Berita Internasional Terkini

Ramzan Kadyrov Tegaskan Dialog Rusia-Ukraina Tak Berguna, Pemimpin Chechnya Ingin Perang Dilanjutkan

Ramzan Kadyrov, panglima perang Chechnya menegaskan dialog dan negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina tidak akan ada gunanya.

Editor: Doan Pardede
Capture YouTube Kompas TV
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov saat berpidato di depan pasukannya, diunggah Kamis (3/3/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ramzan Kadyrov, panglima perang Chechnya menegaskan dialog dan negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina tidak akan ada gunanya.

Ramzan Kadyrov mengatakan dia terus ingin berperang.

Ramzan Kadyrov menyampaikan hal ini dalam pesan suara di Telegram pada Selasa, 29 Maret 2022.

Menurut Ramzan Kadyrov, dialog damai Rusia-Ukraina yang berlangsung di Istanbul Turki tidak akan menghasilkan kemajuan apapun.

Baca juga: Benar Ada di Indonesia dan Ukraina? Rusia Klaim Temukan Tempat Rahasia Penelitian Biologi Militer AS

Baca juga: Perang Segera Berakhir? Rusia Klaim Target Strategis yang Bakal Buat Ukraina Tak Berkutik Tercapai

Baca juga: Rusia Bongkar Dugaan Dalang Munculnya Virus Corona, Ada Hal Mengejutkan dari Laboratorium di Ukraina

"Saya sedang memikirkan negosiasi, yang sedang berlangsung di Turki. Keyakinan mendalam saya adalah bahwa negosiasi akan terbukti sia-sia," kata Ramzan Kadyrov dalam pesan itu, dikutip dari Business Insider, Rabu, 30 Maret 2022.

"Saya percaya kita harus mengakhiri apa yang telah dimulai, untuk menghancurkan Banderit, Nazi, dan iblis. Baru setelah itu kita perlu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya," katanya.

Banderites merupakan sekelompok nasionalis sayap kanan yang dibentuk selama Perang Dunia II, dan istilah ini sekarang digunakan secara lebih umum untuk merujuk pada nasionalis Ukraina.

Ramzan Kadyrov menganggap Ukraina telah diambil alih oleh Nazi, oleh karena itu cara "denazifikasi" untuk menginvasi para nasionalis Ukraina.

Pemimpin Chechnya itu dan pasukannya secara terbuka menyatakan dukungan untuk membantu Rusia dalam invasinya di Ukraina.

Human Rights Watch menggambarkan Ramzan Kadyrov sebagai seorang pemimpin otoriter yang telah mengawasi kemunduran hak-hak gay dan penggunaan penyiksaan secara ekstensif, penghilangan paksa, hingga pembunuhan di luar proses hukum.

Terkuak Apa Sebenarnya Keinginan Putin di Perang Rusia vs Ukraina

Pertanyaan tentang apa sebenarnya yang coba dicapai Presiden Rusia Vladimir Putin dengan invasi ke Ukraina perlahan-lahan mulai terjawab.

Dikutip Al Jazeera, menurut Cristian Nitoiu, Dosen Diplomasi dan Tata Kelola Internasional di Loughborough University London, seharusnya tidak ada kesalahpahaman tentang motif Rusia: Putin prihatin dengan politik revisionis dan fantasi kekuatan besar.

“Tujuan jangka panjang Rusia setelah berakhirnya Perang Dingin adalah untuk memulihkan status kekuatan besar Uni Soviet, untuk dilihat setara oleh Barat dan untuk dapat mempengaruhi perkembangan politik di tetangganya yang lebih kecil seperti Ukraina, Moldova atau Kazakhstan,” katanya.

Namun, Ukraina memasukkan dirinya ke dalam orbit pengaruh Barat. Itu bertentangan dengan kepentingan Putin.

Baca juga: Babak Baru Perang Rusia vs Ukraina, Vladimir Putin & Volodymyr Zelensky Bakal Saling Berhadapan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved