Berita Balikpapan Terkini
Tarif Angkot Balikpapan Naik Rp 1.000, Cerita Sopir yang Ngaku Sempat tak Dapat Informasi
Informasi mengenai kenaikan tarif angkot di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, ternyata sempat tak diketahui para sopir angkot
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Informasi mengenai kenaikan tarif angkot di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, ternyata sempat tak ndiketahui para sopir angkot.
Padahal Pemerintah Kota Balikpapan resmi menaikkan tarif angkutan kota di seluruh trayek yang ada di Kota Beriman pada 11 November 2021 lalu.
Kebijakan tersebut tertuang dalam surat keputusan Walikota Balikpapan nomor 188.45-383/2021 tentang tarif angkutan Kota Balikpapan.
Tarif angkot untuk setiap trayek dalam Kota Balikpapan sudah ditentukan nilai kenaikannya, yakni sebesar Rp 1.000. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yakni 2 November 2021.
Sopir angkot Balikpapan, Abd Muis, mengaku belum mendengar keputusan tarif angkot Balikpapan naik.
Baca juga: Tarif Angkot di Balikpapan Resmi Naik, Berikut Tarif Setiap Trayeknya
Baca juga: Tindak Lanjuti Rencana Kenaikan Harga BBM, Walikota Rahmad Masud Setujui Tarif Angkot Ikut Naik
Baca juga: Walikota Rahmad Masud Sepakati Kenaikan Tarif Angkot di Balikpapan, Segini Besarannya
Sehingga sampai hari H kenaikan pada 11 Novenber lalu, tarif yang ia pungut dari penumpang masih sama.
"Yah (waktu itu) saya nggak tau, saya belum dapat (info) masih Rp 5.000 sama saja kayak kemarin," ungkap Abd Muis saat ditemui di terminal Batu Ampar.
Namun demikian, Muis senang dan sepakat dengan kenaikan tarif angkot Balikpapan, apalagi mengingat masa pandemi Covid-19 saat ini.
Sudah sekitar 6 tahun sejak dia menjadi sopir angkot, namun ia mengaku belum pernah sekalipun mendapatkan bantuan dari Pemerintah.
Muis menyampaikan bahwa kebutuhan selama masa masa pandemi makin banyak sedangkan penghasilan yang didapat justru berkurang. Faktor utamanya adalah berkurangnya penumpang angkot.
Baca juga: Tarif Angkot di Balikpapan Bakal Naik, Berikut Penjelasan Kadishub Kota Beriman
“Selama covid ini pelanggan berkurang, jadinya dapatnya juga dikit. Kalau dulu-dulu yah lumayan bisa dapat Rp 100.000 per hari, sekarang yah nggak nyampe,” kata Muis.
Muis menambahkan bahwa penghasilannya per hari selama masa pandemi tidak sampai pada angka Rp 100.000. Padahal dia mempunyai dua orang putri yang masih sekolah dan seorang istri.
Penghasilannya dalam kurun waktu satu hari yang bisa dibilang masih kurang tersebut dipergunakan sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
“Yah mau gimana lagi, mau dicukupkan tapi dapatnya nggak seberapa,” tambah Muis.
Bukan hanya Muis saja yang belum mengetahui soal kenaikan tarif angkot, beberapa sopir angkot lainnya juga mengeluhkan ketidaktahuan soal kenaikan tarif ini.