Rektor ITK Viral
Profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK yang Dilaporkan ke Polisi karena Unggahan Dinilai Rasis
Simak profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK yang dilaporkan ke polisi karena unggahannya yang dinilai rasis
TRIBUNKALTIM.CO - Simak profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor Institut Teknologi Kalimantan ( ITK ) yang dilaporkan ke Polda Kaltim karena unggahannya dinilai rasis.
Nama Rektor ITK, Budi Santosa Purwokartiko jadi viral dalam beberapa hari terakhir setelah unggahannya yang dinilai rasis tersebar di media sosial.
Siapa sebenarnya Budi Santosa Purwokartiko yang menjabat sebagai Rektor ITK yang berkampus di Balikpapan, Kalimantan Timur ini mulai tahun 2019 lalu.
Tahun 2022 ini, masa jabatan Budi Santosa Purwokartiko sebagai Rektor ITK akan berakhir.
Dilansir TribunKaltim.co dari akun Instagram resmi ITK yang telah terverifikasi, @itk_official kegiatan Pemilihan Rektor ITK 2022-2026 telah dimulai.
Tahapan pertama yakni Pendaftaran Bakal Calon Rektor ITK dimulai 20 April - 26 Mei 2022.
Dan Pemilihan Calon Rektor ITK akan digelar 16 November 2022 mendatang.
Secara resmi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ) Kaltim-Kaltara telah melaporkan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Prof Budi Santosa Purwokartiko ke Polda Kaltim.
Baca juga: Rektor ITK Dilaporkan ke Polda Kaltim, Imbas Unggahan Budi Santosa Purwokartiko yang Dianggap Rasis
KAMMI Kaltimtara ini melaporkan Rektor ITK, Budi Santosa Purwokartiko setelah unggahannya di media sosial dianggap menyinggung.
Sebelum dilaporkan KAMMI Kaltimtara, sejumlah tokoh juga turut mengomentari unggahan Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK.
Tulisan atau status Facebook Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK tersebut sempat jadi viral beberapa waktu lalu.
Walaupun unggahan Budi Santosa Purwokartiko tersebut telah dihapus, namun tulisan tersebut telah discreenshot sejumlah warganet hingga menyebar di media sosial.
"KAMMI Kaltimtara secara tegas mengecam peryataan Rektor ITK tersebut, seseorang yang seharusnya menjadi pelita generasi bangsa tetapi tidak berani bertangung jawab atas pernyataan yang sarat dengan rasisme.
Jelas pernyataan tersebut melanggar Hukum di negeri Indonesia yang damai ini," kata Ketua KAMMI Kaltimtara, Ahmad Imam Syamsuddin seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Profil Budi Santosa Purwokartiko
Dilansir dari berita TribunKaltim.co tahun 2019 lalu, ketika Budi Santosa Purwokartiko baru tiga bulan menjabat sebagai Rektor ITK.
Baca juga: Ketua MUI Cholil Nafis Respon Pemecatan Rektor ITK Budi Santosa: Jangan Beri Jalan pada Orang Rasis
Diketahui, Budi Santosa Purwokartiko lahir di Klaten, Jawa Tengah.
Budi Santosa Purwokartiko kemudian kuliah di jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung ( ITB ).
Selanjutnya, Budi Santoso Purwokartiko juga mendalami Manajemen Industri di National Taiwan University of Sceince and Technology.
Ia meraih gelar Doktor Teknik Industri dari Universitas Oklahoma, Amerika Serikat.
Sebelum menjadi Rektor ITK, Budi Santosa Purwokartiko menjadi dosen Teknik Industri di Institut Teknologi 10 November ( ITS ) Surabaya.
Budi Santosa Purwokartiko memiliki keahlian di bidang data mining, optimasi dan metaheuristik.
Hingga berita Rektor ITK ini viral, Budi Santosa Purwokartiko belum dapat ditemui TribunKaltim.co.
Klarifikasi ITK
Melalui akun media sosial (medsos) Instagram resminya @itk_official, pihak kampus ITK mengklarifikasi perihal gaduhnya dunia maya usai adanya tulisan yang dianggap kontroversi dan diskriminatif dari sang rektor.
Baca juga: Mahfud MD Komentari Tulisan Rektor ITK Soal Menutup Kepala Ala Manusia Gurun: Salah Besar
Akun "centang biru" tersebut mengunggah sebuah foto bermuatan klarifikasi di story Instagram-nya yang diketahui sudah 14 jam lalu telah disematkan.
"Terkait dengan pemberitaan tentang tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko oleh salah satu media online yang kemudian tersebar ke berbagai kanal media online lainnya dan mendapat tanggapan dari para netizen, dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK," tulis siaran pers resmi ITK tersebut.
Pihak ITK juga ingin semua masyarakat tidak mengaitkan masalah ini dengan kampus serta meminta masyarakat agar langsung mengklarifikasi secara langsung terkait tulisan tersebut kepada Prof Budi Santosa Purwakartiko.
"Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau," ungkapnya.
"Demikian untuk mendapatkan perhatian dari media dan para netizen," sambung keterangan pers tersebut.
Tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko
Berikut ini tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko yang menjadi viral dan dianggap diskriminatif oleh netizen:
"Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri.
Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa.
Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5 persen sisi kanan populasi mahasiswa.
Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8, dan 3.9.
Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5, bahkan 9.
Duolingo bisa mencapai 140, 145, bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan, dan asisten lab atau asisten dosen.
Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya.
Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya.
Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang.
Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada dua cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada dua tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun.
Otaknya benar-benar open mind. Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju, seperti Korea, Eropa Barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi."
Dari pantauan TribunKaltim.co, saat ini status dan akun Budi Santosa Purwokartiko di Facebook sudah dihapus. Namun tangkapan layar sudah terlanjur beredar dan diviralkan netizen.
Baca juga: Ketua MUI Kecam Tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa: Universitas Harus Dibersihkan dari Orang Rasis
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel