Berita Kukar Terkini
Aliansi Masyarakat Kukar Demo di Depan Kantor PT BBE, Tuntut Perusahaan Tutup Lubang Galian Tambang
Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kukar bersama Jaringan Pembaharu (Jamper) melakukan aksi demonstrasi di site perusahan PT.
Penulis: Aris Joni |
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kukar bersama Jaringan Pembaharu (Jamper) melakukan aksi demonstrasi di site perusahan PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) pada Senin (28/3/2022) siang.
Dalam aksinya, massa menyampaikan beberapa tuntutan, di antaranya mendesak PT. BBE segera bertanggung jawab penuh dengan menutup lubang bekas aktivitas galian pertambangan yang berada di wilayah konsesinya, mengingat dari data yang dihimpun Aliansi Masyarakat Kutai Kartanegara sudah ada dua korban meninggal dunia akibat lubang tambang milik perusahaan tersebut yang juga berpotensi menelan korban jiwa yang lebih banyak lagi dan akan mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor.
Kedua, mendesak Kapolres Kukar agar menindak dengan memanggil dan memeriksa GM perusahaan yang diduga sampai hari ini masih membiarkan lubang bekas galian tambang yang dekat dengan permukiman warga maupun yang berada di dalam hutan merupakan perbuatan melawan hukum.
"Segera usut tuntas semua tuntutan kami, apabila tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan melakukan kegiatan unjuk rasa berjilid-jilid," ujar koordinator aksi, Ahmad.
Baca juga: Akibat Bekas Galian Tambang, Puluhan Rumah Warga di Palaran Samarinda Terendam Air Berlumpur
Baca juga: Lahan Bekas Galian Tambang Rusak Lingkungan, DLH Balikpapan Desak Pemodal Tanggung jawab
Ahmad membeberkan, aksi yang mereka lakukan merupakan aksi solidaritas kepada warga yang merasakan dampak langsung dari beroperasinya PT BBE.
“Salah satu lubang yang paling nyata adalah yang terdapat di Desa Bukit Raya, Karang Tunggal, Manunggal Jaya dan lubang di Bukit Pinang,” beber Ahmad.
Selain melakukan aksi di site perusahaan, massa juga melakukan orasi di depan Mapolres Kukar untuk menyampaikan aspirasinya sekaligus memasukkan laporan perihal tuntutan massa tersebut.
"Kami telah masukan laporan resmi dan diterima oleh pihak Polres Kukar,” tambah Ahmad.
Menanggapi hal itu, perwakilan PT BBE, Raden Agah mengatakan, terkait lubang tambang yang ada itu sudah dilakukan kajian oleh pihaknya.
Bahkan, kajian tersebut melibatkan pihak ketiga, yakni Universitas Mulawarman.
Baca juga: Menteri LHK Sorot Masalah Lubang Tambang di Ibu Kota Negara Nusantara
"Dari hasil kajian itu manajemen PT BBE akan menindaklanjutinya," ungkap Raden.
Dia mengemukakan, contoh dari hasil kajian tersebut, yakni dilakukan pemberdayaan lubang eks tambang untuk fungsi pengairan untuk sawah warga. Selain itu ada yang digunakan untuk budidaya ikan air tawar.
“Untuk budidaya ikan air tawar sudah ada 2 lubang eks galian sementara untuk pengairan sawah warga sudah ada tiga,” jelasnya.
Akan tetapi, kata dia, pihaknya akan menerima saran dan masukan dari massa aksi untuk disampaikan ke manajemen PT BBE yang memiliki kompetensi untuk mengambil dan memutuskan kebijakan.
"Adapun masukan dari massa aksi kami sangat berterima kasih dan kami akan bahas dan teruskan,” tuturnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.