Berita Kutim Terkini

Diduga Maladministrasi, Warga Sangatta Laporkan Pemkab Kutai Timur ke Ombudsman RI Kaltim

Kelompok masyarakat korban banjir Sangatta yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Kutai Timur (FRKT) melaporkan Pemkab secara daring ke Ombudsman

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/HO WARGA
Banjir yang merendam Sangatta, Kabupaten Kutai Timur pada bulan Maret 2022 lalu. TRIBUNKALTIM.CO/HO WARGA 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kelompok masyarakat korban banjir Sangatta yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Kutai Timur (FRKT) melaporkan Pemkab secara daring ke Ombudsman RI Provinsi Kalimantan Timur.

Laporan tersebut dilayangkan atas dugaan maladministrasi dalam penanganan bencana alam banjir di Sangatta, Kutai Timur pada tanggal 18-23 Maret 2022 lalu.

Lantaran, tidak ditanggapinya surat klarifikasi dan penyelesaian pemulihan hak korban banjir Sangatta, yang dikirimkan warga pada tanggal 14 April 2022 lalu ke Bupati Kutai Timur.

Junaidi Arifin, pelapor sekaligus korban banjir Sangatta mengungkapkan bahwa ratusan warga turut terlibat secara online melaporkan dugaan kelalaian yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

"Upaya ini kita tempuh untuk mengingatkan kembali Bupati Kutim. Bahwa puluhan ribu warga telah menjadi korban, dan belum kunjung mendapatkan pemulihan pascabencana," ungkap Junaidi dalam rilisnya kepada TribunKaltim.co, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Sangatta Dilanda Banjir Lagi, BPBD Kutim Segera Siapkan Skenario Penyelamatan

Baca juga: Pengetap Menjamur dan Kuota Solar Terbatas di Sangatta Kutai Timur, Berikut Solusi dari Disperindag

Baca juga: Komunitas Mancing di Sangatta Kutim Gelar Turnamen Tingkat Nasional, Ini Tujuannya

Karena saat banjir menerjang, Pemkab Kutim dinilai lambat mengumumkan status darurat bencana.

Padahal dengan menetapkan status tersebut, akan menjadi landasan bersama dalam mengerahkan sumber daya manusia, peralatan dan logistik hingga hal-hal terkait kebencanaan.

Akibat keterlambatan tersebut, menurut Junaidi, mayoritas warga mengungsi secara mandiri tanpa bantuan evakuasi dari pemerintah.

Korban terdampak juga tidak mendapat pasokan makanan siap saji selama banjir sejak tanggal 19-21 Maret, dan akses kesehatan warga terdampak tidak terpenuhi dan memadai.

"Selain itu, air bersih serta listrik sulit diperoleh, ditambah mobilisasi terbatas, dan akibat simultan yang tak terhitung nilainya," ujarnya.

Baca juga: Pasar Tumpah Menjamur, Pedagang Pasar Induk Sangatta Kutim Cemaskan Jumlah Pembeli Berkurang

Pada kesempatan yang sama, Agus Kurniady (29) warga Kecamatan Sangatta Utara yang juga menjadi korban banjir menuturkan, setelah banjir rumahnya mengalami banyak kerusakan.

Mulai dari dinding dan lantai yang jebol, hingga perabotan berbahan kayu juga elektronik tidak dapat digunakan lagi.

Ditambah lagi saat ini, sambung Agus, sejak Rabu (11/5/2022) Sungai Sangatta kembali meluap dan banjir pun tidak terelakkan.

Terutama di wilayah dengan dataran rendah hingga pemukiman di sepanjang bantaran sungai yang sebagian besar kawasan penduduk ikut terendam banjir.

"Kami berharap pemerintah Kabupaten Kutai Timur dapat membantu pemulihan setelah banjir," ujarnya.

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved