Berita Balikpapan Terkini
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Jelang Idul Adha, Balikpapan Kekurangan 1.950 Sapi
Kota Balikpapan, kekurangan 1.950 hewan kurban, khususnya sapi menjelang Hari Raya Idhul Adha 2022
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan, kekurangan 1.950 hewan kurban, khususnya sapi menjelang Hari Raya Idhul Adha 2022.
Hal tersebut dikarenakan pemerintah Kota Balikpapan menghentikan sementara pasokan dari sejumlah daetah lantaran wabah penyakit kuku dan mulut (PMK).
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni mengaku, pihaknya menyetop sementara pasokan sapi dari Jawa Timur.
Hal tersebut dilakukan pemerintah Kota Balikpapan sebagai langkah mengantisipasi adanya ancaman penyebaran PMK yang mulai mewabah.
Baca juga: Gubernur Sumut Sebut 2.600 Hewan Ternak Terjangkit PMK, Edy: Belum Ada Yang Mati
Baca juga: Antisipasi Wabah PMK, Lalu Lintas Ternak dari Jawa Timur Distop, Tak Pengaruhi Populasi di PPU
Baca juga: Rumor Gejala Virus PMK Sudah Merambah Kalteng dan Kalbar, DP3 Balikpapan: Masih Dalam Pengujian
“Biasanya kita datangkan sapi dari Sulawesi dan Jawa Timur. Namun untuk sementara pasokan dari Provinsi Jawa Timur kita hentikan karena daerah tersebut berstatus wabah PMK,” katanya, Rabu (25/5/2022).
Untuk saat ini, stok sapi di Kota Balikpapan, sebanyak 1.100 ekor. Jumlah tersebut rupanya masih di bawah kebutuhan sapi yang tercatat mencapai 3.050 ekor.
Sehingga untuk kebutuhan di Kota Balikpapan masih kurang 1.950 ekor. Sapi tersebut biasanya didatangkan dari Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi.
"Kita tidak bisa apa-apa karena kita bukan penghasil. Kementerian sudah memerintahkan lockdown jadi tidak bisa masuk ke daerah lain,” terangnya.
Penghentian pemasukan ternak dari daerah tertular PMK ini, sebagai bentuk kewaspadaan pemerintah kota dalam menangani penyebaran virus PMK ini.
Sebelumnya, Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan juga mengambil sample liur dan darah 1.100 sapi untuk di kirim ke laboratorium Surabaya.
Dari jumlah hewan ternak sapi yang diperiksa, belum ditemukan adanya penyakit PMK yang bersarang. Semua baik-baik saja.
Baca juga: Satpol PP Kubar Gelar Latihan Peningkatan Kualitas SDM Tenaga PMK
"Kami telah melakukan pengecekan kesehatan kepada 1.100 ekor sapi yang ada di Kota Balikpapan. Tidak ada gejala PMK pada stok sapi tersebut. Sehingga semua baik-baik saja,” ucapnya.
Kata Heria, sapi yang tertular penyakit PMK bisa menyebabkan kematian. Sebab, hewan ternak tersebut akan sulit untuk mendapat asupan gizi melalui makanan.
Jika enggan untuk makan, maka daya tahan tubuh hewan ternak sapi akan menurun. Hal ini perlu diantisipasi, apalagi penularan penyakit PMK cukup cepat.
Adapun ciri-ciri sapi yang tertular penyakit PMK, seperti terkena sariawan. Selain itu, kuku kakinya kemudian luka dan akan membusuk hingga terbuka kulitnya.
Para peternak juga harus waspada apabila ada sapi yang demam hingga 41 derajat celsius. Untuk itu, pemeriksaan seluruh sapi di Kota Balikpapan juga harus dipercepat.
Sebagai informasi, penularan PMK pada hewan ternak ini berlangsung melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
Penularan secara langsung dapat melalui droplet, leleran cairan hidung, dan serpihan kulit pada hewan yang terinfeksi virus. Sementara itu penularan secara tidak langsung terjadi pada vektor hidup, yaitu manusia dan hewan lainnya.
Virus yang menempel ini juga menular melalui mobil pengangkut ternak, peralatan, alas kandang, dan lainnya. Selain itu, virus ini dapat menyebar melalui angin di daerah beriklim khusus bisa mencapai radius 60 km di darat dan 300 km di laut. (*)