Berita Nasional Terkini
Blak-blakan Sebut Presiden Belum Pener di Depan Puan Maharani, Cak Nun: Bukan Salah Tapi Belum Tepat
Yang cukup menggelitik ketika Cak Nun berbicara tentang kebesaran Indonesia yang melebihi bangsa-bangsa lain.
TRIBUNKALTIM.CO - Budayawan Muhammad Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun hadir dalam acara "Sinau Bareng Cak Nun" di Masjid At-Taufiq Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu malam (10/4/2022).
Dalam acara yang dihadiri oleh Ketua DPR Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto itu, juga ditampilkan Kyai Kanjeng.
Yang cukup menggelitik ketika Cak Nun berbicara tentang kebesaran Indonesia yang melebihi bangsa-bangsa lain.
Indonesia, kata Cak Nun, adalah negara besar dengan tanah yang subur dan sumber daya alam yang berlimpah, serta memiliki kekayaan rempah-rempah yang tidak terbatas.
Baca juga: Hasil Survei SMRC, Pasangan Anies-AHY Kalahkan Airlangga-Ganjar dan Prabowo-Puan
Baca juga: Menilik Peluang Duet Anies Baswedan-Puan Maharani pada Pilpres 2024, Pengamat Bilang Begini
Baca juga: Hanya Takut pada Puan Maharani, Megawati: Kalau Sama yang Lain, Saya Nggak Takut
Belum lagi potensi sumber daya manusia dan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa.
Di budaya Jawa saja, misalnya, ada 18 istilah trah leluhur.
"Jadi wahai Amerika, wahai Rusia, wahai negara yang merasa kuat dan adikuasa, jangan pikir kalian benar-benar berkuasa, karena kami adalah bangsa dengan peradaban yang punya skala waktu hingga 18 generasi. Sehingga ilmu kami, manajemen kami, akan jauh melebihi kalian semua. Cuman masalahnya, sekarang belum tepat presidennya, gitu aja," ujar Cak Nun diiringi tawa dan tepuk tangan hadirin seperti dilansir KOMPAS.TV.
Namun Budayawan asal Jogjakarta ini buru-buru menambahkan kalimatnya, bahwa hal itu bukan berarti presiden salah tapi belum tepat.
"Jangan marah ya, jangan marah. Saya tidak mengatakan salah lho ya. Saya tidak mengatakan salah atau jelek, hanya belum tepat. Kalau bahasa Jawa itu ada bener, ada pener. Nah ini (presiden) sudah bener, tapi belum pener," ujar Cak Nun kepada jamaah yang hadir.
Kata Cak Nun, hal itu bukan kritik.
Namun sebuah harapan.
Sebab dia merasa untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik lagi di masa depan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara makmur dan sejahtera.
"Aku ingin besok pagi, sebelum dan sesudah 2024, kita akan mengalami revolusi besar-besaran dari dalam diri kita. Bukan revolusi untuk menjatuhkan presiden dan penguasa. Revolusi yang akan dipimpin oleh presiden dan para sesepuh lainnya. Mereka yang akan memimpin kesadaran baru, mereka yang akan memimpin kelahiran kembali bangsa Indonesia. Dan akan terjadi siklus itu. Saya tidak meramal, tapi akan terjadi siklus itu," ujarnya diiringi tepuk tangan jamaah yang hadir.
Baca juga: Puan - Anies di Pilpres 2024 Tak Mungkin Terjadi, Politisi PKB Pernah Beber Alasan & Duet Paling Pas
Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, diundangnya Cak Nun dan Kiai Kanjeng dalam acara tersebut memiliki maksud untuk menggelorakan semangat memajukan bangsa Indonesia.
Tujuan itu, lanjut Hasto, selaras dengan bulan Ramadan saat ini yang merupakan momen untuk berjuang meningkatkan ibadah.