Berita Balikpapan Terkini

Wacana Mogok Produksi karena Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu di Balikpapan Tetap Beroperasi

Seorang pekerja di sebuah pabrik tahu di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Zainal mendengar selentingan berbentuk ajakan

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Seorang pekerja di sebuah pabrik tahu di Balikpapan, Zainal saat ditemui disela bekerja di pabrik tahu sumedang di kawasan Batu Ampar, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (17/2/2022).  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang pekerja di sebuah pabrik tahu di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Zainal mendengar selentingan berbentuk ajakan untuk melangsungkan aksi mogok produksi tahu dan tempe.

Wacana aksi mogok tersebut diketahui sebagai wujud protes terhadap kenaikan harga biji kedelai per kilogram yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Zainal mengaku, meski ada ajakan tersebut, dirinya enggan untuk bergabung dalam lingkaran aksi mogok semacam itu. Kepada TribunKaltim.co, ia membeberkan pertimbangannya.

"Pertama, kita semua disini perantau. Bukan orang asli sini. Sudah harga naik, terus mogok, bisa makin tidak ada penghasilan," jelas Zainal, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Harga Kedelai Naik di Pasaran, Pekerja Pabrik Tahu Sumedang di Balikpapan Kurangi Ukuran Produk

Baca juga: Harga Kedelai di Amerika Serikat Naik, Begini Dampak Bagi Produksi Tahu dan Tempe Dalam Negeri

Baca juga: NEWS VIDEO Harga Kedelai Melambung Tinggi, PPTT Bontang Mogok Produksi

Ia berpendapat, dengan kondisi harga pasaran di Indonesia yang belum merata, tentunya produsen tidak bisa berjalan dalam satu koridor yang sama.

Menurut Zainal, kondisi yang melatarbelakangi produsen pastinya berbeda. Baik modal hingga matriks penjualan di masing-masing daerah.

"Nggak bisa kompak pasti se-Indonesia itu. Ditambah pasti nanti ada yang memanfaatkan keadaan itu," imbuhnya.

"Misal, kita setuju mau mogok se-Indonesia. Nanti pasti ada satu atau dua produsen yang nakal, malah buka sendirian. Dimanfaatkan untuk naikin harga," jelas Zainal.

Baca juga: Impor Masih jadi Penopang Sebabkan Harga Kedelai Rentan Terkerek Naik

Namun begitu, ia sendiri menepis bahwa mendukung kenaikan harga pasokan kedelai dimana sekarang sudah mencapai Rp 11.550 per kilogram.

Baginya, dengan harga yang terus naik sama artinya memojokkan posisi produsen yang secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan.

"Saya juga keberatan kalau harga kedelai naik terus, pedagang makin menjerit nanti. Cuma kita disini perantau juga nggak punya banyak pilihan," tandasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved