Berita Nasional Terkini
Bahlil Balas Sindir Pengkritik BBM Dicampur Etanol, 'Mungkin karena Saya Sekolahnya di Google'
Bahlil Lahadalia balas sindir pengkritik BBM dicampur etanol, 'mungkin karena saya sekolahnya di Google'.
TRIBUNKALTIM.CO - Bahlil Lahadalia tanggapi kritik soal kebijakan campuran Etanol dalam BBM.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi secara santai kritik terhadap rencana pemerintah yang akan mewajibkan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) dengan 10 persen etanol mulai tahun 2026.
Dalam pernyataannya, Bahlil menyindir para pengkritik yang menurutnya terlalu akademis dalam menilai kebijakan tersebut.
“Nah kita kok masih persoalkan hal-hal yang... ya mungkin sekolahnya terlalu pintar. Mungkin karena saya sekolahnya di Google, enggak ada kali ya pelajaran soal campuran BBM dengan etanol,” ujar Bahlil sambil berkelakar dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian ESDM dan Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Baca juga: Kata Bahlil soal Dirinya Digugat Gara-Gara Kelangkaan BBM di SPBU Swasta
Tujuan Kebijakan: Kurangi Ketergantungan Impor BBM
Menurut Bahlil, kebijakan pencampuran etanol merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Ia memaparkan bahwa kebutuhan bensin nasional saat ini mencapai 40 hingga 42 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi dalam negeri hanya sekitar 14 hingga 15 juta ton.
Artinya, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 25 hingga 27 juta ton bensin setiap tahunnya.
“Dengan melihat kilang kita dan potensi cadangan yang ada dengan waktu yang tersedia, rasanya untuk menciptakan keseimbangan dan mengurangi impor harus ada strategi lain,” jelasnya.
Belajar dari Biodiesel
Bahlil juga menyinggung keberhasilan program biodiesel sebagai pembelajaran penting.
Sejak 2015, Indonesia telah menerapkan kebijakan pencampuran solar dengan biodiesel sebesar 10 persen (B10).
Seiring waktu, baurannya meningkat hingga B40 dan direncanakan mencapai B50 pada 2026.
Ia mengklaim kebijakan biodiesel telah memberikan dampak positif, terutama bagi petani kelapa sawit.
Harga bahan baku biodiesel seperti minyak nabati mengalami kenaikan, dan impor solar pun berkurang signifikan.
Melihat hasil tersebut, Bahlil optimistis bahwa penerapan etanol dalam BBM akan memberikan manfaat serupa.
Ia menyebutkan bahwa etanol yang berasal dari bahan baku seperti singkong dapat membuka peluang kerja dan memperkuat kedaulatan energi nasional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.