Demo Sopir Truk

Sopir Truk Keluhkan Pengeluaran Bengkak Pasca Pembatasan Jam Operasional, Sehari Habis Rp 150 Ribu

Pemerintah Kota Balikpapan diketahui membatasi jam operasional kendaraan besar untuk melintas di jalan protokol. Hal itu dibakukan melalui Surat Edar

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
Sejumlah sopir truk menggelar aksi unjuk rasa untuk melakukan protes terkait pembatasan jam malam dan penambahan kuota solar subsidi, Kamis (17/3/2022) sekitar pukul 17.00 WITA. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan diketahui membatasi jam operasional kendaraan besar untuk melintas di jalan protokol.

Hal itu dibakukan melalui Surat Edaran Walikota nomor 551.2/0516/Dishub tentang Pemberlakuan Jam Operasional Angkutan Alat Berat.

Pembatasan itu rupanya memberatkan para sopir truk karena jam kerja menjadi terbatas. Sementara penghasilan berdasarkan kuantitas pengantaran barang.

"Teman-teman ini harus nunggu sampai jam tiga subuh, sampai jam 5 subuh," keluh seorang sopir, Hendra di sela unjuk rasa, Kamis (17/3/2022).

Belum lagi waktu terkuras lantaran harus mengantre solar. Herman mengemukakan, mereka harus mengantre paling singkat tiga hari agar bisa mendapatkan solar subsidi.

Baca juga: Bentuk Solidaritas, Sejumlah Sopir Truk di Balikpapan Nekat Mogok Kerja Kendati Sudah Bawa Logistik

Baca juga: Antrean Kendaraan Capai 1 Km di SPBU Kebun Sayur Balikpapan, Dipicu Pembatasan Kuota Solar Subsidi

Dalam masa menunggu pembelian solar, mereka tetap harus merogoh kantong hingga Rp 150 ribu per hari untuk konsumsi harian.

"Kita sehari makan itu habis Rp 150 ribu, bayangin kalau kita nunggu tiga hari tapi truk nggak jalan. Padahal pengeluaran terus untuk makan," imbuh Hendra.

Kondisi ini, menurut Hendra, sangat mencekik sopir truk. Pasalnya, sudah berjalan dengan kondisi tidak sebentar, melainkan empat bulan lamanya.

Ditambah pemasukan mereka hanya melalui bagi hasil. Rata-rata mereka diongkos Rp 150 ribu per rate.

Menimbang dengan pengeluaran, Hendra mengklaim itu tidaklah sepadan.

Baca juga: Pembatasan Kuota Distribusi Solar Subsidi di SPBU Balikpapan, Picu Antrean Panjang Kendaraan Besar

Diberitakan sebelumnya, sejumlah sopir truk menggelar aksi unjuk rasa untuk melakukan protes terkait pembatasan jam malam dan penambahan kuota solar subsidi, Kamis (17/3/2022) sekitar pukul 17.00 WITA.

Aksi unjuk rasa digelar di kawasan PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Kariangau, Balikpapan Barat dengan melibatkan kisaran 300 sopir truk dari berbagai perusahaan.

Tidak hanya itu, mereka juga menyatakan mogok kerja sehingga tidak melakukan pengantaran logistik. Terpantau antrean truk besar sepanjang 50-80 meter.

Para sopir truk membentangkan spanduk yang berisikan aspirasi mereka, di antaranya terkait pembatasan jam operasional dan solar subsidi.

"Bapak terhormat tolong perhatikan nasib kami"

"Solar susah sopir menderita". (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved