Berita Nasional Terkini
Mengamati TKP Kasus Subang Versi Google Maps, Alphard Terparkir Rapi, Stiker Capres Masih Tertempel
Hingga saat ini, terhitung sudah lebih dari 3 bulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang belum kunjung terungkap.
TRIBUNKALTIM.CO - Hingga saat ini, terhitung sudah lebih dari 3 bulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang belum kunjung terungkap.
Untuk diketahui, ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu atau Amel (23) menjadi korban meninggal dalam keadaan mengenaskan.
Tuti dan Amalia ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard secara tragis, (18/8/2021) lalu.
Selama kasus Subang itu bergulir, kepolisian bekerja keras untuk mengungkap pelaku rajapati tersebut.
Baca juga: Kasus Subang Dialihkan ke Polda Jabar Reaksi Pengacara Yosef hingga Polisi Periksa Sudah 55 Saksi
Baca juga: Kasus Subang Terbaru , Pelaku Tahu Amel Punya 3 HP & Disimpan di Mana Saja? Log Panggilan Diselidiki
Baca juga: Kuasa Hukum Pastikan Danu & Yoris Aman, Siapa Sebenarnya Saksi Kasus Subang Terakhir yang Diperiksa?
Berbagai upaya telah dilakukan penyidik Polres Subang hingga melibatkan Polda Jabar dan Bareskrim.
Mulai dari olah TKP, hingga pemeriksaan kepada 55 saksi yang hingga kini masih berlangsung.
Berdasarkan pengamatan TribunKaltim.lokasi rumah tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang ini bisa dilihat jelas dari google maps.
Sesuai informasi yang dihimpun, lokasi TKP kasus Subang ini berada di depan SMA 1 Jalancagak.
Situasi TKP kasus Subang ini berdasarkan data pada April 2021 lalu atau sebelum pembunuhan ibu dan anak di Subang terjadi.
Di bagian depan rumah tampak berdiri plang Yayasan Bina Prestasi Indonesia yang merupakan tempat kedua korban bekerja.
Terlihat dua buah mobil dan 2 sepeda motor terparkir di sekitar rumah, salah satunya adalah Alphard hitam.
Menariknya, sebuah stiker calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu masih terpasang di bagian depan rumah.

Dokter Hastry yakin kasus pasti terungkap
Hal ini terungkap dalam perbincangan antara ahli forensik dokter Sumy Hastry, Denny Darko dan YouTuber Anjas di Thailand dalam video yang diunggah di akun Denny Darko pada 22 November 2021 lalu.
Salah hal yang menjadi sorotan dalam perbincangan tersebut adalah seputar barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang,
Baca juga: Oknum yang Diduga Suruh Banpol Disorot Jelang TSK Kasus Subang Diungkap, Kuasa Hukum: Temuan Penting
Dokter Hastry menyampaikan, salah salah hal yang membuat lamannya penanganan kasus Subang ini adalah pihaknya harus melakukan pemeriksaan yang komprehensif.
Selain itu, dokter Hastry juga memastikan bahwa jumlah pelaku lebih dari 1 orang,
Satu hal yang cukup menarik yang diulas adalah seputar kabar DNA di puntung rokok di TKP kasus Subang yang identik milik salah satu saksi, yang baru disampaikan ke publik sekitar 1 bulan setelah kejadian.
Dokter Hastry mengatakan, lamanya hal tersebut diumumkan karena penyidik memang harus memastikan apakah DNA tersebut ada atau tidak di waktu kematian.
"Alibinya. Itu yang sulit karena harus kita bandingkan lagi dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Apakah ini lama, sehari, dua hari. Karena rumah itu kan banyak didatangi orang-orang dari bukan keluarga, dari yayasan. Jadi lama lagi, oh yang paling baru ini DNA siapa, sesuai nggak dengan waktu kematian, waktu kejadian. Sebenarnya kita sudah dapat, sudah selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium di Jakarta sudah ketemu semua. Tunggu saja," kata dokter Hastry.
Bila ada framing juga bisa ketahuan
Terkait bila ada pihak-pihak yang ingin melakukan framing dengan menaruh puntung milik seseorang di TKP kasus Subang agar dia dituduh sebagai pelaku, menurut dokter Hastry hal itu juga bisa ketahuan.
Dokter Hastry menyampaikan, profil masing-masing perokok berbeda-beda, misalnya ada yang cuma menghabiskan 1 sedikit, setengah batang atau merokok sampai rokok habis.
Cara memegang rokok juga ketika merokok berbeda-beda.
"Kita mem-profile saksi-saksi ini, bagaimana sih dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok. Dan itu sudah bisa kita buktikan, ternyata berbeda-beda. Jadi nanti saat diumumkan, cara merokok dia seperti itu. Kita ada rekamannya, jadi tanpa disadari," kata dokter Hastry.
Baca juga: Ada Apa? Yosef Disebut Bak Kesambet Usai Ambil Barang dari TKP Kasus Subang dan Panggil-panggil Amel
Terkait para pembunuh yang terkesan sangat mahir mengecoh polisi, seperti menghilangkan sidik jari, dokter Hastry mengakui bahwa kepolisian terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan SDM, dan terus melengkapi sarana dan prasarana.
"Saya yakin klo olah TKP yang benar, minimal setelah kejadian langsung bekerja, 2 X 24 jam pasti terungkap. Karena tidak aja kejahatan yang sempurna," katanya.
Untuk kasus Subang, dokter Hastry mengakui bahwa autopsi pertama yang dilakukan memang kurang lengkap.
Tapi untungnya dalam autopsi yang kedua, dokter Hastry sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk mengungkap pelaku.
"Di autopsi pertama saya sempat kecewa juga, kenapa gak diperiksa lengkap, kenapa gak diambil ini, ini, ini. Itu kan kuncinya sekali, Tapi sudahlah sudah terjadi Saya lakukan yang kedua, saya lengkapi. Alhamdulillah saya bisa dapat yang penting banget. Itu memang sudah rencana Tuhan kalau saya memang harus autopsi kedua untuk melengkapi," katanya.
Dan hal kedua yang perlu diketahui, dirinya tak akan berhenti melakukan autopsi sebelum
"Kalau saya belum ketemu cara, mekanisme kematiannya saya nggak akan berhenti, terus. Saya pernah autopsi sampai 8 jam," katanya.
Video selengkapnya bisa dilihat di sini
Perencanaan pembunuh diakui luar biasa
Dalam video sebelumnya, Kombes dokter Sumy Hastry Purwanti juga mengaku ikut sedih ada pihak-pihak yang mengangap keoolisian tidak serius menangani kasus Subang ini.
"100 persen terungkap," kata dokter Sumy Hastry Purwanti.
Bahkan, sebenarnya, kata dokter Sumy, dia sebelumnya memprediksi bahwa kasus Subang ini sudah akan diungkap sekitar tanggal 18 November 2021 ini.
Menjawab pertanyaan Denny Darko seputar jumlah pelaku, dokter Sumy memastikan bahwa pelaku lebih dari 1 orang.
Saat Denny Darko bertanya lebih jauh apakah pelaku lebih dari 3 orang, dokter Sumy hanya tersenyum dan tidak memberikan jawaban,

Baca juga: Ada Langsung Ditahan? Kades Kaget Dengar Pemeriksaan Terakhir Saksi Kasus Subang Digelar Hari Ini
Terkait pertanyaan polisi seolah-olah kalah dari pelaku kasus Subang, dokter Sumy memastikan bahwa pernyataan itu tidak benar.
Hanya saja, kata dokter Sumy, polisi memang sangat berhati-hati dalam menangani kasus Subang ini.
Terkait adanya dugaan keterlibatan oknum, yang dalam hal ini adalah seseorang 'berseragam" dari instansi manapun yang bertindak atas kemauannya sendiri dan bukan atas nama instansi, dokter Sumy mengatakan bahwa penanganan kasus Subang belum mengarah ke adanya indikasi tersebut.
Dan dirinya saat ini masih fokus ke hal-hal yang berkaitan pengumpulan bukti-bukti forensik dan ilmiah.
Terkait kenapa proses penetapan tersangka kasus Subang ini selalu mundur, dokter Sumy mengatakan bahwa pihaknya memang harus melakukan pemeriksaan komprehensif dan banyak tim yang terlibat.
dokter Hastry juga mengakui bahwa ada kesulitan dalam mengumpulkan bukti forensik di tempat kejadian perkara (TKP), yang menunjukkan bahwa kasus Subang ini memang sudah dokterencanakan dengan matang,
"Memang ada perencanaan yang luar biasa bagus,"katanya.
Apakah kasus Subang ini akan merembet ke mana-mana karena tersangka mungkin akan 'bernyanyi' dan menyeret nama lain? simak tanggapan dokter Sumy Hastry di bawah ini:
Keterlibatan BIN dalam penanganan kasus Subang jadi sorotan
Belakangan, salah satu hal yang menjadi sorotan adalah keterlibatan Badan Intelejen Negara (BIN) dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.
Sebelumnya, keterlibatan BIN dalam kasus Subang ini diungkap oleh Kuasa Hukum Muhammad Ramdanu alias Danu (21), yakni Achmad Taufan Soedirjo.
Muhammad Ramdanu alias Danu sendiri merupakan salah seorang saksi yang diperiksa polisi terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.
Menurut kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo, selain perwakilan dari Mabes Polri, juga ada perwakilan dari BIN saat Danu kembali diperiksa.
Dugaan bahwa kasus Subang ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi diulas oleh akun YouTube Anjas di Thailand.
Akun YouTube yang hampir memiliki 500 ribu subsriber ini sendiri cukup sering mengulas perkembangan kasus pembunuhan di Subang berdasarkan berita atau rekaman video yang beredar di media sosial.
Disebutkan, dugaan kasus Subang ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi setelah menilik fungsi dan siapa 'user' dari BIN.
"Seperti kalian tahu bahwa BIN ini adalah dipimpin langsung di bawah Presiden Jokowi, sejak setahun lalu. Single user, dengan kata lain pengguna BIN itu adalah Pak Jokowi sendiri," ujar Anjas.
Berikut videonya lengkapnya:
Kuasa Hukum ungkap keterlibatan BIN
Diketahui, Muhammad Ramdanu alias Danu (21) kembali dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di Polres Subang, Jawa Barat, pada Kamis (28/10/2021) terkait kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Sebelum diperiksa, Danu sempat menjadi sorotan publik seusai dirinya mengaku membantu polisi di tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: ADA APA dengan Nasib Danu di Kasus Subang Terkini? Kuasa Hukum Ucapkan Kata-kata Penuh Makna Ini
Sepert dilansir dari TribunWow.com dalam artikel berjudul BIN Turut Hadir saat Danu Diperiksa Lagi, Kuasa Hukum Duga akan Ada Pertanyaan Baru, menurut keterangan kuasa hukumnya, Achmad Taufan Soedirjo, Danu akan kembali diperiksa polisi pada Jumat (29/10/2021) besok.
Dalam pemeriksaan pada Kamis (28/10/2021), tidak ada materi pemeriksaan baru.
"Hanya klarifikasi dari BAP sebelumnya," ujar Achmad dikutip dari YouTube MISTERI MBAK SUCI, Kamis (28/10/2021).
"Besok itu mungkin baru pertanyaan baru," sambungnya.
Achmad Taufan Soedirjo (tengah) selaku kuasa hukum Muhammad Ramdanu (kanan) menjawab soal hasil pemeriksaan Danu pada Kamis (28/10/2021) terkait kasus pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Jawa Barat. Danu diketahui telah diperiksa selama 8 jam oleh tim penyidik gabungan. (youtube misteri mbak suci)
Achmad membeberkan, pertanyaan yang diajukan di antaranya adalah kronologis sebelum pembunuhan.
Ia mengatakan, pada pemeriksaan Danu kali ini, turut hadir perwakilan dari Mabes Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).
"Mereka benar-benar bekerja keras untuk menuntaskan kasus ini," ujar Achmad.
Menurut keterangan Achmad, Danu dapat menjawab dengan tegas.
Kendati demikian kliennya itu sempat menjawab berubah-ubah namun telah diluruskan.
Total terdapat 17 pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik Polres Subang ke Danu pada pemeriksaan kali ini.
Berikut videonya: