Hadapi Dinamika Industri yang Semakin Berat, XL Axiata Berhasil Pertahankan Pertumbuhan Pendapatan

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil menjaga pertumbuhan pendapatan secara berturut-turut, sekaligus mempertahankan kinerja positif di sepanjang

Editor: Diah Anggraeni
HO/XL Axiata
XL Axiata berhasil menjaga pertumbuhan pendapatan secara berturut-turut, sekaligus mempertahankan kinerja positif di sepanjang kuartal ketiga 2021. Pencapaian tersebut ditandai dengan pendapatan yang tumbuh sebesar 1,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Di sepanjang triwulan ketiga 2021 ini, biaya operasional meningkat 1 persen dari kuartal sebelumnya (QoQ), antara lain biaya penjualan dan pemasaran yang meningkat karena pertumbuhan distribusi yang bertambah luas.

Selanjutnya, biaya infrastruktur juga meningkat karena upaya perluasan jaringan yang juga terus dilakukan ke berbagai wilayah.

Biaya regulasi meningkat karena kenaikan biaya frekuensi, demikian juga biaya overhead meningkat karena biaya konsultasi yang lebih tinggi sebagai akibat dari proyek yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, biaya karyawan bisa dijaga tetap lebih rendah, demikian juga biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya.

Pendapatan dari data di periode triwulan ketiga 2021 terus tumbuh dan mencapai Rp 6 triliun, meningkat sebesar 2 persen dari kuartal sebelumnya (QoQ).

Baca juga: XL Axiata Lolos Uji Laik Operasi 5G, Siap Gelar Jaringan 5G di Indonesia

Pencapaian ini sekaligus meningkatkan kontribusi pada total pendapatan layanan menjadi sebesar 95 persen, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 94 persen.

Pendapatan data ini tidak terlepas dari pertumbuhan trafik di sepanjang triwulan ketiga 2021, sebesar 10 persen QoQ, dari 1.572 PB menjadi 1.722 PB.

Jika menggunakan penghitungan selama periode sembilan bulan, trafik data meningkat setinggi 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat di periode sembilan bulan.

Tercatat, utang kotor meningkat 25 persen (yoy) dan hutang bersih meningkat 28 persen (yoy).

Free cash flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar 26 persen, ke angka Rp 3,6 triliun karena adanya peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,5x.

Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD.

Sebesar 70 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan.

Baca juga: Hadapi Kompetisi Ketat dan Pandemi, Kinerja XL Axiata Kembali Tumbuh di Kuartal ke-2 2021

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved