Kehidupan di Bumi Bukan Satu-satunya, Ilmuwan Perkirakan Ada 36 Peradaban Cerdas di Bima Sakti
Perdebatan atau pertanyaan apakah manusia sendirian di alam semesta ini hingga kini masih terus mengusik banyak pihak.
TRIBUNKALTIM.CO - Perdebatan atau pertanyaan apakah manusia sendirian di alam semesta ini hingga kini masih terus mengusik banyak pihak.
Beragam cara pun bahkan terus ditempuh untuk mencari tanda-tanda kehidupan lain di luar Bumi.
Tetapi nampaknya misteri terbesar itu berlahan mulai menunjukkan titik terangnya.
Peneliti telah mengembangkan pendekatan baru yang akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa mungkin ada lebih dari 30 peradaban cerdas di seluruh galaksi Bima Sakti.
Baca juga: Terungkap! Ternyata Inilah Penyebab Serangan Hiu Meninggal Saat Bulan Purnama
Kesimpulan itu berdasarkan dari analisis mengenai bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi.
Tata Surya terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, dan planet asal kita terbentuk dari cakram gas dan debu yang berputar jutaan mil jauhnya dari bintang inangnya.
Namun, tanda-tanda pertama kehidupan mikroba baru muncul di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, membutuhkan sekitar satu miliar tahun untuk berkembang.
Setelah itu perlu waktu lebih lama bagi manusia modern untuk berkembang, sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Selanjutnya, peradaban modern baru dimulai sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Dan setelah bertahun-tahun, manusia menjadi peradaban yang cerdas dan berkomunikasi sekitar 100 tahun yang lalu.
Mempertimbangkan bahwa dibutuhkan hampir 5 miliar tahun untuk sebuah peradaban teknologi untuk eksis di sebuah planet, dan dengan asumsi bahwa kehidupan berevolusi di planet lain dengan cara yang sama di Bumi, studi yang diterbitkan di The Astrophysical Journal itu memperkirakan bahwa mungkin ada 36 alien lainnya.
Kriteria untuk peradaban ini didasarkan pada berapa lama mereka telah secara aktif mengirimkan sinyal keberadaan mereka ke alam semesta, seperti transmisi radio yang dilakukan penduduk bumi.
"Idenya adalah melihat evolusi tetapi pada skala kosmik. Kami menyebut perhitungan ini sebagai Batas Copernican Astrobiological," kata Christopher Conselice, profesor Astrofisika di University of Nottingham, dan penulis utama studi ini, seperti dikutip dari Inverse, Selasa (16/6/2020).
Namun, para peneliti memperkirakan bahwa peradaban makhluk luar angkasa ini mungkin terletak sekitar 17.000 tahun cahaya, yang akan membuat sulit untuk mendeteksi atau berkomunikasi dengan mereka dengan teknologi yang dimiliki Bumi saat ini.
Baca juga: Beda dengan Planet Lain, Tahu Kenapa Bumi Hanya Punya 1 Satelit Alami? Ada Fakta Unik di Baliknya
Lebih lanjut, jika ternyata tidak ada peradaban modern aktif lain di Bima Sakti saat ini, itu justru bukan pertanda baik bagi kita.
Menurut Conselice hal tersebut bisa menjadi indikasi bahwa peluang bertahan hidup untuk peradaban seperti kita cukup kecil dan tidak bertahan lama.
"Penelitian baru kami menunjukkan bahwa pencarian peradaban cerdas di luar bumi tidak hanya mengungkapkan keberadaan bagaimana bentuk kehidupan, tetapi juga memberi kita petunjuk untuk berapa lama peradaban kita sendiri akan bertahan," kata Conselice seperti dilansir Kompas.com
NASA Temukan Planet Mirip Bumi dengan Atmosfer Aneh
Planet mirip Bumi dengan atmosfer yang ditemukan para peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA dan University of New Mexico, Amerika Serikat.
Planet tersebut membuat para ilmuwan bersemangat untuk memburu kehidupan di luar Bumi.
Para peneliti mengidentifikasi eksoplanet tersebut sebagai TOI-1231b yang mengorbit bintang katai M, atau yang dikenal sebagai katai merah.
Dilansir dari The Independent, Sabtu (12/6/2021), para ilmuwan mampu mengkarakterisasi bintang itu, dan mengukur jari-jari, serta massa dari exoplanet TOI-1231 b.
Selanjutnya, informasi ini memberi mereka data yang diperlukan untuk menghitung kepadatan, dan berhipotesis dari apa atmosfer terbuat.
Planet mirip Bumi ini berukuran sub-Neptunus yang memiliki iklim sedang dengan orbit 24 hari, delapan kali lebih dekat ke bintangnya daripada Bumi ke matahari.
Baca juga: Keren! Inilah 10 Peristiwa Langit yang Akan Muncul Tahun 2022 ini, Ada yang Sebentar Lagi Terjadi
Akan tetapi, suhu planet ini, menurut peneliti NASA, mirip dengan Bumi. Sebab, bintang katai merah itu sendiri tidak cukup kuat.
Atmosfer planet tersebut sekitar 140 derajat Fahrenheit, menjadikan TOI-1231b sebagai salah satu exoplanet kecil paling dingin yang dapat diakses untuk studi atmosfer yang pernah ditemukan.
Ada kemungkinan bahwa ada awan tinggi yang berada lebih tinggi di atmosfer, dan mungkin bukti adanya air.
"Pengamatan di masa depan dari planet baru ini akan memungkinkan kita menentukan seberapa umum (atau jarang) awan air terbentuk di sekitar dunia beriklim sedang ini,” kata ilmuwan NASA JPL Jennifer Burt.
Asisten profesor di Departemen Fisika dan Astronomi UNM Diana Dragomir juga menambahkan bahwa studi lebih lanjut akan diperlukan untuk memahami secara tepat bagaimana komposisi planet baru yang ditemukan ilmuwan NASA, yang disebut mirip Bumi ini.
"Kepadatan rendah TOI-1231b menunjukkan bahwa ia dikelilingi oleh atmosfer yang substansial daripada menjadi planet berbatu. Tapi komposisi dan luasnya atmosfer ini tidak diketahui!," kata Dragomir.
Lebih lanjut Dragomir mengataan TOI-1231b dapat memiliki atmosfer hidrogen atau hidrogen-helium yang besar, atau atmosfer uap air yang lebih padat.
Masing-masing akan menunjukkan asal yang berbeda, memungkinkan para astronom untuk memahami apakah dan bagaimana planet terbentuk secara berbeda di sekitar katai M jika dibandingkan dengan planet di sekitar Matahari.
Para ilmuwan dapat melakukan studi ini dengan menyelidiki apakah gas sedang meledak dan mencari bukti atom hidrogen dan helium, yakni sesuatu yang biasanya tidak mungkin karena keberadaan mereka tertutup oleh gas antarbintang.
Kendati demikian, karena sistem planet-bintang ini bergerak cepat menjauh dari Bumi, para ilmuwan berharap hal itu dapat dicapai.
"Salah satu hasil paling menarik dari dua dekade terakhir ilmu planet ekstrasurya adalah, sejauh ini, tidak ada sistem planet baru yang kami temukan terlihat seperti tata surya kita sendiri," kata Burt.
Burt menambahkan bahwa sistem tersebut penuh dengan planet seukuran Bumi dan Neptunus pada orbit yang jauh lebih pendek daripada Merkurius.
"Jadi kami tidak memiliki contoh lokal untuk membandingkannya. Planet baru yang kami temukan ini masih aneh, tapi ini satu langkah lebih dekat untuk menjadi seperti planet tetangga kita," jelas Burt.
Selanjutnya, Burt menambahkan jika dibandingkan dengan kebanyakan planet transit yang terdeteksi sejauh ini, yang sering memiliki suhu terik dalam ratusan atau ribuan derajat, exoplanet TOI-1231b justru sangat dingin.
Studi planet baru mirip Bumi yang ditemukan para ilmuwan NASA ini akan diterbitkan di jurnal The Astronomical Journal dengan judul TOI-1231b: A Temperate, Neptune-Sized Planet Transiting the Nearby M3 Dwarf NLTT 24399 pada edisi mendatang.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tRibunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.