Menuju Tahun 2022, Airlangga: Pemerintah Pertahankan Keseimbangan dalam Penanganan Pandemi dan PEN
Pada triwulan III tahun 2021, data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen (yoy).
Pada kesempatan yang sama, Menko Airlangga pun menyampaikan tentang Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) yang ditargetkan menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrem, di mana hal ini juga menjadi target dari negara-negara berkembang.
Presiden Joko Widodo telah menargetkan 35 kabupaten/kota dari 7 provinsi sebagai pilot project untuk program ini.
Indonesia juga akan membuat survei kemiskinan (susenas) mini di Desember 2021 ini, dengan tujuan untuk mengalibrasi program berikutnya dalam penanganan kemiskinan.
Baca juga: Bangun Ekonomi di Era Digital, Menko Airlangga: Generasi Muda Menjadi Game Changer
Pada Januari 2022, pemerintah akan mengevaluasi semua program Perlinsos, kemudian mengalibrasi pada Februari 2022 dan pada Maret 2022 akan dilakukan susenas yang sesungguhnya.
Selanjutnya, ketiga, Indonesia akan membahas mengenai transisi energi.
Menko Airlangga menuturkan, penting bagi Indonesia untuk menuju zero emission.
Caranya, Indonesia harus menentukan bauran energi sendiri.
"Jadi dalam situasi seperti ini, kita harus membuat prototipe yang jelas, sehingga kita bisa membuat kebijakan seperti yang diminta Bapak Presiden yaitu down to earth atau bisa dilaksanakan," tuturnya.
Pemerintah juga terus memberikan prioritas terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk pada tahun 2022 mendatang.
Salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 225,23 triliun dalam bentuk dukungan UMKM dan korporasi serta insentif usaha.
Hingga 3 Desember 2021, anggaran Program PEN sudah terserap Rp 513,17 triliun (68,9 persen).
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia, Airlangga: Wujudkan Pemulihan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan
Dengan adanya pertumbuhan yang terus positif, Pemerintah Indonesia tetap optimis untuk mencapai target jangka panjang perekonomian Indonesia untuk keluar dari middle income trap, dan mencapai Indonesia Maju pada 2045.
"Pemerintah mendorong hilirisasi terus berjalan, termasuk di industri kelapa sawit. Ini menjadi salah satu andalan ekspor, menyusul industri baja dan nikel," ucap Menko Airlangga.
Selain itu, optimisme ini juga didukung dengan adanya bonus demografi penduduk Indonesia.
Hasil sensus penduduk Indonesia (BPS, 2020) menunjukkan bahwa 25,87 persen penduduk Indonesia merupakan penduduk dengan rentang usia 24-39 tahun (Generasi Milenial), dan 27,94 persen adalah penduduk dengan rentang usia 8-23 tahun (Gen Z), yang akan membentuk tingginya potensi struktur jumlah penduduk usia produktif.
Dengan demikian, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi dalam rentang waktu 2020-2035. (*)