Meninggal Usai Antre Minyak Goreng
Baru Menikah Lagi, Bupati Berau Berduka, Warganya Meninggal Usai Pingsan Saat Antre Minyak Goreng
Baru menikah lagi, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas berduka, warganya meninggal dunia usai pingsan saat antre minyak goreng di Teluk Bayur.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO - Bupati Berau Sri Juniarsih Mas tengah berbahagia sekaligus berduka.
Di saat ia tengah berbahagia karena baru saja menikah lagi, Sri Juniarsih Mas justru mendengar kabar duka dari Berau.
Sri Juniarsi Mas baru saja menikah lagi. Bupati Berau ini menikah dengan anggota Polri, Kombes Pol Edy Siswanto.
Belum diketahui Kombes Pol Edy Siswanto ini bertugas di mana.
Dari video rilis yang diterima TribunKaltim.co Sri Juniarsih hanya memperkenalkan nama suami dan pekerjaannya sebagai anggota Polri.
Baca juga: NEWS VIDEO Ikut Dalam Antrean Minyak Goreng, Satu Warga Berau Meninggal Dunia Usai Pingsan di Tempat
Baca juga: Minyak Goreng Langka Telan Korban, Ibu di Berau Meninggal Usai Pingsan Saat Antre, Ini Kronologinya
Sri Juniarsih juga memohon doa dan restu dari masyarakat Berau atas pernikahannya kedua ini.
"Saya mohon doa dan restunya. Takdir ini membuat saya lebih leluasa dalam menjalankan peran dan amanah yang saudara berikan kepada saya. Insya Allah jadikan Berau lebih baik ke depannya," tandas Sri Juniarsih.
Seperti diketahui, Sri Juniarsih Mas merupakan istri almarhum Muharram, mantan Bupati Berau.
Pada Pilkada Serentak 2020, Muharram maju kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Berau.
Namun, ia meninggal dunia karena Covid-19 pada 22 September 2020 di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
Saat menjalani rangkaian pemeriksaan kesehatan Pilkada 2020.
Selanjutnya, Sri Juniarsih diusung untuk menggantikan almarhum suaminya pada Pilkada 2020.
Hasilnya, ia menang dalam Pilkada bersama Gamalis. Kemudian dilantik sebagai Bupati Berau periode 2021-2024.
Seusai menginformasikan kabar bahagia pernikahannya, Sri Juniarsih mengumumkan kabar duka.
Ia juga memaparkan soal langkanya minyak goreng yang juga dialami masyarakat Berau.
Baca juga: BREAKING NEWS Ikut Antrean Minyak Goreng, Satu Warga Berau Meninggal Dunia Usai Pingsan di Tempat
"Terkait kelangkaan minyak goreng, sebagai ibu rumah tangga saya pasti merasakan apa yang ibu-ibu rasakan. Khususnya pelaku usaha kecil yang membutuhkan minyak goreng pada proses produksinya," kata Sri Juniarsih.
Ia menyebut kendati masalah kelangkaan minyak goreng ini merupakan kejadian skala nasional dan bukan disebabkan oleh faktor Pemerintah Daerah, namun Sri berjanji terus berusaha maksimal agar beban masyarakat tak semakin berat.

Sri Juniarsih pun menegaskan Pemkab Berau dan stakeholder terkait akan memastikan tak ada pihak yang mengambil keuntungan dari kelangkaan ini dan tak ada spekulan yang bermain dari kelangkaan minyak goreng ini.
Ia juga sudah mendengar adanya warga Teluk Bayur, Berau yang meninggal dunia setelah pingsan saat antre minyak goreng.
"Saya ikut bela sungkawa, warga kami Ibu Sandra warga Teluk Bayur meninggal dunia yang tadi sempat mengantri pembelian minyak goreng," kata Sri Juniarsih.
Warga Berau Meninggal Dunia usai Pingsan saat Antre Minyak Goreng
Diberitakan sebelumnya Sandra (41), warga Kecamatan Teluk Bayur, Berau pingsan saat antre membeli minyak goreng.
Nyawanya tak terselamatkan dan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Sebelum meninggal ibu rumah tangga berusia 41 tahun itu dikabarkan sempat mengalami sakit pada bagian dada.
Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono melalui Kapolsek Teluk Bayur Iptu Kasiyono mengungkapkan kronologi kejadi nahas tersebut.

Dirinya menjelaskan, kejadian terjadi sekira pukul 07.45 Wita. Saat itu, korban bersama warga lainnya sedang menunggu di salah satu ritel yang buka untuk membeli minyak goreng.
Sebelum berangkat, kata Kasiyono, dari penuturan suaminya yakni Budianto sebelum berangkat sempat mengeluh sakit di bagian dada.
“Dari keterangan suami, sebelumnya ada keluhan sakit di bagian dadanya,” jelasnya kepda Tribunkaltim.co, Sabtu (12/3/2022).
Sandra pun ternyata, dalam kondisi sedang sakit dan memiliki riwayat penyakit asma.
Namun setelah itu, ia tetap menuju ke ritel dan ikut berkumpul dan tak berselang lama, korban jatuh pingsan.
"Dari penuturan saksi yang berada di lokasi kejadian, korban saat berada di depan ritel tersebut mengalami batuk dan tidak lama kemudian korban jatuh pingsan," jelasnya.
Melihat korban yang pingsan, keluarganya pun membawa kembali ke rumahnya.
Baca juga: Diskoperindag Berau Pantau Medsos Jual Beli Minyak Goreng, Harga Jauh dari HET
Jarak antara ritel dan rumah korban tidak terlalu jauh, sekitar 85 meter.
“Terkait kondisi di lokasi, sekitar pukul 07.40 WITA, memang ritel tersebut belum buka. Meski begitu, kalau dengar info, sudah pada ngumpul duluan, tapi tidak dalam kondisi desak-desakan ya,” tambahnya.
Dengan menggunakan mobil ambulance Kecamatan Teluk Bayur, dikatakan Kasiyono, korban lalu dibawa suaminya menuju ke RSUD Abdul Rivai.
Belum sempat tiba di RSUD, korban sudah meninggal dunia.
“Baru sampai di Bujangga, korban sudah meninggal dunia, dan oleh suaminya di bawa pulang kembali ke rumah,” ungkapnya.
“Pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban. Kasus dalam proses lidik Polsek Teluk Bayur. Rencananya jenazah korban akan dimakamkan di pemakaman Muslimin Kelurahan Teluk Bayur, masih menunggu kedatangan anak korban dari Samarinda,” tutupnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.