Isra Miraj
Sejarah Isra Miraj Lengkap Pidato Singkat Tentang Isra Miraj 2022 atau 1443 H dan Perintah Shalat
Momen Isra Miraj identik dengan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW sehingga mendapatkan perintah shalat.
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah sama-sama kita panjatkan puja serta puji syukur kita kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberi kita nikmat sehat wal afiat sehingga dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini.
Shalawat teriringkan salam tak lupa kita sampaikan keharibaan baginda kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Nabi Muhammad SAW adalah panutan bagi kita semua, sosok yang amat bersejarah bagi kita umat muslim di seluruh dunia.
Kesucian jiwanya mengantarkannya menembus langit ketujuh bertemu dengan para nabi dan rasul sekaligus menyaksikan beberpa peristiwa yang akan datang.
Ini merupakan bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Tiada daya dan upaya melainkan dengan takdir dan kuasanya. Allahuakbar.
Baca juga: Isra Miraj 2022, Bacaan Sholawat Nariyah dan Keutamaan Membacanya Menurut Ustaz Abdul Somad
Allah mengutus Jibril Alaihissalam mendampingi Nabi Muhammad menembusi sidratul muntaha melakukan perjalanan spritual yang sangat luar biasa.
Pada perjalanan Isra dan Miraj, Nabi Muhammad tidak hanya bertemu dengan para Nabi dan Rasul terdahulu melainkan Allah perlihatkan beberapa peristiwa gambaran syurga dan neraka setelah mati.
Hanya dengan keimanan yang teguh kita mampu menerima semua peristiwa yang terjadi saat Isra dan Miraj.
Oleh karenanya, peringatan Isra dan Miraj menjadi hal yang sangat penting agar kita mengetahui sejarah Isra dan Miraj.
Demikianlah pidato singkat sejarah Isra dan Miraj yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Ceramah 2: Kisah Nabi Muhammad SAW dalam Isra Miraj
Kisah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya. Dari sahabat Anas bin Malik ra. Rasullah SAW bersabda:
Didatangkan kepadaku buraaq, yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandangannya).
Maka saya pun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis.
Lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi.