Berita Balikpapan Terkini
Tidak Hanya Minyak Goreng, Bahan Pangan Lain Menyusul Naik, Pedagang di Balikpapan Mulai Resah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan ketersediaan minyak goreng aman dengan total kuota capai 1,67 juta liter yang dipasok dari 23 produsen
Penulis: Amelia Mutia Rachmah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kelangkaan minyak goreng akibat meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) dunia ikut m emicu CPO domestik dan ketersediaannya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan ketersediaan minyak goreng aman dengan total kuota capai 1,67 juta liter yang dipasok dari 23 produsen se-Kaltim.
Minyak goreng itu pun didistribusikan kepada 39 distributor untuk diteruskan ke 543 toko swalayan dan 17 pelaku pedagang besar.
Balikpapan mendapatkan jatah sebanyak 421.823 liter, terbanyak kedua setelah Samarinda yang merupakan 1,09 juta liter.
Pada tanggal 1 Februari 2022 pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada minyak goreng mulai Rp11.500 per liter, untuk kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan untuk kemasan premium Rp14.500.
Baca juga: KPPU Soroti Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Balikpapan yang Masih Tinggi
Baca juga: Pengunjung Pasar Pandansari Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng di Balikpapan
Baca juga: Minyak Goreng di Pasar Pandansari Balikpapan Langka, Dahlan Perbanyak Curah dan Jual Stok Lama
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) UKM Kaltim, Robyan Noor mengatakan, kebutuhan harian minyak goreng Kaltim sebesar 15,06 ton per hari, dan rata-rata pasokan masuk ke Kaltim dari tanggal 25 Februari 2022 adalah sebesar 118.762 liter per hari.
“Seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltim,” ungkapnya
Namun ternyata kebijakan tersebut tidak sampai ke pedagang pasar di seluruh pelosok tanah air. Hal ini karena, harga minyak goreng masih mahal di sejumlah wilayah Indonesia.
Beberapa pedagang minyak masih memberlakukan harga di atas HET walaupun sudah dilakukan pemantauan harga. Hal ini juga berimbas pada harga pangan di sejumlah pasar tradisional di Balikpapan seperti kedelai, dan daging.
Kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin yang sebelumnya seharga Rp10.000 per kilo sekarang tembus Rp11.631 per kilogram.
Baca juga: Antisipasi Kelangkaan Minyak Goreng, DPRD Balikpapan Desak Pemkot Operasi Pasar di Kota Beriman
Sementara itu, Agus pedagang daging di Pasar Sepinggan, Balikpapan kenaikan harga daging sudah ada sejak bulan lalu.
“Harga daging dulu 130 ribu rupiah per kilo tapi sekarang bisa nembus harga nya sampai 140 ribu rupiah per kilo, di pasar klandasan bahkan sampai 140 ribu per kilo,” ujarnya.
Agus mengaku, bahwa penjualan di Balikpapan masih normal dikarenakan konsumsi masyarakat masih tinggi apalagi menjelang bulan puasa. Tetapi ia khawatir jika terus merangkak naik akan sangat menganggu mengingat stok sapi sangat terbatas di Balikpapan.
Kondisi harga yang naik tersebut menyebabkan pedagang cukup kewalahan dan harus putar otak agar bisa tetap memenuhi kebutuhan.
Guna menanggulangi hal tersebut, Disperindagkop kaltim melaksanakan operasi pasar yang bekerjasama dengan pihak swasta untuk menyediakan hotline laporan pengaduan konsumen.