Berita Kaltim Terkini
Pemprov Kaltim Dorong Perusahaan Sawit Bangun Hilirisasi Pabrik Minyak Goreng
Produksi industri Crude Palm Oil (CPO) yang menurun menjadi pertanyaan apakah menjadi penyebab minyak goreng langka beberapa waktu belakangan
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Produksi industri Crude Palm Oil (CPO) yang menurun menjadi pertanyaan apakah menjadi penyebab minyak goreng langka beberapa waktu belakangan.
Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengatakan industri CPO atau minyak sawit mentah di Benua Etam terdapat 89 pabrik yang aktif dari 97 yang ada.
Menurut Roby, sapaan akrabnya, Kalimantan Timur bisa memiliki pabrik minyak goreng berbahan baku sawit maupun kelapa dari yang beroperasi sekarang untuk memproduksi.
Kata dia, saat ini pabrik minyak goreng hanya tiga di Kalimantan Timur. Ada dua di Balikpapan dan satu di Bontang.
Baca juga: DPR RI Soroti Kebocoran Penjualan Minyak Goreng Murah ke Luar Negeri
Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Juga Turun, Tanda Kemendag Telah Dapat Rarpor Merah
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Samarinda Rp 80.000 per 2 Liter, Warga Terpaksa Beli daripada Antre
"Sedangkan, pabrik kemasannya baru satu di Samarinda," sebut Roby kepada TribunKaltim.co, Rabu (16/3/2022).
Terbatasnya pabrik produksi atau industri minyak goreng, bukan karena Pemprov Kaltim tidak melakukan upaya hilirisasi.
Hal ini juga, karena produsen CPO saat ini sangat diuntungkan dengan ekspor.
Pasalnya, permintaan ekspor sangat tinggi dengan harga sangat menguntungkan, yakni ada kenaikan. Harga juga disebut juga tidak terkendali.
"Kondisi tersebut, tidak dialami Kaltim saja, diluar juga merasakan dampaknya," terangnya.
"Pemprov Kaltim, mendorong agar pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit kini juga membangun hilirisasi, misal pabrik minyak goreng," sambungnya.
Baca juga: Warga Rela Antre Berjam-jam Demi Minyak Goreng di Kantor Kecamatan Balikpapan Utara
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ujang Rachmad menyebut, data produksi sawit di tahun 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Belum lagi awal tahun 2022, santer pemberitaan salah satu negara penghasil sawit seperti Malaysia memberhentikan sementara produksi CPO karena kasus Covid-19 mengalami peningkatan.
Imbasnya, stok CPO di pasar internasional sangat terbatas, dampaknya pada kenaikan harga di pasaran.
Akibatnya, produk CPO seperti minyak goreng pun turut mengalami lonjakan harga.
"Selama 2021, CPO itu 3,72 juta ton. Sedangkan untuk TBS (Tandan Buah Segar) yang bisa dihasilkan 17,13 juta ton," terang Ujang.
Baca juga: Alfamidi Gunung Sari Balikpapan Dipadati Pemburu Minyak Goreng, 96 Liter Ludes dalam Sejam