Google Doodle

Google Doodle Hari Ini 10 November, Ismail Marzuki, Maestro Musik Indonesia yang tak Terlupakan

Google doodle hari ini, Rabu 10 November 2021 adalah Ismail Marzuki. Simak profil lengkap sang maestro musik Indonesia yang tak terlupakan.

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews.com/Jeprima
Para pendukung acara pada pagelaran musik yang bertajuk memperingati 100 Tahun Ismail Marzuki di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2014) lalu. Google doodle hari ini, Rabu 10 November 2021 adalah Ismail Marzuki. Simak profil lengkap sang maestro musik Indonesia yang tak terlupakan. 

Pada 1923, ia bersama teman-temannya menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java yang sebelumnya bernama Rukun Anggawe Santoso.

Dari perkumpulan tersebut, bakatnya berkembang dengan baik sebagai instrumentalis, penyanyi, penyair lagu dan juga mulai mengarang lagu-lagu.

Lagu-lagu daerah sebagai inspirasi

Ia pun betah berlama-lama memutar seribu macam lagu pada gramofon dan mendengarnya tanpa bosan.

Baca juga: Profil Sariamin Ismail, Penulis Wanita yang Jadi Google Doodle Hari Ini, Sabtu 31 Juli 2021

Jika sebagian orang hanya mendengarkan lagu-lagu baru, Ismail Marzuki lebih suka meresapi lagu selama puluhan kali dan berulang-ulang.

Bukan cuma musik Hollywood dan jazz, ia juga menjadikan lagu-lagu daerah sebagai inspirasinya.

Sebut saja lagu daerah Maluku, Minahasa, Bugis, Melayu, Minang, tembang Cianjuran, gambus, kroncong, serta lagu-lagu ciptaan komponis agung bangsa Eropa dari Schubert, Mozart, Schumann, Mendellshon dan lain sebagainya.

Semuanya menjadi sumber keindahan baginya.

Semasa hidupnya, Ismail Marzuki menghasilkan ratusan karya lagu, baik hasil ciptaannya sendiri atau lagu yang ia aransemen ulang.

Beberapa di antaranya Oh Sarinah, Rayuan Pulau Kelapa, Melancong di Bali, Halo-halo Bandung, Mars Arek-arek Surabaya, Indonesia Tanah Pustaka, Gugur Bunga di Taman Bhakti, Sepasang Mata Bola, Selamat Datang Pahlawan Muda, Selendang Sutra dan sebagainya.

Meninggal di pangkuan istri

Ada peribahasa yang mengatakan kalau "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama".

Demikian pula yang terjadi pada Ismail Marzuki.

Semasa hidup, ia tidak sedikitpun memiliki gengsi sebagai pahlawan, saudagar besar atau dapat menarik banyak orang yang berpamrih di sekitarnya.

Hanya ada kumpulan-kumpulan karya yang dapat ia dendangkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved