Berita Internasional Terkini
Amerika ke Mana? Ukraina Kini Dibombardir Rusia, Tak Ada Negara yang Berani Bantu
Amerika Serikat ke mana? kini dibombardir Rusia, tak ada negara yang berani bantu Ukraina
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Wahyu Triono
TRIBUNKALTIM.CO - Ukraina kini benar-benar sendiri menghadapi invasi Rusia.
Beberapa kota besar Ukraina sudah dibombardir pasukan Vladimir Putin.
Bahkan, ratusan warganya sudah menjadi korban.
Sejauh ini, tak ada negara yang berani membantu Ukraina dari sisi pertahanan atau militer, termasuk Amerika Serikat.
Situasi terkini yang terjadi di Ukraina sejak Rusia melancarkan serangannya pada Kamis (24/2/2022) pagi.
Dilaporkan The Guardian Jumat pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidatonya di televisi.
Baca juga: KONDISI MEMBURUK Pasukan Rusia Masuk Ibu Kota Kyiv, Menhan Ukraina Minta Warga Buat Bom Molotov
Ia berkecil hati setelah berbicara dengan para pemimpin Barat, menyebut negaranya dibiarkan diserang tanpa ada yang membantu.
"Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami," katanya.
"Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun."
"Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO?"
"Semua orang takut."
Zelensky mengatakan bahwa 137 orang telah tewas dan 316 lainnya terluka.
Baca juga: Dampak Perang Rusia vs Ukraina Bagi Indonesia, Jokowi Disarankan Tempuh Jalan Ini
Dalam pidato yang sama, Zelensky memerintahkan mobilisasi militer penuh melawan invasi Rusia, yang akan berlangsung selama 90 hari.
Militer Ukraina akan menentukan berapa banyak orang yang memenuhi syarat untuk dinas, dan kabinet akan mengalokasikan uang untuk mobilisasi.
Sementara itu, warga negara Ukraina (pria) berusia 18-60, dilarang untuk meninggalkan perbatasan Ukraina, menurut Layanan Penjaga Perbatasan Negara.
"Peraturan ini akan tetap berlaku selama periode hukum darurat militer."
"Kami meminta warga untuk mempertimbangkan informasi ini."
Baca juga: Kebijakan Baru Liga Italia Serie A Imbas Perang Rusia vs Ukraina, Pelatih AC Milan Kirim Pesan Ini
Presiden Ukraina mengatakan dia akan tetap berada di Kyiv, bahkan ketika, katanya, Rusia telah menandai dia sebagai "target #1" dan keluarganya sebagai "target #2".
Menurut pejabat Ukraina, gelombang serangan awal diduga melibatkan rudal jelajah, artileri dan serangan udara yang menyerang infrastruktur militer dan posisi perbatasan, termasuk pangkalan udara.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menanggapi invasi dengan mengumumkan darurat militer dan mengatakan Kyiv akan mengeluarkan senjata untuk setiap warga Ukraina yang ingin membela negara mereka.
Ketika diplomat Ukraina memohon kepada dunia untuk menghentikan agresi Rusia, Zelenskiy memperingatkan kembalinya masa lalu yang suram.
Pada sore hari pada hari Kamis, kementerian pertahanan Rusia mengklaim telah "menetralisir" pangkalan udara dan pertahanan udara Ukraina, menghancurkan 74 fasilitas darat militer, termasuk 11 lapangan terbang, tiga pos komando dan 18 stasiun radar untuk sistem rudal anti-pesawat.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan Rusia telah melakukan 203 serangan dan pertempuran berkecamuk di hampir seluruh wilayah.
Ribuan orang Ukraina sudah bergerak dan meninggalkan negara itu. (*)