Berita Internasional Terkini

Perang dengan Ukraina, Rusia Gunakan Bom Tandan yang Bisa Berubah Jadi Ranjau, Putin Siagakan Nuklir

Gempuran terus dilakukan Rusia ke wilayah Ukraina, dengan menggunakan berbagai jenis senjata

Genya SAVILOV / AFP
Pemandangan mobil-mobil yang dihancurkan oleh penembakan baru-baru ini di pinggiran Kyiv pada 28 Februari 2022. Kepala hak asasi manusia PBB mengatakan pada 28 Februari 2022 bahwa setidaknya 102 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, telah tewas di Ukraina sejak Rusia meluncurkan misinya, invasi lima hari yang lalu, memperingatkan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. 

Washington Post belum bisa memverifikasi citra tersebut secara independen.

Foto-foto tak terverifikasi lainnya menunjukkan tentara Rusia yang ditangkap, beberapa hanya dipersenjatai secara sederhana.

Dalam sebuah video yang diedarkan oleh angkatan bersenjata Ukraina, dua tentara Rusia diduga ditahan membawa senapan jenis AK yang sudah tua tanpa optik canggih atau laser inframerah, yang biasa digunakan oleh pasukan militer konvensional.

Gambar-gambar itu juga menunjukkan bayonet yang mungkin berasal dari era Soviet dan pita merah di sekitar lengan dan kaki mereka, mungkin untuk mengidentifikasi sebagai teman bagi pasukan Rusia lainnya.

5. Bom termobarik

Rusia membawa bom termobarik, salah satu senjata mereka yang paling ditakuti dunia, saat melakukan invasi ke Ukraina.

Dikutip dari The Guardian pada Minggu (27/2/2022), dalam video yang direkam oleh kru CNN tampak Rusia mengangkut sistem pelontar TOS-1 yang berat menuju perbatasan Ukraina, Sabtu (26/2/2022).

Ada juga video di Twitter yang menyebut TOS-1A pembawa senjata termobarik melintas di Tokmak, Ukraina selatan.

Pengerahan bom termobarik ini dilakukan ketika pasukan Rusia dan sekutu separatisnya telah menggunakan sistem roket berpeluncur ganda BM-21 Grad di timur dan selatan Ukraina.

Bom termobarik juga tampak dikerahkan di sekitar Kharkiv, lokasi munculnya foto-foto BM-21 yang hancur dan tewasnya seorang tentara Rusia.

6. Senjata nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (27/2/2022) menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Menurut para ahli Barat kepada AFP, itu adalah bagian dari pola peningkatan ketegangan setelah serangannya ke Rusia, tetapi langkah itu kemungkinan adalah gertakan baru yang berbahaya.

Sementara itu Inggris pada Senin (28/2/2022) mengatakan, tidak ada gerak-gerik signifikan dari senjata nuklir Rusia. (*)

Berita Internasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved