Sejarah Hari Ini
Sejarah Hari Ini, Lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam yang Diperingati Tiap 5 Februari
Simak sejarah hari ini, ada lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diperingati tiap 5 Februari.
Penulis: Briandena Silvania Sestiani | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Simak sejarah hari ini, ada lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diperingati tiap 5 Februari.
Untuk diketahui, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia.
Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam ini didirikan tepatnya pada 5 Februari 1947.
Tepat hari ini, Himpunan Mahasiswa Islam menginjakkan umurnya ke-75.
Bagaimana sejarah Himpunan Mahasiswa Islam sehingga bisa diperingati tiap 5 Februari?
Baca juga: Sejarah Hari Ini 18 Tahun Lalu, Facebook Berhasil Diluncurkan Mark Zuckerberg
Baca juga: Sejarah Hari Ini 108 Tahun Lalu, Saat Film Pertama Charlie Chaplin Ditayangkan di Bioskop
Ternyata pendirian Himpunan Mahasiswa Islam ini tidak bisa dipisahkan hubungannya dengan Lafran Pane seperti mengutip laman HMI Komisariat.
Latar belakang pemikiran Lafran Pane untuk mendirikan HMI, adalah juga identik dengan latar belakang munculnya pemikiran HMI.
Dengan demikian memahami pemikiran Lafran Pane, akan senantiasa terdapat proses komunikasi dan ekspresi dengan lingkungannya, yaitu dengan Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, dengan segala royalitas dan totalitasnya.
Pemikiran Lafran tidak bisa dipahami tanpa meletakkannya dalam suatu proses sejarah atau tradisi panjang yang melingkupinya.
Sesuai dengan konteksnya, latar belakang munculnya pemikiran HMI adalah:
- Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan
- Kesenjangan dan kejumhudan umat Islam dalam pengetahuan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan ajaran Islam
- Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaan
- Munculnya polarisasi politik
- Perkembangan paham dan ajaran komunis dikalangan masyarakat dan mahasiswa
- Kedudukan Perguruan Tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
- Kemajemukan bangsa Indonesia
- Tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan.
Baca juga: Hari Hijab Sedunia Diperingati Tiap 1 Februari, Simak Sejarah Lengkapnya Berikut Ini
Baca juga: Tak Tercatat Sejarah, Puluhan Wanita Indonesia Jadi Penjajah di Afrika, Ada Peran Kerajaan Sriwijaya
Menangkap realitas historis dan berbagai persoalan dan perkembangan yang mengikutinya, tampilan Lafran Pane seorang mahasiswa yang sejak menjadi mahasiswa aktif mengamati dan memikirkan secara seksama perkembangan sosial, politik dan budaya di tanah air, mengangkat kedelapan faktor di atas menjadi semangat spiritual.
Idealisme ini diangkat menjadi suatu yang empiris dan pemikiran yang memiliki daya dukung konstruktif, guna merespon berbagai persoalan yang dihadapi bangsa saat itu.
Setelah berulang kali mencoba mengadakan perbincangan yang selalu gagal karena mendapat penentangan dari beberapa organisasi mahasiswa.
Akhirnya, pada hari Rabu Pon 1878, tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan 5 Februari 1947 secara resmi dideklarasikan berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Yogyakarta oleh Lafran Pane bersama 14 orang lainnya yaitu:
- Kartono Zarkasy (Ambarawa)
- Dahlan Husein (Palembang)
- Siti Zainah (istri Dahlan Husein, Palembang)
- Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Singapura)
- Soewali (Jember)
- Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII)
- M. Anwar (Malang)
- Hasan Basri (Surakarta)
- Marwan (Bengkulu)
- Tayeb Razak (Jakarta)
- Toha Mashuri (Malang)
- Bidron Hadi (Kauman Yogyakarta)
- Zulkarnaen (Bengkulu)
- Mansyur.
Berdasarkan penelitian dan penelusuran sejarah, maka Kongres XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, dan disebut sebagai pendiri HMI.
Lafran Pane adalah anak keenam dari Sultan Panguraban Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Februari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak berjalan normal dan lurus.
Lafran Pane mengalami perubahan kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya.
Baca juga: Sejarah 30 Desember 15 Tahun Lalu, Saddam Hussein Dieksekusi Mati tanpa Gunakan Penutup Kepala
Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia menimba ilmu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
Pendidikan agama Islam yang lebih intensif ia dapatkan dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang kelam.
Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di dunia dan akhirat.
Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah study ke Akademi Ilmu Politik (AIP). Saat balai Perguruan Tinggi Gajah Mada dan Fakultas Kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta di nrgrikan pada tanggal 19 Desember 1949 menjadi Universitas Gajah Mada (UGM), secara otomatis Lafran Pane termasuk mahasiswa pertama UGM.
Setelah bergabung menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas tersebut pada tanggal 26 Januari 1953.
Baca juga: Mengapa Februari Hanya 28 Hari? Sejarah Penetapan Kalender Romawi hingga Fakta Tahun Kabisat
Tujuan Himpunan Mahasiswa Islam
Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.