Pengukuhan PBNU di Balikpapan

Kelakar Ketum PBNU Gus Yahya di Hadapan Jokowi, Ma'ruf Amin dan JK soal IKN Baru di Kaltim

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya berkelakar di hadapan Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin dan mantan Wapres,

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
YOUTUBE TV NU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya dan Presiden RI Joko Widodo di acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027, Senin (31/1/2022) di Gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya berkelakar di hadapan Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin dan mantan Wapres Jusuf Kalla soal Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Awalnya, Ketua Umum PBNU memuji gagasan pemerintah membangun IKN baru di Kalimantan Timur.

Gus Yahya menyebut gagasan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur adalah gagasan yang keluar dari kotak atau out of the box.

Ia pun meyakini bahwa gagasan-gagasan seperti itu semakin lama semakin terang dan akan menjadi inisiatif yang efektif untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

"Semakin lama kami semakin menyadari bahwa Kaltim ini istimewa. Izinkan saya secara tulus memuji inisiatif dan gagasan untuk membangun Ibu Kota Negara yang baru di Kaltim karena ini adalah gagasan yang keluar dari kotak, out of the box," ujar Gus Yahya dalam sambutannya di acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlathul Ulama Masa Khidmat 2022-2027, Senin (31/1/2022) di Gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca juga: Fakta-fakta Pengukuhan PBNU di Balikpapan, Gubernur Kaltim Masuk PBNU hingga Ketum Bermunajat di IKN

Selanjutnya, Gus Yahya melontarkan kelakarnya soal gagasan out of the box.

Diakuinya, Kalimantan Timur yang menjadi sasaran gagasan out of the box, ternyata juga mengundang semakin banyak gagasan out of the box lainnya, termasuk di kalangan warga Nahdliyyin.

Kepada Presiden Jokowi, Gus Yahya melaporkan bahwa karena terdorong oleh besarnya rasa gembira menyambut IKN baru, maka pihaknya mengundang banyak orang dari para pengurus wilayah untuk ikut hadir dalam acara pengukuhan PBNU.

"Karena setiap pengurus wilayah mengajak terlalu banyak rombongan ke sini, maka kalau dibiarkan saya tidak tahu bisa ribuan orang (di ruangan ini), tapi karena pembatasan prosedur kesehatan maka hanya 300 orang yang diizinkan bergabung di ruangan ini," kata Gus Yahya.

Lantas, Gus Yahya menceritakan warga NU yang tidak bisa masuk ke gedung Dome terpaksa difasiltasi ruangan di hotel-hotel untuk mengikuti secara virtual.

"Itu pun banyak jemaah memlih lari dari hotel untuk berdiri di halaman gedung ini untuk melihat langsung dan menyapa tamu agung," ujar Gus Yahya.

Baca juga: Ketua Umum PBNU: Kalimantan Timur Istimewa, Ibu Kota Negara Baru Gagasan Out of The Box

Tak hanya itu, KH Yahya Cholil Staquf juga berkelakar bagaimana gagasan out of the box banyak muncul di tengah pembatasan protokol kesehatan.

"Sebetulnya anggota paduan suara Indonesia Raya harusnya 40 orang, tapi lagi-lagi karena harus dibatasi maka hanya 20 orang. Sisanya terima untuk menyanyi di samping ruangan ini. Ini karena berpikir di luar kotak itu," kelakar Gus Yahya.

Ketua Umum PBNU itu kembali mengundang gelak tawa ketika menceritakan betapa gagasan out of the box sampai mengubah peribahasa.

"Tadinya kita khawatir akan turun hujan, maka harus sediakan payung-payung di halaman. Tapi daripada repot ganti payung, kita ganti istighosah. Maka peribahasa 'Sedia Payung sebelum Hujan', telah berubah 'Sedia Pawang sebelum Hujan'," celetuknya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved