Berita Nasional Terkini

3 Sindiran Pedas Hasto PDIP untuk Anies Baswedan, Gub DKI Dibandingkan dengan Jokowi, Ahok & Djarot

3 sindiran pedas Hasto Kristiyanto PDIP untuk Anies Baswedan, Gubernur DKI dibandingkan dengan Jokowi, Ahok dan Djarot

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews/Irwan Rismawan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto melontarkan beberapa kritik pedas ke Anies Baswedan 

TRIBUNKALTIM.CO - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan sindiran cukup pedas kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hasto Kristiyanto pun membandingkan kinerja kepemimpinan Anies Baswedan dengan beberapa kader PDIP.

Diketahui, sebelum Anies Baswedan menjabat, 3 kader PDIP bergantian memimpin Jakarta yakni Jokowi, Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat.

Beberapa hal menjadi sasaran kritik Hasto Kristiyanto, seperti banjir, hingga gaya kepemimpinan Anies Baswedan.

PDIP, kata Hasto, juga sudah menyiapkan beberapa nama untuk diterjunkan di Pilgub DKI Jakarta.

Baca juga: Nama Ahok Menguat, Hasto Bocorkan Jokowi Dialog dengan Megawati Soal Kepala Otorita IKN Nusantara

Baca juga: Akhirnya Hasto PDIP Bongkar Ubedilah Badrun Terlibat di Parpol, Pelapor Anak Jokowi Simpatisan PKS?

Baca juga: Bukan Hanya Edy Mulyadi, Daftar Lengkap Tokoh yang Kritik Pemindahan Ibu Kota, Alasan Anies Baswedan

Diantaranya, Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, hingga Gibran Rakabuming.

Dilansir dari Kompas.com, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkali-kali melontarkan 'serangan' ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mulai dari mengkritik kinerja, hingga membandingkan dengan kader-kader PDIP yang merupakan pendahalu Anies Baswedan.

Setidaknya, ada 3 kali momen Hasto melontarkan kritik tajam untuk Anies Baswedan.

PDIP yang merupakan partai oposisi di DKI Jakarta, memang kerap menyentil kerja-kerja Anies selama ini.
Hasto Kristiyanto sempat membandingkan kerja Anies dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi), yang menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012-2014.

Ia juga menilai kerja Anies Baswedan tak sebagus penerus Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Baik Jokowi, Ahok, dan Djarot merupakan kader PDI-P pemimpin ibu kota sebelum Anies Baswedan.

Selain itu, Hasto Kristiyanto mengungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merasa kesal karena sulit bekerja sama dengan Anies Baswedan dalam menghadapi banjir.

Terbaru, Hasto Kristiyanto menyebut Anies Baswedan sebagai pemimpin yang tak mau mengurus wilayah Jakarta secara keseluruhan.

Sorotan Penanganan Banjir

Tahun lalu, Hasto Kristiyanto menilai Anies Baswedan tak beres menangani persoalan banjir di Jakarta.

Akibatnya banjir di Jakarta pun semakin parah.

"Saya bisa merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir.

Kalau saya mengkritik Pak Anies, itu karena bagian tanggung jawab pemimpin guna mengantisipasi banjir," kata Hasto seperti dikutip dari Kompas.TV, Sabtu (29/1/2022).

Hal tersebut disampaikan Hasto dalam acara Program Gerakan Penghijauan dan Bersih-Bersih Daerah Aliran Sungai (DAS), Cinta Ciliwung Bersih, di Waduk Cincin, Jakarta Utara, pada 21 Februari 2021.

Hasto Kristiyanto pun menyebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sampai marah-marah akibat sikap Anies yang dinilai tak bisa diajak bekerja sama dalam menangani banjir Jakarta.

"Pak Basuki, Menteri PU pun sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama dengan pemimpin DKI tersebut,” ungkapnya.

Ia lalu menyindir cara Anies Baswedan menangani banjir.

Baca juga: Bongkar Motif, Fraksi PDIP Cium Dugaan Tender Sirkuit Formula E Sengaja Gagal, Program Anies Batal?

Sebab saat kampanye Pilgub DKI 2017, Anies Baswedan sempat menyatakan penanganan banjir Jakarta harus dilakukan dengan memastikan air meresap ke dalam tanah, bukan mengalirkan air ke laut.

"Kalau bicara banjir Jakarta, karena asumsi yang salah bahwa air itu akan masuk ke bumi," tutur Hasto.

Hasto Kristiyanto menilai, penanganan banjir di Jakarta yang kurang saat ini dikarenakan persoalan manajemen, tata ruang, dan keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan.

Bandingkan dengan Kader PDIP

Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan Anies Baswedan jauh berada di bawah Jokowi, Ahok, dan Djarot saat menjadi Gubernur DKI.

Akibatnya, kini kemajuan Jakarta tidak seperti ketika tiga kader PDIP tersebut memimpin ibu kota.

"Sebab, praktis kemajuan dalam beberapa tahun terakhir masih jauh di bawah kemajuan ketika DKI dipimpin oleh Pak Jokowi, Pak Ahok, dan Pak Djarot," sebut Hasto dalam keterangannya, Kamis (6/1/2022).

Hasto Kristiyanto membicarakan hal ini saat mengungkap upaya PDIP yang sedang merancang gagasan tentang masa depan DKI.

Tujuannya adalah guna memercepat pembangunan di DKI Jakarta.

Meski PDIP belum memutuskan soal nama calon yang akan diusung pada Pilkada DKI 2024, Hasto sempat mengungkap beberapa kandidat yang masuk dalam radar partainya untuk bisa menggantikan Anies sebagai Gubernur DKI.

"Ada juga Anas (Abdullah Azwar Anas) dari Banyuwangi (mantan Bupati Banyuwangi), Hendi (Hendrar Prihadi) dari Semarang (Wali Kota Semarang), kemudian pak Kanang (Budi Kanang Sulistyono) dari Kabupaten Ngawi (eks Bupati Ngawi)," urai Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Jumat (7/1/2022).

Selain nama-nama itu, Hasto Kristiyanto menyebut sosok Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang pernah 2 periode menjadi Wali Kota Surabaya.

Baca juga: Anies Baswedan Diuntungkan Jadwal Pemilu 2024, Pengamat Bongkar Manuver Gub DKI Jelang Pilpres 2024

"Bu Risma dalam kepemimpinan selama 2 periode di Kota Surabaya mampu menunjukkan perubahan yang signifikan.

Perubahan secara kultur sehingga masyarakat Surabaya kita lihat sekarang merawat lingkungan dengan baik," ucap Hasto.

Sementara untuk Gibran Rakabuming, Hasto menyebut putra sulung Jokowi tersebut masih harus membuktikan kepemimpinan yang ideologis dan mengedepankan kultur Nusantara agar bisa dipertimbangkan PDI-P sebagai cagub DKI.

Anies Baswedan Pemimpin Santai?

Saat berbicara soal pembangunan DKI Jakarta, Hasto Kristiyanto menilai Anies Baswedan hanya fokus menggarap hal-hal yang ada di jantung ibu kota.

Menurut dia, Anies Baswedan lebih memprioritaskan pembangunan di pusat kota seperti Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

Anies Baswedan pun disebut tak mau melihat kondisi pinggiran Jakarta.

"Hal-hal yang berada di pinggiran Jakarta itu tidak mendapatkan sentuhan yang membawa perubahan secara sistemik bagi kemajuan daerah," kata Hasto saat menghadiri kegiatan penanaman pohon di Danau Kampung Bintaro, Jakarta, Sabtu (29/1/2022).

Hasto Kristoyanto kembali membandingkan Anies dengan Jokowi, Ahok, dan Djarot.

Ia mengatakan, Anies tak mau melanjutkan kebijakan-kebijakan unggulan ketiga pendahulunya itu, padahal program-program yang dimaksud punya banyak kebaikan untuk Jakarta.

Contohnya seperti pembangunan taman, perawatan danau, hingga pemberian sungai.

Hasto juga mengkritik Anies tak lagi memperhatikan tata kota dengan baik, seperti yang terlihat di kawasan Tanah Abang.

Anies Baswedan dinilai luput dalam berbagai aspek.

Baca juga: Geisz Chalifah Larang Bicara Pilpres 2024, Anies Baswedan Bocorkan Waktu Berjuang untuk Indonesia

Dampaknya, banyak kemajuan di era Jokowi, Ahok, dan Djarot kini terabaikan.

"Dalam membersihkan sungai yang dahulu dipelopori Pak Jokowi dan Pak Ahok yang secara spektakuler yang mampu mengubah Waduk Ria Rio, sekarang bisa lihat di sana (seperti apa)," tukasnya.

Hasto juga menyoroti keberadaan ekskavator milik Pemprov DKI Jakarta yang jarang beroperasi untuk mengeruk aliran air di Jakarta.

Padahal ekskavator di era Jokowi dan Ahok, kata dia, semua berjalan.

Ini artinya program pembersihan bekerja dengan optimal untuk memastikan aliran di Jakarta berjalan dengan baik.
"Masyarakat harus menjadi pengawas agar program bisa dijalankan sebaiknya," sebut Hasto.

Hasto lalu menyinggung bagaimana Jokowi, Ahok, dan Djarot berhasil mengubah kultur organisasi di Pemprov DKI sehingga birokrasi yang ada dapat berjalan satu napas dari tingkat gubernur hingga petugas di lapangan.

Ia lalu menyindir Anies yang bekerja santai, dan hanya mengandalkan bawahannya untuk bekerja.

“Jadi tidak bisa pemimpin santai, kerjanya meminta yang di bawah bekerja,” tutup Hasto Kristiyanto. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved