Ibu Kota Negara

Wisata Alam Kampung Baru di Kawasan IKN, Andalkan Kelestarian Mangrove dan Liarnya Bekantan

Lokasi kawasan calon Ibu Kota Negara Republik Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur memiliki daya tarik,

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Kawasan Ekowisata Mangrove Kampung Baru di Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (31/3/2022). Kini mulai dilirik karena memiliki potensi ekonomi bagi warga setempat.  

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Lokasi kawasan calon Ibu Kota Negara ( IKN) Republik Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur memiliki daya tarik di bidang pariwisata berbasiskan kelestarian alam.

Tempat yang dimaksud adalah hutan mangrove Kampung Baru. Andalan wisata alam yang suguhkan flora mangrove berserta satwa yang ada kaitannya dengan alam tumbuhan mangrove

Masih asri, indah dan terjaga kelestariannya, ekowisata mangrove Kampung Baru Penajam Paser Utara, kemudian dinobatkan menjadi kampung iklim. 

Kabar terbaru, Kampung Baru Penajam tersebut telah menjadi satu-satunya kampung yang terpilih menjadi kampung iklim. Penobatan ini muncul lantaran pengelolaan kawasan mangrovenya yang terbaik di Penajam Paser Utara.

Baca juga: Dugaan Perusakan Hutan Mangrove di Sungai Tempadung Balikpapan, DLH Baru Mengetahui

Baca juga: Empat Manfaat Mangrove Secara Ekonomi Bagi Kaum Perempuan

Baca juga: Kaltim Dukung Percepatan Rehabilitasi Mangrove, Peroleh Manfaat Ekonomi dan Tangkal Tsunami

Kampung Baru ini merupakan salah satu yang berhasil penanaman mangrovenya, karena kerapatan cara penanamannya, berhasil.

"Dari tahun 2010 sampai sekarang, kelihatan berhasil mengelola mangrovenya," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Penajam Paser Utara (DLH PPU), Tita Deritayani kepada TribunKaltim.co pada Kamis (31/3/2022).

Tita menyebut, pengembangan ekowisata mangrove ini akan berdampak positif terhadap perekonomian warga setempat.

Bekantan dari kelompok Bruno yang ada di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan
ILUSTRASI Satwa Bekantan yang habitatnya di alam mangrove Kalimantan (TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI)

Seperti Apa Nasib Si Bekantan?

Selain itu, pengembangan mangrove secara otomatis dapat berdampak terhadap kelestarian alam, dan mahluk hidup di sekitarnya.

Misalnya, berkembang biaknya hewan bekantan, yang hidup secara liar dan bebas merdeka di kawasan mangrove Kampung Baru ini.

"Keuntungannya tentu memicu kelestarian ekosistem alam, disini ada bekantan juga, itu semua berdampak," sambungnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Tanam Mangrove di Tana Tidung: Menjaga dari Gelombang Air Laut

Hal itu juga tentu dapat menjadi daya tarik masyarakat luar, untuk berkunjung ke Kampung Baru, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk peningkatan ekonomi mereka.

"Dengan adanya semua potensi ini makanya Kampung Baru ini, dari sisi ekowisata, potensi ini dapat menarik kunjungan dari luar Penajam Paser Utara.

"Makanya lingkungannya harus dikelola agar nyaman," imbuhnya.

Istimewanya Kampung Iklim

Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Paser Utara (PPU), menjadi kampung pertama yang dinobatkan sebagai kampung iklim.

Hal itu karena, kampung tersebut merupakan satu-satunya kampung yang telah mandiri dari sisi pengelolaan hutan mangrove.

"Salah satu yang berhasil penanaman mangrovenya, karena kerapatannya berhasil, dari 2010 sampai sekarang kelihatan berhasil mengelola mangrovenya," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU, Tita Deritayani Kamis (31/3/2022).

Potensi yang dimiliki Kelurahan Kampung Baru itu, tak terlepas dari dukungan perusahaan, terutama dari Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

Dikatakan Super Indtendent Production PHKT Lawe-lawe Bagus W. Wahyuntoro, bahwa dukungan terhadap program kampung iklim inisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini, terus diberikan.

Baca juga: Songsong IKN Nusantara, Malaysia Jajaki Investasi, Lirik Agrikultur hingga Kesehatan

Bahkan, sejak 2019 lalu dukungan berupa pemberian bibit mangrove telah diberikan kepada kelurahan Kampung Baru, dan merupakan salah satu program PHKT bersama Pemkab PPU.

"Yang dipahami program iklim ini sudah berjalan cukup lama, Kampung Baru merupakan kelurahan pertama di Penajam Paser Utara dan merupakan komitmen dari PHKT," tuturnya.

Hal ini untuk mendukung program pemerintah tersebut. "Sehingga akan menyelaraskan program tersebut," terangnya.

Selain pemberian bibit mangrove, dukungan dalam untuk pembangunan infrastruktur berupa material juga diberikan.

Disamping itu, pemberian pelatihan serta pendampingan ke masyarakat Kampung Baru, agar potensi yang dimiliki terus dimaksimalkan dalam jangka waktu yang lama, juga terus dilakukan.

"Dukungan diberikan dalam bentuk infrastruktur material, pelatihan, pemberian bibit serta pendampingan ke masyarakat agar tidak hanya mahir tetapi juga ini terus berkesinambungan," paparnya.

Baca juga: 4 Kategori Sayembara IKN Nusantara, Istana Wapres Sampai Bangunan Peribadatan

Dengan adanya program ini, Kampung Baru diharapkan bisa menjadi kampung mandiri, yang dapat memaksimalkan mitigasi dalam menghadapi perubahan iklim.

Disisi lain, jika terus dimaksimalkan potensi tersebut, maka peluang ekonomi juga akan didapatkan oleh masyarakat kelurahan Kampung Baru.

"Pertamina berkomitmen terhadap perubahan iklim, saling sinergi. Programnya pembuatan bak sampah dari batu bata yang bahan dasarnya dari limbah.

Penanaman mangrove atau bakau, sejak 2019 inisiasi PHKT dengan Pemkab Penajam Paser Utara. Nantinya ada pemberdayaan masyarakat.

"UMKM harapannya akan ada banyak UMKM agar menjadi lokal hero yang memanfaatkan mangrove ini," pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved