Ibu Kota Negara

Tokoh Kalimantan Tandingan Ahok Cs untuk Kepala Otorita IKN, Irianto Lambrie hingga Syaharie Jaang

Nama tokoh Kalimantan disebut tandingi Ahok cs sebagai Kepala Otorita IKN Nusantara. Dari mantan Gubernur Kaltara hingga dua eks wali kota di Kaltim.

Editor: Amalia Husnul A
HO/Kementerian PUPR
Ilustrasi desain Ibu Kota Negara ( IKN ) Nusantara. Nama tokoh Kalimantan disebut tandingi Ahok cs sebagai Kepala Otorita IKN Nusantara. Dari mantan Gubernur Kaltara hingga dua eks wali kota di Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO - Gelombang dukungan agar jabatan Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara ( IKN ) Nusantara dipimpin putra daerah di Kalimantan Timur ( Kaltim ) terus mengemuka.

Sejumlah tokoh lokal disebut dapat menandingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan beberapa nama lainnya yang disebut-sebut bakal calon Kepala Otorita IKN Nusantara.

Majelis Organisasi Daerah Nasional (MODN) dan Koalisi Pemuda IKN (KOPI-KN) Kaltim, menyebut nama Irianto Lambrie (Mantan Gubernur Kaltara), Rizal Effendi (Mantan Walikota Balikpapan) dan Syaharie Jaang (Mantan Walikota Samarinda).

Belakangan, nama Ahok semakin menguat setelah disebut oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.

Namun, dari Kalimantan Timur, sejumlah usulan untuk mengusung tokoh lokal bermunculan, kini nama mantan Gubernur Kalimantan Utara ( Kaltara ) dan dua mantan Walikota di Kaltim ikut disebut.

Sejumlah tokoh tersebut disebut dapat menandingi Ahok Cs untuk menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara.

Baca juga: 3 Wilayah Pembangunan Ibu Kota Nusantara, Ada 4 Kementerian yang Bakal Pindah ke IKN Tahun 2024

"IKN harus ada putra daerah.

Karena dari situ lah, suara masyarakat Kaltim bisa diakomodir dan tidak melenceng akan tujuan pasti IKN masuk ke Kaltim," ungkap Bendahara MODN, Mahfudz Ghozali saat memberikan pendapatnya di Samarinda, Minggu (30/1/2022) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Menurut Mahfudz, perpindahan IKN ke Kaltim harus diiringi dengan memberi kesempatan dan peran bagi putra-putri daerah.

Sebab secara kualitas, tokoh lokal Kaltim sebenarnya tak kalah saing dengan tokoh dari luar Kaltim.

"Lagi pula tokoh yang berasal dari Kaltim dinilai lebih memahami kebutuhan masyarakat maupun permasalahan di Kaltim," kata dia.

Koordinator Koalisi Pemuda IKN (KOPI-KN), Viko Januardhy mengatakan, tiga nama di atas bisa jadi pertimbangan Presiden dalam memutuskan orang yang mengisi struktur Badan Otorita IKN.

Sebab nama-nama kepala Badan Otorita IKN yang mencuat selama ini, disebutnya tak satu pun berasal dari Kaltim.

"Padahal figur-figur ini kami yakini mampu melaksanakan dengan baik persiapan, pembangunan dan pemindahan IKN, sebab mereka memliki pengalaman sebagai kepala daerah," ungkap Viko kepada Kompas.com di Samarinda, Minggu.

Baca juga: Soal Lubang Bekas Tambang di Sekitar IKN, Gubernur Kaltim Sebut Bisa Dipakai Tampung Air Baku

Viko mengatakan, pihaknya mengusulkan nama tunggal Irianto Lambrie sebagai kepala ataupun wakil Badan Otorita IKN melalui surat resmi ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI belum lama ini.

Sebelumnya, disebutkan pula sejumlah nama, mulai dari mantan kepala daerah hingga eks menteri.

Nama-nama itu yakni, eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, dan mantan Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Tumiyana.

Bocoran Dialog Jokowi  dengan Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membocorkan Jokowi melakukan pertemuan dengan Megawati membahas sosok yang pas menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara.

Hasto Kristiyanto menuturkan PDIP memiliki beberapa  kader sesuai kriteria yang diinginkan Jokowi.

Yakni pernah menjadi kepala daerah dan memiliki latar arsitek.

Diantaranya eks Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma dan eks Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Baca juga: Kebutuhan Dana Sistem Transportasi IKN Nusantara Rp 582, 6 M, Kemenhub Membuka Peluang Bagi Swasta

Namun, menurut Hasto Kristiyanto, keduanya saat ini masih mengemban jabatan dari negara.

Dilansir dari Kompas.comSekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, saat ini Presiden Joko Widodo sedang melakukan dialog mengenai kemungkinan nama-nama yang dicalonkan sebagai kepala otorita Ibu Kota Negara (IKN) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Pernyataan ini ia berikan terkait dengan mencuatnya wacana kemungkinan Kepala Negara memilih Basuki Tjahaja Purnama alis Ahok untuk memimpin IKN.

"Semuanya dalam dialog antara Bapak Joko Widodo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri.

Tapi persyaratan kriteria itu PDIP sudah menyampaikan karena besar harapan partai sejak zaman Bung Karno terkait dengan Ibu Kota Negara yang berada di Pulau Kalimantan itu," kata Hasto ketika ditemui di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Hasto Kristiyanto pun mengatakan, PDP memiliki daftar nama yang memenuhi persyararan yang telah ditetapkan Jokowi.

Syarat tersebut yakni pernah menjabat sebagai kepala daerah dan berlatar belakang arsitek.

Adapun Hasto Kristiyanto mengatakan, Ahok dinilai sesuai dan memenuhi syarat tersebut lantaran memiliki rekam jejak kepemimpinan yang cukup baik selama menjabat sebagai wakil gubernur dan gubernur DKI Jakarta.

"Siapa yang diputuskan utuk kami serahkan kepada Presiden Jokowi hanya saja PDI Perjuangan punya nama-nama calon-calon yang memenuhi syarat untuk itu.

Termasuk Pak Basuki Tjahaja Purnama.

Beliau juga punya kepemimpinan yang cukup baik selama menjadi wakil gubernur dan gubernur di DKI Jakarta," kata Hasto Kristiyanto.

Jawaban Ahok

Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga banyak dijagokan sebagai Kepala Otorita IKN.

Namun, saat dimintai tanggapan terkait hal ini, Ahok tak mau angkat bicara.

"Tidak ada tanggapan," kata Ahok kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Di Karni Ilyas Club, Rizal Ramli Sebut Akan Batalkan IKN Baru Jika Jadi Presiden: Selesai Barang Itu

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved