Ekonomi dan Bisnis

Harga Gas Melon tak Naik Mengacu HET, Bagi Jenis Nonsubsidi Meroket Rp 2.600 per Kg

Harga elpiji Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per kilogram per 3 November

Editor: Budi Susilo
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Pedagang gas elpiji tiga kilogram harus memasang papan pengumuman bertuliskan gas kosong karena pembeli tak henti mencari tabung melon. Nah, kali ini, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi sejak Sabtu (25/12/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Harga elpiji Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per kilogram per 3 November.

Hal itu dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 per kilogram saja.

Sedangkan negara Filipina Rp 26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.000 per kilogram.

Nah, kali ini, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi sejak Sabtu (25/12/2021).

Baca juga: Keputusan Gubernur Kaltara, HET Gas Melon 3 Kg di Nunukan Rp 16.500/Tabung, Wajib Gunakan SKTM

Baca juga: Ibu-ibu Lagi Masak di Dapur Gas Melon 3 Kg Bocor! Tujuh Warga Bontang Disambar Api

Baca juga: Puasa Ramadhan, Pertamina Pastikan Tabung Gas Melon LPG 3 Kg di Kalimantan Timur Aman

Kenaikan harga elpiji tersebut mencapai Rp 2.600 per kilogram.

"Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per kilogram," ujar Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting kepada Kompas.com, Senin (27/12/2021).

Menurut dia, adanya perbedaan kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu, dimaksudkan untuk mendukung penyeragaman harga elpiji ke depannya serta menciptakan fairness harga antar daerah.

Irto menjelaskan, penyesuaian harga elpiji nonsubsidi untuk merespons tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang terus naik sepanjang 2021.

Organisasi Iwapi Balikpapan endorse Pinky Movement LPG Pertamina di Plaza Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (30/3/2021).
Organisasi Iwapi Balikpapan endorse Pinky Movement LPG Pertamina di Plaza Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (30/3/2021). (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Pada November 2021 harganya mencapai 847 dollar AS per metrik ton, tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.

"Penyesuaian harga elpiji nonsubsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," kata dia.

Ia menyebutkan, harga elpiji Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per kilogram per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 per kilogram.

Negara Filipina Rp 26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.000 per kilogram.

"Untuk Malaysia dan Thailand harga elpiji memang relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," imbuh Irto.

Baca juga: Pangkalan Diminta tak Nakal, Pemkab Nunukan 2 Kali Ajukan Permohonan HET Gas Elpiji 3 Kg Rp 20 Ribu

Di sisi lain, ia menekankan, untuk elpiji subsidi 3 kilogram (tabung melon) yang secara konsumsi nasional mencapai 92,5 persen tidak mengalami penyesuaian harga.

Irto bilang, harga gas melon itu tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Pertamina akan memastikan stok dan distribusi elpiji berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan elpiji yang tepat sasaran," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pertamina Resmi Naikkan Harga Elpiji Nonsubsidi, Bagaimana dengan Gas 'Melon' ?,

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved