Virus Corona

Ilmuwan Bongkar Kondisi Sebenarnya Orang yang Sudah Vaksin 2 Kali saat kena Covid-19 Varian Omicron

Varian baru Covid-19 varian Omicron telah menyebar ke banyak tempat di dunia, termasuk Indonesia

Penulis: Doan Pardede | Editor: Ikbal Nurkarim
Freepik
Ilustrasi virus Corona. 

TRIBUNKALTIM.CO - Varian baru Covid-19 varian Omicron telah menyebar ke banyak tempat di dunia.

Indonesia pun menjadi salah satu negara yang sudah melaporkan varian baru ini masuk ke negaranya.

Meski varian baru ini disebut berpotensei bahaya, dan memiliki kemampuan lebih tinggi dari varian Covid-19 lainnya.

Ternyata masih ada cara untuk kebal dari varian baru Covid-19 ini.

Baca juga: TERUNGKAP Diduga Orang yang Tularkan Covid-19 Varian Omicron ke Petugas Kebersihan Wisma Atlet

Baca juga: KENALI 5 Gejala Ringan Covid-19 Varian Omicron, Bisa Sebabkan Pilek hingga Sakit Tenggorokan

Baca juga: Mitigasi Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, Wisma Atlet Lockdown 7 Hari, Simak Penjelasan Kapuskes

Ilmuwan temukan kondisi khusus ini ternyata bisa membuat seseorang kebal dari virus berbahaya ini.

Dalam konteks bahwa varian Omicron tampaknya mampu "menghindar" beberapa kekebalan yang diciptakan oleh vaksin.

Para peneliti AS telah menemukan formula baru untuk menciptakan "kekebalan super", terkait dengan infeksi virus pasca-vaksinasi.

Laman RT pada 17 Desember melaporkan, sebuah penelitian oleh para ilmuwan di Oregon Health and Science University (OHSU - USA).

Menunjukkan bahwa orang yang telah menerima 2 suntikan kemudian terinfeksi virus (infeksi mendadak), dan kemudian sembuh dari penyakit, mungkin memiliki pertahanan tubuh terkuat - apa yang oleh para ilmuwan disebut "superimun".

Secara spesifik, penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap.

Kemudian tertular virus dan sembuh dari penyakit, memiliki tingkat kekebalan hingga 2.000 persen lebih tinggi daripada kekebalan pada orang yang hanya divaksinasi.

"Anda tidak bisa mendapatkan respon imun yang lebih baik dari ini," profesor OHSU Fikadu Tafesse mengatakan kepada situs web universitas.

Meskipun tidak ada subjek dalam penelitian ini yang terinfeksi dengan varian baru Omicron.

Ilmuwan Marcel Curlin, rekan penulis studi mengatakan,

"Berdasarkan hasil penelitian ini, kami menduga bahwa infeksi terobosan. dengan varian Omicron akan menghasilkan respons kekebalan yang sama kuatnya dengan kasus yang divaksinasi penuh dalam penelitian ini."

Vaksin memberikan "pondasi pelindung" untuk membangun apa yang disebut "superimun", kata Mr. Curlin, seperti dilansir Intisari-online.com  di artikel berjudul Tak Perlu Khawatir Dengan Covid-19 Varian Omicron, Ilmuwan Bocorkan Orang yang Sudah Divaksin Lalu Alami Hal Ini Ternyata Bisa Kebal 2.000 Persen dari Varian Omicron.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kemampuan tubuh untuk melindungi ditingkatkan dalam kasus pasien yang divaksinasi lengkap masih terinfeksi.

Baca juga: Varian Omicron Masuk Indonesia Tak Terelakkan, Satgas Sebut Tidak Bisa Tutup Total Pintu Masuk

Sebuah penelitian di Israel menunjukkan bahwa orang dengan kekebalan alami (infeksi virus dan kemudian sembuh, tidak divaksinasi) 13 kali lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan varian Delta dibandingkan mereka yang menerima 2 suntikan.

Namun, bagi orang yang terinfeksi yang belum divaksinasi, risiko penyakit parah dan kematian jauh lebih tinggi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi, masih terinfeksi Covid-19 dan kemudian sembuh lebih tahan terhadap infeksi ulang daripada orang dengan kekebalan alami.

Waspadai Gejalanya, Termasuk Tanda saat Tidur di Malam Hari Ini 

Pada 16 Desember lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan satu kasus positif Covid-19 warga Indonesia akibat penularan varian B.1.1.529 atau varian Omicron.

Kemudian, pemerintah kembali melaporkan dua pasien baru positif Covid-19 yang terpapar varian Omicron, pada Sabtu (18/12/2021).

Pasien pertama, menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet, rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.

Sementara pasien kedua dan ketiga, merupakan hasil pemeriksaan sampel dari lima kasus probable varian Omicron yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.

“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris.

"Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ujar dr Siti Nadia Tarmizi, juru bicara program vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dalam keterangan tertulisnya melalui laman Kemenkes RI. 

Masyarakat Indonesia kini menjadi salah satu yang harus berjuang melawan varian baru Covid-19 yang satu ini, setelah varian Omicron dilaporkan telah ditemukan di banyak negara lain.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron telah diidentifikasi setidaknya di 89 negara, termasuk Indonesia.

Selain Indonesia, varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini juga ditemukan di negara Eropa seperti Italia, Inggris, dan Denmark.

Baca juga: Alami Lelah Akut? Waspada Gejala Covid-19 Varian Omicron, Beda Jauh dengan Delta, Sudah di Indonesia

Ketiga negara tersebut bahkan mencatatkan rekor kasus baru virus corona harian tertinggi sejak dimulainya pandemi.

Misalnya di Inggris terdapat 78.610 infeksi kasus harian pada 15 Desember 2021, di mana jumlah ini sekitar 10.000 lebih banyak dari kasus tertinggi sebelumnya yang dilaporkan pada Januari 2021 lalu.

Sementara negara tersebut telah mencatat lebih dari 10.000 kasus Omicron dengan setidaknya 10 orang dirawat di rumah sakit. Satu orang meninggal dunia setelah tertular varian Omicron.

Indonesia dan banyak negara lainnya tengah menghadapi varian Omicron, yang telah ditetapkan WHO sebagai Variant of Concern (VOC).

VOC diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.

Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.

Untuk mewaspadai varian Omicron, ketahui berbagai gejalanya.

Gejala Varian Omicron, Salah Satunya Bisa Diperhatikan di Malam Hari

Meski terlihat mirip, gejala varian Omicron tampaknya sedikit berbeda dengan varian lainnya.

Melansir Good to Know, Jumat (17/12/2021) dokter sekaligus Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee menjelaskan sejauh ini pasien yang terpapar varian Omicron mengeluhkan sakit kepala, nyeri di seluruh tubuh, dan kelelahan yang parah. 

Dia juga mencatat gejala Omicron berbeda dari gejala Covid akibat varian sebelumnya, yakni sakit tenggorokan ringan, gatal di tenggorokan, tidak batuk, dan tidak kehilangan penciuman atau anosmia.

“Sejujurnya terasa seperti pilek ringan selama sekitar satu hari. Saya mengalami kelelahan ringan, pilek dan sakit tenggorokan. Dan sehari setelahnya gejala itu hilang," ujar pasien yang terpapar Omicron bernama Peter McGinn.

Sementara itu, melansir mirror.co.uk (19/12/2021), para ilmuwan kini juga mendesak orang-orang untuk mencari gejala baru yang khas terkait dengan varian Omicron yang muncul saat Anda tidur.

Dr Amir Khan mengatakan bahwa dokter dari Afrika Selatan -negara di mana varian pertama kali terdeteksi- telah menemukan bahwa pasien dengan Omicron menderita keringat malam saat mereka tidur.

"Gejala yang muncul dari Afrika Selatan oleh para dokter yang merawat pasien dengan Omicron menunjukkan lima gejala baru ini.

"Tenggorokan gatal, nyeri otot ringan, kelelahan ekstrem, batuk kering, dan keringat malam. Keringat malam yang membasahi di mana Anda mungkin harus bangun dan mengganti pakaian.

"Dan ini penting. Penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ini, karena jika kita ingin melacak Omicron di sini dan di seluruh dunia, kita harus dapat menguji orang-orang dengan gejala-gejala ini," katanya.

Dr Khan menambahkan bahwa gejalanya lebih ringan di antara mereka yang telah divaksinasi.

Gejala-gejala varian Omicron tersebut harus diwaspadai, selain juga gejala utama virus corona seperti suhu tinggi, batuk terus menerus, serta kehilangan atau perubahan indra penciuman atau pengecap.

Tentunya, untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang terkena Covid-19 varian Omicron, maka cara terbaik adalah dengan melakukan tes ke fasilitas kesehatan.(*)

Berita tentang Virus Corona Lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved