Berita Nasional Terkini
Kisah Dokter Jebolan UGM, Bertahan Hidup Puluhan Tahun di Tengah-tengah Keluarga KKB Papua
Inilah kisah seorang dokter yang bertahan hidup di tengah teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua
Ketika melewati luasnya hutan Asmat untuk menemui para pasien, Soedanto hanya mengkonsumsi makanan seadanya.
"Saya hanya makan sagu dan ikan, sebab tidak ada sayur, daerahnya juga rawa," ujarnya.
Namun ia senang karena selama di Asmat, ia tidak sendirian.
Soedanto senantiasa ditemani beberapa tenaga medis yang adalah penduduk asli Asmat.
Tak perduli apakah penduduk itu adalah keluarga KKB, tapi yang dilakukannya adalah murni demi kemanusiaan.
Ketika ditemui di Jayapura, Jumat 21 Januari 2022, Soedanto pun menceritakan keseharian penduduk asli daerah itu.
Baca juga: KKB Papua Numbuk Telenggen Makin Brutal, Kini Bakar Rumah Kepala Suku Usai Tewaskan 3 Prajurit TNI
Dia mengungkapkan bahwa penduduk Asmat hidup dengan nilai budaya yang kental.
Mereka sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya warisan leluhur.
Saat itu, kenang Soedanto, penduduknya masih memakai pakaian yang terbuat dari rerumputan.
Kehidupan rumah tangga umumnya di bawah rata-rata.
“Selama melayani, banyak masyarakat tak mampu. Mereka hanya membayar dengan sagu, ataupun kayu bakar dari hutan," katanya.
Dan, setelah mengabdi selama 7 tahun lamanya, Soedanto muda pun akhirnya pindah ke Kota Jayapura pada tahun 1982.
Baca juga: Tewaskan 3 Prajurit, KKB Papua Numbuk Telenggen Tak Bisa Tidur Nyenyak, akan Diburu TNI Sampai Dapat
Saat itu, Dokter Soedanto ditempatkan di Rumah Sakit Jiwa Abepura.
Di rumah sakit inilah ia melayani pasien hingga akhirnya pensiun tahun 2013 lalu.
Ketulusannya melayani kesehatan masyarakat dengan tarif Rp 1.000, sepertinya tidak pernah luntur.