Berita Balikpapan Terkini
Dulu Kuli Panggul, Kini Asror Sukses Berjualan Martabak di Balikpapan
Pria 33 tahun ini membuktikan bahwa untuk memulai usaha bisa dilakukan di mana saja selama ada tekad dan pandai melihat peluang
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Bermula dari gang sempit di sudut kota Balikpapan, cerita M. Asror Maulana pun dimulai.
Pria 33 tahun ini membuktikan bahwa untuk memulai usaha bisa dilakukan di mana saja selama ada tekad dan pandai melihat peluang.
Berbagai pekerjaan sudah ia lakukan mulai dari loper koran, sopir bahkan menjadi kuli panggul.
Hingga akhirnya, Asror berhasil merintis usaha Martabak dan Terang Bulan Jutawan di Balikpapan untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Memiliki tekad dalam mengubah nasib, Asror memutuskan untuk merantau ke Balikpapan dari Jawa Tengah pada 2004 lalu.
Di kota dengan julukan Kota Beriman ini pula Asror bertemu jodohnya, Tri Wahyuningsih yang selalu setia dan mendampinginya dalam mengembangkan usaha.
Baca juga: Cara Bikin Sate Martabak Manis Kurcaci Super Enak, Sangat Cocok Jadi Camilan di Sore Hari
Baca juga: Cara Bikin Martabak Macaroni Bolognaise Super Enak, Kreasi Camilan Saat Ngumpul di Sore Hari
Baca juga: Pertamina Balikpapan Bekali Kader Posyandu Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan
Keduanya menikah tahun 2008 dan telah dikaruniai 3 orang anak. Mereka tinggal di sebuah rumah petak 1 kamar di wilayah Karang Rejo, Balikpapan Tengah.
Sekitar 100 meter dari jalan utama dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Keterbatasan ekonomi membuat Asror kala itu yang bekerja sebagai kuli panggul, mencoba peruntungan menjadi mitra pengemudi GrabBike untuk menambah penghasilan.
"Kebetulan ada sesama kuli panggul yang menjadi mitra pengemudi GrabBike. Akhirnya saya mencoba untuk mencari informasi dan memberanikan diri untuk daftar, ternyata penghasilan yang saya peroleh lumayan untuk menambah pendapatan sehari-hari," ujar Asror pada siaran pers yang diterima TribunKaltim.Co, Kamis (25/11/2021).
Selama 6 bulan menjadi mitra pengemudi GrabBike, pikiran pria berambut cepak ini mulai terbuka.
Apalagi saat itu, layanan GrabFood mulai ramai dikenal masyarakat.
"Pernah sekali saya mendapat pesanan yang lokasinya berada di dalam gang, ada juga yang di gunung. Saya penasaran, kok bisa ya jualan di lokasi terpencil tapi tetap ramai peminatnya secara online," sambungnya.
Berbekal rasa ingin tahunya, Asror bertanya kepada beberapa merchant bagaimana cara membuka dan berjualan melalui layanan GrabFood.
Mengingat ia juga memiliki usaha kuliner dan ingin memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan usahanya.