Berita Internasional Terkini
Embargo Minyak & Gas Rusia Gagal Disepakati Uni Eropa, Negosiasi 10 Hari Buntu, Paket Sanksi Ditolak
Negosiasi Uni Eropa terkait embargo minyak dan gas Rusia yang berlangsung 10 hari buntu. Paket sanksi untuk Rusia ditolak sejumlah negara Uni Eropa.
TRIBUNKALTIM.CO - Setelah negosiasi selama 10 hari, Uni Eropa gagal menyepakati proposal larangan atau embargo minyak dan gas Rusia.
Negosiasi antar negara-negara anggota Uni Eropa tersebut berakhir dengan kebuntuan.
Sejumlah negara yang dipimpun Hungaria dengan tegas menolak usulan sanksi untuk Rusia akibat perang Rusia - Ukraina yang diusulkan Uni Eropa.
Buntunya negosiasi Uni Eropa terkait embargo minyak dan gas Rusia ini disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrel, dikutip Rusia Today, Senin (16/5/2022).
Menurut Joseph Borrel, pihak masih akan berupaya untuk memecah kebuntuan situasi terkait embargo minyak dan gas Rusia ini.
Borrel mengatakan, “Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuka kebuntuan situasi.
Saya tidak bisa memastikan itu akan terjadi, karena posisinya (menentang) cukup kuat.”
Setelah perang Rusia - Ukraina, embargo minyak mentah Rusia yang merupakan bagian dari paket sanksi ke-6 ini telah diusulkan 4 Mei 2022 lalu.
Baca juga: KABAR BURUK Buat Putin, Inggris Klaim Rusia Kehilangan 1/3 Kekuatan Tempur Darat Gara-gara Ukraina
Dalam pernyataannya, Borrel juga mengakui beberapa negara anggota menghadapi lebih banyak kesulitan karena mereka lebih bergantung pada migas Rusia.
Negara tersebut posisi wilayahnya terkurung daratan, dan negara-negara ini hanya memiliki minyak melalui pipa, dan semua berasal dari Rusia.
Sejumlah negara Uni Eropa yang sangat sangat bergantung pada minyak Rusia, termasuk Hungaria, Republik Ceko, Slovakia dan Bulgaria.
Berulang kali, negara tersebut menyuarakan keberatan mereka terhadap larangan tersebut.
Dalam pernyataannya, Pemerintah Hungaria menjelaskan embargo akan menghantam perekonomian negara itu.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto, pekan lalu mengatakan blok tersebut gagal menemukan cara untuk mengurangi kerusakan akibat embargo.
Berbeda dengan Uni Eropa, sejak akhir Februari, kekuatan barat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
Sanksi tersebut termasuk melarang impor batu bara, membekukan aset Rusia, menutup penerbangan pesawat Rusia, memasukkan berbagai perusahaan Rusia ke daftar hitam.
Dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul Uni Eropa Akhirnya Gagal Sepakat Embargo Minyak dan Gas Rusia, dan termasuk juga melarang pesawat UE dari wilayah udaranya.
Tanggapan Rusia sejauh ini sebagian besar terbatas pada sanksi terhadap perusahaan tertentu yang terkait penyitaan aset Rusia.
Baca juga: Jurus Pamungkas, Rusia Disebut Jatuhkan Bom Fosfor di Pabrik Baja, Neraka di Bumi
Sebagai respon balik lain, Rusia meminta negara-negara yang tidak bersahabat membayar gas alam Rusia dalam mata uang rubel.
Perundingan Berlangsung Alot
Awal pekan ini, Uni Eropa dikabarkan belum mencapai kesepakatan paket sanksi ke Rusia akan mencakup embargo minyak dan gas dari negara itu.
Hungaria bersikeras menolak gagasan menyertakan embargo migas Rusia karena akan menghancurkan ekonomi negara itu.
Informasi ini diwartakan sejumlah media global, termasuk Bloomberg, Jumat (13/5/2022). Negosiasi untuk mencapai kesepakatan bulat masih akan dilakukan 16 Mei di Brussel.
Menurut Bloomberg, negara-negara UE masih berusaha untuk menyetujui paket sanksi secara penuh.
Beberapa negara anggota percaya keputusan tentang minyak Rusia harus ditunda.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban baru-baru ini mendesak agar setiap opsi untuk embargo minyak harus didiskusikan pada pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat mengumumkan upaya larangan minyak sejauh ini tidak mencapai hasil.
“Jika tidak ada kesepakatan di tingkat duta besar, maka pada Senin para menteri ketika mereka berkumpul mereka harus memberikan dorongan politik,” kata Borrel.
Baca juga: Ampuh Cegah Pasukan Rusia Kuasai Kyiv, Warga Desa di Ukraina Biarkan Desanya Terendam Banjir
“Saya yakin kita akan memiliki kesepakatan. Kami membutuhkannya dan kami akan memilikinya. Kita harus menghilangkan ketergantungan minyak dari Rusia,” imbuhnya dikutip Reuters.
Sanksi Uni Eropa memerlukan dukungan suara bulat dari 27 negara, tetapi para duta besar tidak dapat mencapai kesepakatan tentang paket sanksi keenam.
Komisi Eropa mengusulkan untuk melarang impor minyak mentah Rusia mulai enam bulan setelah berlakunya paket sanksi keenam.
Impor produk minyak Rusia akan dihentikan total mulai 2023. Pada saat yang sama, Komisi Eropa mengizinkan Hongaria dan Slovakia, membeli minyak dari Moskow hingga akhir 2024.
Menurut sumber di markas Uni Eropa, bagaimanapun, Komisi Eropa harus mengkaji ulang sejumlah proposal terkait pemberlakuan embargo, spesifikasi dan kemungkinan pengecualian.
Hongaria sangat menentang pelarangan minyak Rusia, dengan Perdana Menteri Orban mengecamnya sebagai “bom nuklir” pada ekonomi Hongaria.
Budapest mendapat dukungan dari negara-negara Uni Eropa lainnya yang percaya kerusakan dari tindakan ini akan menjadi bencana besar bagi blok tersebut.
Menurut majalah Politico, untuk membujuk Budapest, Komisi Eropa telah menyusun rencana untuk menawarkan kompensasi finansial kepada Hongaria jika menandatangani embargo yang diusulkan.
Mengutip tiga pejabat Uni Eropa, publikasi tersebut melaporkan uang ini dapat “disalurkan ke Budapest.
Dana itu jadi bagian strategi energi baru blok tersebut, yang akan ditetapkan minggu depan, untuk mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.
Selain minyak, paket sanksi baru dilaporkan menargetkan tiga bank Rusia lagi, yang akan diputuskan dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan untuk membahas paket berikutnya pada 16 Mei.
Tata Dunia Baru Akan Terbentuk
Di Moskow mantan Presiden Rusia Dmitri Medvedev menyatakan, serangkaian sanksi ke Rusia akan mendorong tatanan dunia baru.
Arsitektur keamanan global baru menurut Medvedev akan muncul setelah runtuhnya dunia yang berpusat di AS.
Medvedev, yang sekarang menjadi Wakil Ketua Dewan Keamanan Negara di kanal Telegram menunjukkan kemungkinan efek global dari sanksi ke Rusia.
Sejumlah "rantai pasokan global" akan dihancurkan akibat sanksi, mempertaruhkan krisis logistik besar.
Beberapa maskapai barat juga mungkin bangkrut karena tidak dapat menggunakan wilayah udara Rusia.
Krisis energi di negara-negara bagian yang memberlakukan sanksi merugikan diri sendiri terhadap minyak dan gas Rusia akan memburuk, dengan harga energi yang terus melejit.
“Krisis pangan internasional yang lengkap akan muncul dengan prospek kelaparan di masing-masing negara,” kata Medvedev.
Ketidakstabilan mata uang nasional, inflasi yang melonjak, dan penghancuran perlindungan hukum untuk properti pribadi akan menyebabkan keadaan darurat moneter dan keuangan.
"Konflik regional baru akan pecah di tempat-tempat di mana ketegangan tetap tidak terselesaikan selama beberapa dekade, sementara para teroris akan meningkatkan aktivitas mereka dengan berpikir perhatian pemerintah barat sedang terganggu perselisihan dengan Rusia," tulisnya.
Menurut Medvedev, epidemi baru dapat dimulai karena kerja sama internasional yang tidak adil di wilayah tersebut dan fakta langsung dari penggunaan senjata biologis.
Banyak badan internasional, yang telah membuktikan diri mereka tidak efektif dalam upaya mereka menyelesaikan konflik Ukraina.
Ia menunjuk organisasi hak asasi manusia utama Eropa, Dewan Eropa.
Aliansi internasional baru dari negara-negara akan dibentuk, berdasarkan prinsip-prinsip Anglo-Saxon yang pragmatis daripada ideologis.
Pada akhirnya, akan tercipta arsitektur keamanan baru yang mengakui kelemahan konsep-konsep kebarat-baratan dalam hubungan internasional.
AS, UE, dan beberapa lainnya telah menjatuhkan beberapa putaran sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow sejak melancarkan serangan militernya di Ukraina.
Di antara langkah-langkah lain, aset asing Bank Sentral Rusia dan berbagai entitas dan pengusaha lainnya telah dibekukan.
Sementara itu, Rusia secara efektif terputus dari pasar uang yang didominasi dolar dan euro, dan beragam bisnis asing telah berhenti berurusan dengan negara itu.
Baca juga: Klaim Kemenangan Buat Vladimir Putin Geram, Rusia Hujani Langit Ukraina dengan Bom Fosfor
(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.