Breaking News

Berita Nasional Terkini

Di Karni Ilyas Club, Said Didu Beberkan Penyebab Pertamina dan PLN Alami Kerugian yang Fantastis

Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu beberkan penyebab PT Pertamina dan PT PLN alami kerugian yang sangat besar

YouTube Kompas TV
Baru-baru ini, Said Didu beberkan penyebab Pertamina dan PLN alami kerugian yang besar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010, Said Didu beberkan penyebab PT Pertamina dan PT PLN alami kerugian yang sangat besar.

Untuk diketahui, baru-baru ini Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa Pertamina dan PLN mengalami kerugian yang cukup besar.

Di mana Pertamina rugi Rp 191 triliun dan PLN rugi hingga Rp 71 triliun.

Baca juga: Bukan Erick Thohir, Said Didu Sebut Menteri ESDM dan Menteri Keuangan yang Bantu Selamatkan BUMN

Saat berbincang bersama Karni Ilyas, Said Didu mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak kaget dengan hal ini lantaran sudah memprediksi jika menjelang akhir pemerintahan Presiden Jokowi akan muncul masalah besar dalam hal ini Pertamina dan PLN alami kerugian.

"Kenapa Pertamina menumpuk angka sebesar itu Rp 191 triliun, bukan salahnya di Kementerian BUMN juga," kata Said Didu dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (26/5/2022)

"Tapi ada keputusan Menteri ESDM tahun 2021 menyatakan bahwa seluruh harga BBM itu diatur, harus persetujuan Menteri ESDM, dulu yang diatur Menteri ESDM itu hanya yang subsidi, premium" tambah Said Didu.

Sedangkan saat ini, kenaikan Pertamax dan Pertalite juga harus berdasarkan persetujuan Menteri ESDM.

Baca juga: Gegara UAS, Said Didu Menduga Pengendali Islamophobia di Indonesia Berpusat di Singapura

Sementara, Menteri ESDM  tidak pernah memberikan persetujuan kenaikan harga BBM, yang tentunya membantu Pertamina tidak mengalami defisit.

Sehingga, Said Didu menekankan  kalau  Pertamina tidak bisa disalahkan lantaran yang menentukan harga BBM saat ini adalah pemerintah (Menteri ESDM).

"Itu yang masalahnya kenapa menumpuk defisitnya besar sekali Rp 191 triliun, karena ini betul-betul seluruh Pertamina diregulasi oleh pemerintah," tutur Said Didu.

Lain halnya dengan kerugian PLN, Said Didu menilai kalau perusahaan milik BUMN ini sebenarnya memiliki regulasi yang sangat bagus karena memiliki Domestic Market Obligation (DMO).

Baca juga: Di ILC, Said Didu Bongkar Proyek Mangkrak di Indonesia, Ada Kebobrokan di Birokrasi Era Jokowi?

Untuk itu, ia pun sebenarnya mempertanyakan alasan PLN alami defisit yang besar.

"Karena DMO ini kan ditetapkan berapa harga batu baru ekpor, tetap harga DMO kan 70 USD. Nah, kenapa bisa menumpuk sampai Rp 71 triliun?" beber Said Didu.

Oleh karena itu, ia mengaku bahwa hal ini perlu ditelusuri ditakutkan Independent Power Producer (IPP) atau pemilik-pemilik pembangkit listrik yang menyebabkan PLN rugi.

Sehingga, Said Didu kemudian berharap agar ke depannya Menteri BUMN, Menteri Keuangan dan Menteri ESDM membedah apa penyebab kedua perusahaan besar tersebut alami kerugian yang besar.

Simak video selengkapnya:

(TribunKaltim.co/Justina)


 
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved