataran – spesies dengan populasi terbanyak yang hidup dari Afrika timur ke selatan – dipimpin oleh Brenda Larison dari University of California, Los Angeles, menemukan pola garis-garis yang lebih kuat di daerah yang lebih hangat atau menerima lebih banyak sinar matahari. .

Bagi mata kita, garis-garis hitam dan putih zebra adalah pola yang tidak biasa di lingkungan hijau-kecoklatan savana Afrika.

Seperti kuda dan manusia, zebra mendinginkan badan dengan berkeringat. Keringat menguap menghilangkan banyak panas, tapi penguapan harus terjadi dengan cepat; kalau tidak, keringat akan memerangkap panas layaknya sauna.

Keluarga kuda-kudaan memiliki protein yang disebut latherin, berfungsi membantu menyebarkan keringat ke ujung rambut, meningkatkan paparan terhadap udara dan penguapan.

Pada bulan Juni, Cobbs melaporkan dalam Journal of Natural History bahwa selama jam-jam yang lebih hangat, temperatur garis-garis hitam pada zebra secara konsisten 12-15 Celcius lebih tinggi daripada garis-garis putih. Mereka berpendapat bahwa perbedaan suhu yang stabil antara garis-garis akan mendorong "gejolak udara ringan".

Mereka lebih lanjut menemukan bahwa rambut di garis-garis hitam tegak selama dini hari dan siang hari. Rambut-rambut yang tegak ini dapat memerangkap panas di pagi yang dingin dan memfasilitasi penguapan keringat di siang hari.

Sembunyi dari predator

Adapun mengenai hipotesis terakhir, bahwa belang zebra merupakan bentuk perlindungan dari predator, Caro skeptis. Dalam makalahnya pada tahun 2016, Zebra Stripes (Belang Zebra), Caro membuat daftar bukti-bukti yang menentang gagasan bahwa zebra menggunakan belang untuk bersembunyi dari atau membingungkan predator.

Zebra menghabiskan banyak waktu mereka di padang rumput terbuka; dan di sana, tubuh belang mereka sangat mencolok. Mereka juga cenderung lari dari ancaman alih-alih bersembunyi. Sementara singa tampaknya tidak kesulitan memakan banyak zebra.

Namun Daniel Rubenstein, pakar biologi evolusi di Princeton University, masih berkutat dengan hipotesis predasi ini, yang ia sebut sebagai hipotesis "paling sulit" diuji dibandingkan hipotesis lainnya. Ia menekankan bahwa penelitian-penelitian sebelumnya hanya mengetes apakah belang bisa membingungkan manusia, bukan singa.

"Dalam hal serangan [terhadap zebra], kita tidak tahu seberapa sukseskah [singa] atau malah tidak sukses," ujarnya.

Timnya tengah mempelajari bagaimana singa menyerang objek belang dan tidak belang.

Jadi, menjawab pertanyaan mengapa zebra punya belang ternyata sangat sulit dan cukup berisiko — Stephen Cobb pernah digigit di bagian lengan dan dirawat di rumah sakit dua kali. Namun jawabannya masih belum pasti.

Jadi mungkin zebra berevolusi menjadi belang untuk mengatasi berbagai masalah. Belang telah terbukti melindungi zebra dari lalat pengisap darah, dan bisa jadi berperan penting dalam mencegah kepanasan. Yang bikin sulit memastikannya, lalat pengisap darah cenderung paling melimpah di tempat yang hangat dan lembap.

"Bagaimana Anda memisahkan dua faktor itu? Itu susahnya," kata Rubenstein. "Saya bisa menerima kalau kedua fungsi itu berjalan bersamaan.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved