Ibu Kota Negara
YKAN Ingatkan Pengelolaan Sumber Daya Air di IKN, Singgung DAS Mahakam dan Catatan Banjir di Kaltim
YKAN ingatkan pengelolaan sumber daya air di Ibu Kota Negara ( IKN ), singgung DAS Mahakam dan catatan banjir di Kaltim dalam satu tahun terakhir.
TRIBUNKALTIM.CO - Terkait pembangunan di kawasan Ibu Kota Negara ( IKN ) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ( Kaltim ), Yayasan Konservasi Alam Nusantara ( YKAN ) mengingatkan terkait pengelolaan sumber daya air di Kalimantan Timur.
Termasuk juga area yang direncanakan sebagai kawasan IKN.
YKAN menyinggung Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Mahakam dan data banjir dalam satu tahun terakhir di seluruh provinsi Kalimantan Timur ( Kaltim ).
Diketahui Sungai Mahakam adalah sungai yang melintasi kawasan provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan data Forum DAS Mahaman, selama periode 2020-2021, sudah terdapat 30 kejadian bencana banjir di seluruh provinsi dengan korban lebih dari 80 ribu jiwa.
Wilayah yang terdampak banjir ini meliputi seluruh kabupaten dan kota, termasuk area yang direncanakan sebagai kawasan IKN.
Baca juga: Jelang Perpindahan IKN, Tiga Kabupaten di Kaltim Disiapkan untuk Lokasi Food Estate
Jumat (25/3/2022), Ketua Forum DAS Mahakam, Mislan dalam diskusi yang diselengggarakan YKAN mengatakan,“Isu penting yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan sumber daya air di Kalimantan Timur adalah masih lemahnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS).”
Daerah Aliran Sungai adalah wilayah daratan yang menjadi satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya.
Fungsi DAS adalah untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari hujan ke danau atau ke laut secara alami.
Menurut Mislan, DAS Mahakam adalah DAS terluas di Kalimantan Timur dengan luas 7,6 juta hektar, panjang sungai utamanya adalah 920 kilometer.
Aliran DAS Mahakam meliputi wilayah Kabupaten Mahulu, Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, dan sebagian kecil di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Daerah tangkapan airnya DAS Mahakam ini juga sampai di Kalimantan Tengah dan diduga sebagian kecil di Serawak, Malaysia.
Baca juga: Warga Resah Gara-gara Patok Penanda Kawasan IKN sudah Dipasang, Janji Kementerian PPN/Bappenas
DAS Mahakam tidak termasuk dalam daftar 15 DAS prioritas yang kritis dan mendesak dipulihkan di Indonesia.
Namun DAS Mahakam juga sudah mengalami penurunan kualitas air, peningkatan lahan kritis, pendangkalan, kejadian bencana banjir, dan kekeringan.
“Mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan DAS Mahakam adalah keniscayaan,” ujar Mislan seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul Cegah Bencana, YKAN Ingatkan Pemerintah Soal Pengelolaan Sumber Air di Kawasan IKN.
Mislan mengatakan pengelolaan DAS Mahakam merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilaksanakan secara bertahap, terukur, berkelanjutan dengan pembiayaan yang cukup.
Salah satu prioritas dalam pengelolaan DAS ini adalah perlindungan dan pemulihan daerah tangkapan air melalui kombinasi vegetatif dan sipil-teknis, pengendalian perizinan pemanfaatan lahan, dan rehabilitasi daerah aliran sungai.
Pertimbangan prioritas tersebut, menurut Mislan, karena memperhatikan kondisi pendangkalan yang terus meningkat dan kekeruhan yang semakin tinggi di beberapa bagian Sungai Mahakam termasuk danau-danaunya.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kaltim Sebut Terkait Lahan di IKN, Tenaga Ahli Utama KSP Tepat Datang ke Lokasi
Keberadaan IKN baru di Provinsi Kalimantan Timur akan mendorong akselerasi pembangunan, yang berimbas pada kenaikan populasi penduduk.
Jika tidak dibarengi kebijakan pengelolaan sumber daya air yang tepat, dapat menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung sumber daya air yang ada di area IKN ataupun kawasan penyangganya.
Dalam konteks DAS Mahakam ini, YKAN terlibat dalam analisis ilmiah dan permutakhiran kajian-kajian sebelumnya yang dapat menjadi masukan pengelolaan DAS Mahakam.
Antisipasi kesesuaian daya dukung perlu ditanggapi secara serius, mengingat masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur sangat bergantung pada air permukaan/sungai.
Kondisi geologi yang didominasi oleh lempung menyebabkan susahnya mendapatkan sumber daya air tanah dari akuifer dan kualitas air tanah yang cenderung asam.
Kendati demikian, bukan hal tidak mungkin bagi Kalimantan Timur untuk mengelola sumber daya airnya secara berkelanjutan dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan sebagai bagian dari langkah penerapan pembangunan hijau.
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan secara ilmiah terhadap implementasi kebijakan dan rencana pengelolaan sumber daya air ke depannya, sesuai perkembangan daya dukung dan daya tampung lingkungan,” ujar Manajer Senior YKAN Niel Makinuddin.
Baca juga: Prof Ryaas Ragu Perampok ke IKN Nusantara untuk Bidik ASN jadi Korban: Tak Banyak Orang Kaya Disana
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel