Ibu Kota Negara

Tahun Politik Dimulai, Isu Ibu Kota Negara dan SARA Selalu Dieksploitasi

Topik pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur jadi perbincangan khalayak luas

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Imron Cotan (kiri) dan Chudry Sitompul (kanan) saat berdiskusi terkait pengaruh pemindahan IKN di Ruang Rapat Gedung Dekanat FISIP Universitas Mulawarman, Kota Samarinda, Kaltim, Jumat (11/2/2022). TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Topik pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur jadi perbincangan khalayak luas. 

Pro dan kontra atas pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur semakin ramai dibahas. 

Kali ini, ada pembahasan soal ini. Diskusi pengaruh pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Acara tersebut digelar di ruang rapat gedung Dekanat Fisip Universitas Mulawarman, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat (11/2/2022).

Baca juga: Tindak Tambang di Tahura Bukit Soeharto Dekat Area Ibu Kota Negara, Tim Terkendala Cuaca Buruk

Baca juga: Pengelola Tahura Beber Ada Seribu Hektare Bekas Tambang di Kawasan Ibu Kota Negara

Baca juga: Tindak Tambang Ilegal di Tahura Kaltim, Upaya Mengamankan Hutan Sekitar Kawasan Ibu Kota Negara

Prof. Imron Cotan eks dubes RI untuk Australia 2003-2005 dan dubes RI untuk Tiongkok 2012-2013 hadir sebagai pembicara membahas isu-isu strategis terkait Ibu Kota Negara.

Dia ingin mengedukasi publik agar tidak terpengaruh berita-berita hoaks yang beredar.

Sebab hal itu berakibat kerugian konflik sosial sesama masyarakat, pemecah belah bangsa akibat berita yang tidak bertanggungjawab dan memiliki agenda politik.

"Tahun politik sudah dimulai, isu IKN, isu SARA, dan isu sensitif lain selalu dieksploitasi," tegas Imron Cotan. 

Baca juga: NEWS VIDEO Jarak Tempuh Balikpapan-IKN Hanya 30 Menit, Jalan Tol ke Ibu Kota Negara Mulai Digarap

Hal itu dalam rangka untuk memecah belah bangsa dan memajukan agenda politik.

"Nah, ini yang kita tidak inginkan," kata Imron Cotan.

Kajian-kajian positif yang dilakukannya secara pribadi tersebut bertujuan melahirkan diskusi akademis guna bersama membangun peradaban baru di Ibu Kota Negara.

Dari kajian yang dilakukan, bahwa akan terjadi perubahan fokus dari jawasentris menjadi Indonesiasentris, dimulai dari Indonesia Tengah.

Baca juga: Pengembangan Pertanian Paser, Kesiapan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara di Kaltim

Perpindahan talenta-talenta yang tadinya terpusat di Jawa, nantinya kemudian menyebar ke Kalimantan Timur dan Indonesia tengah.

Tentu diharapkan menjadi motor penggerak mendorong Indonesia menjadi bangsa modern.

Serta ketika mencapai Indonesia generasi emas di tahun 2045. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved