Berita Samarinda Terkini
Alasan Pandemi dan Tuntutan Hidup, Ada Warga jadi Pelaku Prostitusi Online di Samarinda
Kehilangan pekerjaan menjadi alasan dari 3 pelaku prostitusi online yang diamankan oleh Tim Patroli Cyber Anti Prostitusi Online
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kehilangan pekerjaan menjadi alasan dari 3 pelaku prostitusi online yang diamankan oleh Tim Patroli Cyber Anti Prostitusi Online Polsek Samarinda Kota.
Seperti NH (25), perempuan asal Kutai Kartanegara (Kukar) yang nekad menjajakan diri di Kota Samarinda lantaran sulit mencari pekerjaan pada masa sekarang ini.
Kepada TribunKaltim.co, janda anak satu ini mengaku sebelumnya merupakan seorang karyawan tetap di salah satu pusat perbelanjaan di Kukar, Provinsi Kalimantan Timur.
Namun, ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disahkan, dirinya menjadi salah satu karyawan yang diputus masa kerjanya.
Baca juga: Fakta Prostitusi Online di Samarinda, 6 Pria Jadi Penjaga, Ada Pasangan Kekasih Hingga Nikah Sirih
Baca juga: Tiga Tersangka Prostitusi Online Diamankan, Polsek Samarinda Kota Gencar Gelar Patroli Cyber
Baca juga: BREAKING NEWS Tim Satgas Cyber Aktif, Polsek Samarinda Kota Amankan Belasan Pelaku Prostitusi Online
"Sempat bertahan dengan uang tabungan sambil nyari kerja. Tapi tabungan habis, kerjaan enggak dapat. Mau makan bagaimana?," lirihnya.
Di tengah tuntutan hidup bersama sang buah hati, Ia pun akhirnya mengambil jalan pintas dengan mencoba menjajakan diri melalui aplikasi berbasis online.
Karena tidak ingin langkahnya diketahui oleh pihak keluarga, Ia pun datang ke Kota Samarinda untuk mencari pelanggan.
"Baru satu bulan gini (menjajakan diri). Saya titip anak ke orang tua. Mereka semua taunya Saya kerja mall di Samarinda ini," ucapnya.
Baca juga: Cyber Polsek Samarinda Kota Bongkar Prostitusi Online, Ringkus 2 Muncikari dan 1 Anak di Bawah Umur
Untuk sekali kencan, NH mematok harga Rp 500 ribu. Dalam sehari Ia mengaku bisa melayani 2-3 lelaki hidung belang.
"Uangnya habis buat kebutuhan sehari-hari. Kirim buat anak," imbuhnya.
"Tapi Saya kapok begini. Kalau ada yang bisa ngasih kerjaan, Saya akan sangat berterimakasih. Saya mau cari kerjaan yang halal," ucapnya.
Lain NH, lain KM (19) yang merupakan seorang lelaki dan menjajakan diri sebagai wanita pria (Waria).
Pemuda asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini mengaku sudah melakoni pekerjaan ini sejak satu tahun lalu.
Ia menerangkan, awalnya dirinya merupakan salah seorang karyawan di sebuah salon kota kelahirannya tersebut.
Namun ketika pandemi melanda, banyak salon kecantikan yang harus berhenti beroperasi bahkan gulung tikar lantaran PPKM yang berlaku.