Berita Internasional Terkini
Rusia Bongkar Taktik Provokasi Ukraina, Manfaatkan Jenazah Tentara Jadi Bukti Pembantaian di Bucha
Rusia bongkar dugaan taktik provokasi Ukraina, manfaatkan jenazah tentara sebagai bukti pembantaian di Kota Bucha.
Ia menyarankan klaim tersebut perlu diselidiki dengan benar dan tidak dianggap remeh oleh para pemimpin dunia.
"Informasi yang diberikan oleh pihak Ukraina harus ditanggapi dengan skeptisisme yang serius,” kata Peskov.
Dia menyatakan spesialis militer Rusia menemukan bukti manipulasi video dan bentuk lain dari rekayasa media tentang Bucha.
"Fakta dan timeline juga berbicara menentang kebenaran klaim," tambahnya.
Baca juga: Menteri ESDM Ungkap Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina Jadi Sebab Kenaikan Produk BBM dan Gas
Peskov mengatakan Moskow ingin membahas tuduhan Bucha pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, tetapi dihalangi oleh Inggris, yang saat ini memimpin badan keamanan internasional.
"Tidak dapat disangkal situasinya sangat serius. Kami menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk tidak terburu-buru menyatakan tuduhan palsu dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber, serta setidaknya mendengarkan argumen kami," pungkas Peskov.
Negara-negara Barat Pilih Tutup Mata
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Juru Bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyatakan bahwa negara-negara barat memilih untuk tutup mata dan tutup telinga saat Rusia mencoba menjelaskan tragedi yang terjadi di Bucha.
Kendati demikian, Peskov menyebut Rusia masih terus berusaha menyampaikan penjelasan soal pembantaian yang terjadi di Bucha.
Peskov menyampaikan, saat ini penting untuk dilakukan investigasi yang benar-benar netral dan tidak bias untuk menyelidiki pembantaian di Bucha.
"Kami terus membantah seluruh tuduhan terhadap Rusia," ujar Peskov.
Peskov mengatakan, tuduhan terhadap Rusia soal Bucha bukan saja tidak ada bukti kuat namun hanyalah rekayasa belaka.
Peskov melanjutkan, tujuan dari rekayasa pembantaian di Bucha adalah untuk mendiskreditkan pasukan militer Rusia.
Baca juga: Rencana Rusia Usai Serang Ukraina, akan Invasi ke Eropa Utara, Berikut Nama Negara yang Diincar
Kemudian Peskov meminta agar para pemimpin negara-negara barat bertindak dengan logis bukan karena dorongan emosional.
"Diplomat kami terus bekerja di PBB," tegas Peskov.
Peskov mengungkit upaya diplomatik Rusia kerap dirusak namun mereka tetap berusaha. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.