Berita Internasional Terkini
SIAPA SANGKA Jenderal Amerika dan Letkol Inggris Ikut Menyerah di Mariupol, Rusia Beber Data?
Siapa sangka Jenderal Amerika dan Letkol Inggris ikut menyerah di Mariupol, Rusia beber data?
TRIBUNKALTIM.CO - Perang Rusia vs Ukraina masih terus bergulir sampai saat ini.
Invasi militer Rusia ke wilayah Ukraina sudah mencapai bulan ketiga.
Beberapa kota di Ukraina sudah jatuh di kendali penuh Rusia.
Tengok saja di Mariupol, kota pelabuhan Ukraina.
Ribuan prajurit Ukraina menyerahkan diri ke Rusia.
Namun siapa sangka Jenderal Amerika dan Letkol Inggris juga ikut menyerah di Mariupol.
Kementerian Pertahanan Rusia beber data dan fakta atas kemenangan di Mariupol.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: AKHIRNYA Kebohongan Zelenskyy Terkuak, Usai 1.730 Pasukan Ukraina Menyerah Kepada Rusia di Mariupol
Melansir Tribunnews.com dengan judul Jenderal AS dan Letkol Inggris Dikabarkan Ikut Menyerah, Komplek Azovstal Sepenuhnya Bebas, seluruh area pabrik baja Azovstal di Mariupol telah dibebaskan pasukan Rusia per Jumat (20/5/2022) atau Sabtu (21/5/2022) WIB.
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pembebasan itu, dan menyatakan sekurangnya 2.400 tentara dan militan meletakkan senjata dan menyerahkan diri tanpa syarat.
Di antara mereka termasuk Jenderal Eric Olson, perwira bintang empat AS.
Serta Letnan Kolonel John Bailey dari Inggris serta 4 instruktur NATO.
Belum ada konfirmasi dan klarifikasi keberadaan Eric Olson di Azovstal ini dari pihak AS.
Dari foto yang beredar, Olson mengenakan seragam tempur dan topi militer Ukraina.
Wajahnya terlihat kurus. Ia berjalan menunduk di belakang prajurit Rusia bersenjata yang di rompi antipelurunya dipasangi simbol “Z”.
Selain itu Komandan Brigade 36 Marinir Ukraina, Sergey Volynsky juga telah menyerahkan diri dan kini ditahan pasukan Rusia.
Dua pemimpin Brigade Neo Nazi Azov di Mariupol, Denis Prokopenko (Radish) sebagai komandan batalyon dan wakilnya, Svyatoslav Palamar (Kalina), juga sudah diamankan.
Keduanya dan beberapa elite Azov dibawa menggunakan kendaraan lapis baja pasukan Rusia, dan dipindahkan ke lokasi penahanan khusus.
Dari video yang dibagikan Kementerian Pertahanan Rusia, sejumlah tentara dan militan yang menyerah memperlihatkan tato simbol Azov dan Nazi di tubuhnya.
Termasuk simbol SS dan “tengkorak”, simbol pasukan khusus Wafen SS Jerman yang popular di Perang Dunia II.
Baca juga: KEBOHONGAN Zelenskyy Terkuak, Usai Rusia Menang Perang Mariupol dan 1.730 Pasukan Ukraina Menyerah
Pensiunan Komandan Pasukan Komando AS
Terkait keberadaan Jenderal Eric Olson di Azovstal, belum diketahui pasti ia bertindak secara pribadi atau menjalankan tugas rahasia lembaga negara.
Data di Wikipedia, Eric Thor Olson yang lahir 24 Januari 1952 tercatat sudah jadi pensiunan laksamana Angkatan Laut AS.
Terakhir ia menjabat Komandan Komando Operasi Khusus ke-8 (USSOCOM) dari 2 Juli 2007 hingga 8 Agustus 2011.
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Komando Operasi Khusus dari 2003 hingga Juli 2007.
Olson adalah Navy SEAL pertama berpangkat bintang tiga dan kemudian bintang empat.
Ia perwira angkatan laut pertama yang menjadi komandan kombatan USSOCOM.
Dia menggantikan Jenderal Angkatan Darat Bryan D Brown pada 2007.
Brown dan Olson telah bertugas bersama di kantor pusat SOCOM di Tampa, Florida, selama empat tahun.
Dia pensiun dari tugas aktif pada 22 Agustus 2011 setelah lebih dari 38 tahun mengabdi.
Dia menyerahkan komando SOCOM kepada Laksamana William H McRaven pada hari yang sama.
Baca juga: Kini Ukraina Dikabarkan Berani Serang Desa di Rusia, 59 Rumah Rusak, Ada yang Tewas
Pengepungan Sebulan Penuh
Komplek pabrik baja Azovstal diblokade pasukan Rusia dari segala rute sejak satu bulan lalu. Komplek itu jadi kubu terakhir pasukan Ukraina di Mariupol.
"Kelompok terakhir dari 531 militan menyerah hari ini," kata juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan total 2.439 Nazi Azov dan prajurit Ukraina telah meletakkan senjata mereka sejak 16 Mei. Kompleks Azovstal sekarang berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia.
Azov dan sisa-sisa pasukan reguler Ukraina mundur ke pabrik baja yang luas di pantai Mariupol, di mana mereka benar-benar dikepung pada 21 April.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer untuk tidak menyerbu kompleks itu tetapi memblokadenya “agar seekor lalat pun tidak bisa masuk ke dalam”.
Rusia membombardir komplak pabrik baja yang dibangun era Soviet, dan memaksa para militan untuk menyerah.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan ke Presiden Vladimir Putin terkait keberhasilan penyelesaian operasi di Azovstal.
Dia juga mengatakan komandan Azov harus diangkut dengan mobil lapis baja untuk keselamatannya.
Penduduk Mariupol yang tersisa dikhawatirkan akan membalas dendam terhadapnya atas berbagai kekejaman yang pernah dilakukan.
Dalam sebuah video yang dirilis di media sosial pada hari sebelumnya, Wakil Komandan Batalyon Azov, Svyatoslav “Kalyna” Palamar membantah dia telah meninggalkan pabrik.
Ia mengaku sedang melakukan “operasi tertentu” yang rinciannya tidak bisa dia ungkapkan. Palamar berterima kasih kepada "dunia" dan Ukraina atas dukungannya.
Setelah kelompok pertama gerilyawan menyerah pada hari Senin, pemerintah di Kiev mengumumkan "berakhirnya operasi tempur" di Mariupol.
Mereka memerintahkan pasukannya di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa mereka. Presiden Volodymyr Zelensky menarasikan proses itu “misi evakuasi” yang diawasi militer Ukraina.
Pernyataan Zelensky itu tidak berdasr fakta. Proses penyerahan diri Azovstal tidak melibatkan PBB maupun ICRC, sebagaimana klaimnya.
Baik Ukraina dan sebagian besar media barat menghindari penggunaan kata "menyerah" di pemberitaan Azovstal.
Bahkan ketika militer Rusia menerbitkan video yang secara jelas menunjukkan para militan meletakkan senjata mereka. (*)