Amalan dan Doa
Nisfu Syaban 1443 H Jatuh pada Tanggal Berapa? Perbanyak Dzikir, Doa, dan Sujud Mohon Ampunan
Selain berpuasa, amalan-amalan lain yang dianjurkan dilakukan di bulan Syaban adalah perbanyak dzikir dan berdoa.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO - Nisfu Syaban 1443 H Jatuh pada tanggal berapa? Berapa hari lagi puasa Nisfu Syaban 2022?
Pertanyaan tersebut makin banyak muncul menjelang berakhirnya bulan Rajab 1443 Hijriyah.
Selain berpuasa, amalan-amalan lain yang dianjurkan dilakukan adalah perbanyak dzikir dan berdoa.
Baca juga: Kapan Nisfu Syaban 2022? Ini Bacaan Niat Puasa Syaban dan Bayar Utang Puasa Ramadhan Sebelumnya
Syaban merupakan bulan ke-8 dalam kalender Hijriah dan pertanda semakin dekat dengan Ramadhan.
Tanggal dan waktu datangnya bulan Syaban di tahun Masehi selalu berbeda tiap tahunnya karena mengacu pada kalender Hijriyah.
Tahun ini, 1 Syaban 1443 Hijriah diperkirakan jatuh pada hari Jumat 4 Maret 2022.
Di bulan ke-8 kalender Hijriah ini, terdapat 1 malam yang mulia yakni Nisfu Syaban yang jatuh pada tanggal 15 Syaban.
Malam 15 Syaban atau Nisfu Syaban 2022 diperkirakan jatuh pada tanggal 18 Maret 2022 atau selepas maghrib tanggal 17 Maret.
Banyak amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Syaban dan malam Nisfu Syaban, di antaranya dengan memanjatkan doa.
Malam Nisfu Syaban punya banyak keutamaan.
Satu di antaranya adalah pada malam itu Allah SWT mengampuni dosa hambanya yang bertaubat.
Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan, pada malam itu, Allah SWT mengampuni dosa orang yang di malam itu bersujud dan bertobat mohon ampun.
Terkecuali dosa syirik atau musyrik (mempersekutukan Allah) dan orang yang bertengkar tapi tidak berdamai sampai malam Nisfu Syaban tiba.
Baca juga: Nisfu Syaban 2022 Jatuh pada Tanggal? Bacaan Niat Puasa Syaban dan Mengganti Utang Puasa Ramadhan
Sementara itu, Buya Yahya menyatakan, bulan Syaban adalah bulan yang sangat diperhatikan Rasulullah SAW.
Dalam hadits riawayat Imam Bukhari, Siti Aisiyah bercerita, Nabi tidak pernah berpuasa banyak di satu bulan, seperti pada bulan Syaban.