Breaking News

Berita Nasional Terkini

MUI DKI Bentuk Tim Siber Sebagai Tameng Anies Baswedan di Medsos, Politikus PKB: Namanya Tim Sukses

MUI DKI bentuk tim siber sebagai tameng Anies Baswedan di medsos, politikus PKB: Namanya tim sukses

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS.COM/ALIVIO
Anies Baswedan di rumah duka Elly Kasim, di Kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur, Rabu(25/8/2021). MUI DKI bentuk tim siber untuk Gubernur DKI 

TRIBUNKALTIM.CO - Langkah Majelis Ulama Indonesia atau MUI DKI membentuk tim siber menuai pro dan kontra.

Pasalnya, selain untuk melawan buzzer, tim siber juga bertujuan melindungi Anies Baswedan dari serangan di media sosial ( medsos).

MUI DKI menilai Gubernur DKI perlu dilindungi dari serangan buzzer karena sudah bekerja baik di Jakarta.

Politikus PKB Jazilul Fawaid pun menanggapi aksi MUI DKI membangun cyber army, tersebut.

Menurutnya, hal tersebut mirip seperti yang dilakukan tim sukses.

Baca juga: Bukan Hanya Jokowi, Terduga Teroris Ini Juga Bertemu Anies Baswedan Sebelum Dibekuk Densus 88

Baca juga: MUI DKI Jakarta Pasang Badan Bela Anies Baswedan, Lindungi dari Buzzer di Medsos, Respon Pengamat

Baca juga: Aksi Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Berbalas Pantun Tuai Perhatian, Dikaitkan dengan Pilpres 2024

Sebelumnya, MUI DKI sudah mengumumkan akan membentuk tim siber guna melawan buzzer dan melindungi Anies Baswedan dari fitnah di media sosial.

Dilansir dari Kompas.com, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menganggap aneh langkah Majelis Ulama Indonesia ( MUI) DKI Jakarta yang membentuk tim siber untuk melawan buzzer yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Menurut Jazilul, membentuk tim siber bukanlah tugas ulama yang semestinya memberi pengajian maupun pengajaran.

"Ya aneh saja, ulama itu kan ngasih pengajian, ngasih pengajaran, bukan jadi tim siber.

Kalau itu biar dilakukan anak-anak muda saja lah," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/11/2021).

Wakil ketua MPR itu mengaku tak soal apabila Anies Baswedan atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin membuat tim siber untuk melawan buzzer.

Tetapi tidak perlu melibatkan para ulama.

Ia pun menegaskan, membentuk tim siber melenceng dari tugas ulama yang antara lain untuk membangun kerukunan.

"Kalau ngawasi orang atau menjadi tameng bagi seseorang, itu bukan menciptakan kerukunan namanya, jadi tim sukses," kata Jazilul.

Oleh sebab itu, Jazilul menyarankan agar MUI DKI Jakarta menyatakan diri sebagai tim sukses, tidak perlu membuat tim siber.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Jakarta Munahar Muchtar mengatakan, wacana pembentukan tim siber MUI sebagai bentuk kekhawatiran kalangan ulama terhadap buzzer yang ada di dunia maya.

Menurut Munahar, buzzer bisa berpotensi memecah belah bangsa karena banyak mengedarkan berita hoaks di dunia maya.

Baca juga: Bukan Jokowi, Buruh Teriakkan Hidup Presiden Indonesia untuk Anies Baswedan, Solusi Ini Jadi Alasan

"Ini untuk meng-counter berita-berita hoaks yang memecah belah anak bangsa dan mefitnah ulama.

Ini kan salah satu program MUI untuk ber-amar maruf nahi mungkar (mencegah hal buruk dan mengajak pada kebaikan)," kata Munahar saat dihubungi melalui telepon, Minggu (21/11/2021).

Munahar menjelaskan, keliru apabila wacana pembentukan tim siber tersebut disebut khusus untuk mendukung dan melindungi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut dia, siapa pun yang berjasa dan membuat kemajuan untuk warga Jakarta wajib dilindungi dari berita-berita bohong yang berseliweran di dunia maya.

Respon Pengamat

Dilansir dari Kompas TV, Pengamat politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin menilai keputusan Majelis Ulama Indonesia ( MUI) DKI Jakarta membentuk tim Siber untuk membantu ulama dan membela Anies Baswedan dari serangan buzzer atau sejenisnya perlu diapresiasi.

Hal ini, lanjut Hanif, adalah langkah maju yang dilakukan MUI.

Meski begitu, kata Hanif, ada potensi bermasalah jika kelak tim siber MUI itu justru berubah jadi partisan dan politis.

“Jadi masalah kalau tim siber MUI partisan dan politis,” kata Hanif kepada KOMPAS.TV lewat pesan daring, Sabtu (20/11).

Hanif lantas menjelaskan, menukil visi misi MUI sebagai lembaga yang mendorong terwujudnya masyarakat yang beradab (khaira ummah) dan memegang prinsip dakwah rahmatan lil alamin, nantinya tim siber MUI harus juga berprinsip seperti itu.

“Tim siber infokom MUI DKI harus menjadi qudwah hasanah (contoh baik) dalam menyampaikan informasi.

Baca juga: Blak-blakan di Hadapan Mahfud MD, Anies Baswedan Beber 3 Penyebab Pungli, Jakarta Teken Komitmen

Harus objektif, akurat, berimbang, dan tidak partisan,” tambahnya.

Terkait keinginan untuk melindungi ulama dan Gubernur Anis Baswedan dari serangan buzzer, lanjut Hanif, MUI harus dapat memberikan pencerahan dan literasi kepada publik sejara bijak.

"Menyajikan fakta kelebihan dan kekurangan pemerintah secara berimbang.

Menjadi bagian dari amar ma'ruf nahi munkar," tambahnya.

MUI DKI Jakarta dikabarkan membuat Cyber Army.

Salah satunya adalah melindungi para ulama Islam dari pelbagai serangan di dunia digital.

Baik dilakukan oleh buzzer maupun para penjahat siber.

Selain itu, sebagaimana dikutip dari situs resmi MUI, Ketum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar berharap agar Infokom dan keluarga besar MUI DKI untuk bisa membela dan membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang telah bekerja keras untuk masyarakat ibu kota.

Baca juga: REAKSI Anies Baswedan Ditanya Soal Progres Formula E, Acungkan Jempol Hingga Enggan Berkomentar

Jika para buzzer mencari kesalahan Anies Baswedan, maka Infokom mengangkat keberhasilan Anies Baswedan baik itu tingkat nasional maupun internasional.

“Beliau ini termasuk 21 orang Pahlawan Dunia.

Berita- berita saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta,” kata Munahar. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved