Berita Berau Terkini

DPRD Berau Minta Kebijakan Ulang Terkait Penutupan Jembatan Sambaliung

Rencana penutupan jembatan Sambaliung yang kurang lebih selama 6 bulan nantinya, mendapat sorotan tersendri bago Komisi II

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Jembatan sambaliung yang akan ditutup sementara waktu, untuk perbaikan dari pihak Provinsi.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Rencana penutupan jembatan Sambaliung yang kurang lebih selama 6 bulan nantinya, mendapat sorotan tersendri bagi Komisi III DPRD Berau Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan 

Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga, menilai rencana penutupan jembatan Sambaliung, dapat mengganggu aktivitas umum.

Sehingga, menyuarakan penundaan sementara perbaikan maupun penutupan jembatan. Berharap, mengutamakan pembangunan jembatan kembar.

Dengan penutupan jembatan akan berdampak pada kepentingan umum, baik yang dari pesisir ke kota maupun dari kota ke pesisir.

“Jadi, tidak hanya kita bicara satu kepentingan saja, tetapi ini kepentingan secara umum. Baik ini berkaitan dengan angkutan penumpang, mobilisasi pekerja, maupun bahan pokok,” jelasnya kepada TribunKaltim.Co, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Selama Jembatan Sambaliung Ditutup, Pelayanan Kesehatan di Pesisir Berau Difokuskan ke RS Talisayan

Baca juga: Jembatan Sambaliung di Berau Segera Diperbaiki, Akses Jalan akan Ditutup

Baca juga: Prakiraan Cuaca Berau, Rabu 11 Mei 2022, Tanjung Redeb, Sambaliung dan Gunung Tabur Berpotensi Hujan

Menurut Saga, banyaknya aktivitas di jembatan Sambaliung harus dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, maupun Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kaltim.

Pasalnya, saat jam sibuk jumlah kendaraan yang melewati jembatan satu-satunya menuju pesisir dari Tanjung Redeb itu dapat dilalui sekira 1.200 kendaraan per hari.

“Apabila kita melihat selain masalah sembako, dan mobilisasi pekerja yang menyeberang dan bolak-balik ke pesisir, ini kita melihat juga banyaknya aktivitas perusahaan yang juga membawa hasil produksi melalui jembatan itu,” tuturnya.

Jadi, kata Dia, perlu dipertimbangkan penutupan. Jangan sampai berdampak pada aktivitas masyarakat secara luas.

“Bisa menimbulkan permasalahan baru di Kabupaten Berau,” sambungnya.

Pihaknya, telah berdiskusi dengan anggota di Komisi III, terkait rencana penutupan jembatan Sambaliung itu.

Hasil diskusi, sepakat menyuarakan dilakukan penundaan terhadap perbaikan dan penutupan jembatan itu.

Politisi dari Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) itu juga mengaku, Komisi III lebih setuju apabila Pemkab Berau dengan Pemerintah Provinsi Kaltim, untuk bersinergi membangun jembatan kembar sebagai alternatif menuju pesisir.

“Jadi, kalau kita berpikir untuk membangun jembatan kembar dengan dana yang ada yaitu Rp 20 miliar, itu hanya kita menambah saja, barulah berpikir untuk rehabilitasi.

Karena sudah ada alternatifnya. Apalagi masih banyak pihak yang belum mengeluh dengan kondisi jembatan tersebut,” katanya.

Dikarenakan ada mata rantai prioritas yang bisa saja terputus karena penutupan sementara itu.

Seperti apabila adanya kebutuhan obat yang harus cepat diantarkan ke Sambaliung atau pesisir bisa memakan waktu yang lebih lama karena mobilisasi ditutup.

Saga juga menilai, dampak mobilisasi ke pesisir itu sangat luar biasa, termasuk pariwisata.

Sementara, di pesisir sekarang ini lebih mengedepankan pariwisata.

Baca juga: Akses Air Bersih di Sejumlah Kampung di Sambaliung Berau Masih Terkendala

Dampak kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara itu sangat luar biasa, sekarang ini mereka prioritaskan untuk ke Labuan Cermin, Kaniungan, dan sebagainya.

Di sisi lain, Saga juga mengungkap, suara untuk menunda penutupan jembatan Sambaliung tampaknya sulit, karena sudah ada kontraktornya.

Apabila memang harus ditutup, paling tidak Pemkab Berau harus lebih maksimal berpikir terkait solusi penutupan jembatan Sambaliung ini.

“Jangan kita hanya bicara terkait adanya LCT saja. Tapi, bagaimana mungkin saat waktu pengerjaan penutupan itu kalau memang bisa si penyedia ini mencari alternatif, seperti roda dua diberikan ruang prioritas untuk lewat jembatan itu, mungkin hanya sebatas roda dua saja sehingga tidak ditutup secara total,” jelasnya.

Tentunya, ini akan dapat mempercepat mobilisasi juga, salah satu yang bisa diselamatkan seperti ojek online dan pekerja pengguna kendaraan motor. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved