Berita Nasional Terkini
Baliho Puan Maharani di Lokasi Bencana Erupsi Semeru Tuai Sorotan, Ini Respons PDI-P Lumajang
Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di sepanjang jalan menuju lokasi bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menuai sorotan.
TRIBUNKALTIM.CO - Baliho bergambar Ketua DPR RI yang juga politisi Partai PDI Perjuangan Puan Maharani mendadak ramai jadi sorotan.
Pasalnya, baliho yang terpasang didaerah terdampak erupsi Semeru.
Baliho yang menjadi sorotan warga, dimana ada foto Puan Maharani dengan latar foto para pengungsi.
Di sisi lain tersemat logo Relawan Puan Maharani yang bertuliskan kata-kata penyemangat.
Sejumlah warga yang mendapati Baliho Puan Maharani terpasang membuat mereka kecewa. Warga mengaku lebih membutuhkan bantuan ketimbang pasang baliho disaat tak tepat.
"Tangismu, tangisku, ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan," tulis kata-kata di Baliho itu.
Baca juga: Akhirnya Arteria Dahlan Luluh Setelah Dapat Pesan Puan Maharani, Langsung Maafkan Anggiat Pasaribu
Baca juga: Puan Maharani Apresiasi atas Eksistensi 109 Tahun Muhammadiyah untuk Bangsa dan Negara
Baca juga: Cuitan Susi Pudjiastuti Sindir Puan Maharani Menanam Padi di Tengah Hujan Viral, Begini Respon PDIP
Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di sepanjang jalan menuju lokasi bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menuai sorotan.
Keberadaan baliho itu dinilai kurang etis.
Salah satu relawan bencana erupsi Gunung Semeru, Qomaruddin mengatakan, seharusnya baliho itu tidak menonjolkan Puan Maharani secara personal.
Melainkan menunjukkan bentuk kepedulian pada korban bencana awan panas Gunung Semeru.
“Misal kayak baliho milik NU dan lembaga zakat, hanya pasang bendera yang menunjukkan jalan atau arah ke posko pengungsian,” katanya melalui sambungan telepon, Selasa (21/12/2021) dikutip dari Kompas.com.
Qomar tidak mengetahui secara pasti kapan baliho itu dipasang. Tiba-tiba dia sudah melihat baliho tersebut pada pagi hari sekitar tiga hari yang lalu.
"Saya sendiri tidak tau kapan baliho itu dipasang, tiba-tiba pagi ada,” katanya.
Baliho itu dipasang bertebaran hampir di sepanjang jalan Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Candipuro.
Baca juga: Puan Maharani Tanam Padi Hujan-hujanan dengan Petani, Susi dan Fadli Zon Langsung Sindir Keras
Kritik Baliho Puan Maharani di Lokasi Bencana
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengkritik munculnya sejumlah baliho bergambar Ketua DPR Puan Maharani di wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.
Lucius mengaku heran apabila baliho itu memang sengaja dimunculkan demi menaikkan popularitas Puan.
Justru sebaliknya, dia menilai cara-cara seperti itu tidak akan berhasil dan malah menjadi bahan pembicaraan bahkan olok-olokan terhadap Puan di masyarakat.
"Kalau baliho itu untuk pencitraan dirinya, ya jelas tak akan kesampaian. Bagaimana bisa orang lagi susah disuruh mikir politik dan ambisi politisi yang ada di baliho itu?" kata Lucius kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).
"Dan jelas bahwa sebagai daerah bencana potensi baliho-baliho itu akan juga jadi sorotan publik menjadi semakin terbuka karena ada banyak relawan maupun media yang lalu lalang di daerah bencana," tambah dia.
Menurut Lucius, hadirnya baliho-baliho itu malah akan membuat persepsi negatif publik pada Puan yang dinilai ingin mendulang popularitas di tengah bencana.
Oleh karena itu, ia berpandangan bahwa pemasangan baliho jelas tak masuk akal sehat sebagai sebuah strategi politik.
"Alih-alih mencapai tujuan, baliho-baliho itu justru akan menghambat Puan menggapai tujuannya," imbuh dia.
Selain itu, Lucius berpendapat bahwa pemasangan baliho justru bakal mengganggu citra DPR sebagai lembaga perwakilan.
Baca juga: Tunjang PTM, Puan Maharani Minta Vaksinasi Anak Segera Diimplementasikan
Pasalnya, digambarkan dalam baliho itu, atribusi Puan sebagai Ketua DPR RI.
"Lembaga ini harusnya menjadi yang terdepan memberikan respons cepat melalui kebijakan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi dampak bencana," kritik Lucius.
Sementara itu, sebagai Ketua DPR, Puan seharusnya menjadi contoh tentang politik kepedulian yang tulus.
Dalam arti, lanjutnya, Puan mesti hadir dengan semua empatinya di tengah bencana.
"DPR harus hadir dengan segala ketulusannya sebagai bagian dari rakyat untuk merasakan penderitaan rakyat karena bencana tetapi di saat yang bersamaan, sebagai wakil rakyat DPR tak boleh larut dalam duka karena harus memikirkan bagaimana mengangkat kembali rakyat terdampak agar bisa segera hidup normal," katanya.
Terakhir, Lucius menyarankan Puan untuk memaksimalkan perannya sebagai Ketua DPR ketimbang menghabiskan uang untuk membuat baliho.
Puan, kata dia, harus dapat memastikan penanganan oleh pemerintah terhadap warga terdampak erupsi Semeru segera tertangani dengan baik.
Respons PDI-P Lumajang
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang mengaku tidak mengetahui pemasangan baliho tersebut.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang, Bukasan mengatakan, baliho tersebut tidak dibuat dan dipasang oleh partai, melainkan dipasangan oleh relawan Puan Maharani.
“Kami tidak mengerti, kami hanya memasang baliho ucapan selamat datang kepada Mbak Puan sebagai anggota DPR RI,” katanya pada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa.
Jumlah baliho yang dipasangnya tidak sebanyak baliho yang tengah menjadi sorotan.
Dia mengklaim hanya memasang baliho di Kecamatan Pronojiwo.
Puan datang ke lokasi terdampak awan panas Semeru dan memberikan bantuan pada Senin (20/12/2021).
Menurutnya, baliho Puan Maharani yang bertebaran itu diperkirakan merupakan inisiatif relawan maupun sahabat Puan Maharani.
“Kalau dari partai hanya baliho ucapan selamat datang, selebihnya itu tidak paham, saya pikir relawan,” jelasnya.
Baliho Puan Maharani itu memang disertai dengan logo relawan Puan Maharani. Sebab, Puan Maharani juga memiliki relawan tersendiri.
Baca juga: Pengesahan Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI Diwarnai Cekcok Politisi PKS dan Puan Maharani
Relawan tersebut tidak berada di bawah naungan PDI-P.
Sementara itu, baliho Puan yang tengah menjadi sorotan bertuliskan "Tangismu, tangisku, ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan."
Tampak foto Puan dengan latar belakang gambar para pengungsi awan panas Gunung Semeru.
Sebelumnya, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang erupsi dengan mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu (4/12/2021).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 10.400 warga yang mengungsi di 406 titik hingga Senin (20/12/2021) pukul 18.00 WIB. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 50 orang. (*)