Virus Corona
Epidemiologi Beri Saran Atas Vaksin Covid-19 yang Terbuang
Kali ini, banyak penduduk Indonesia yang belum mendapatkan vaksinasi. Atau bahkan distribusi yang tidak merata.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kali ini, banyak penduduk Indonesia yang belum mendapatkan vaksinasi. Atau bahkan distribusi yang tidak merata
Belum lagi pemberian vaksin yang juga menemui hambatan dari sisi geografis.
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky, adanya vaksin tidak terpakai dan akhirnya terbuang, memang sudah lazim dan harus bisa diprediksi sejak awal.
"Tapi yang tentu harus menjadi catatan adalah seberapa banyak. Angka 10-20 persen di beberapa negara terjadi terbuang dengan berbagai alasan," ungkap Dicky pada Tribunnews.com, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Termasuk Indonesia, Arab Saudi Larang Penerbangan ke 16 Negara Gara-gara Virus Corona Merebak Lagi
Baca juga: Kasus Virus Corona di Indonesia pada Lokasi Tujuan Mudik Menurun, Terdapat 8 Provinsi
Baca juga: Ada Pelonggaran, Satgas Covid-19 di Berau Akui Pakai Masker jadi Pilihan Masing-masing
Vaksin yang terbuang menurut Dicky dibedakan menjadi dua. Ada yang setelah terbuka, dan yang belum.
Dan ini menurut Dicky perlu menjadi eveluasi tertentu dari pemerintah.
"Karena kalau sudah dibuka terus ada yang terbuang, ini sebetulnya bukan bisa dibenarkan, tapi relatif bisa diterima. Walau ini harus menjadi evaluasi dari pemerintah," tegas Dicky.
Karena bisa saja orang yang ditargetkan divaksin saat itu tidak dapat terpenuhi.
Tapi jika vaksin terbuang belum dibuka karena expired atau kondisi lain, ini bisa disebut karena administrasi dan manajemen.
Ada kemungkinan tersimpan cukup lama, sistim distribusi yang terlalu birokratis dan sebagainya. Selain melakukan evaluasi, kondisi ini harus diberi tahu pada publik.
Dengan tujuan dapat menjadi perhatian bersama di tengah fakta kebutuhan vaksin yang besar.
Banyak juga penduduk Indonesia yang belum mendapatkan vaksinasi. Atau bahkan distribusi yang tidak merata.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kaltim, Samarinda dan Balikpapan Resmi Tidak Zona Merah Lagi
Belum lagi pemberian vaksin yang juga menemui hambatan dari sisi geografis.
Ada pula kelompok masyarakat yang sulit dilakukan persuasif dan kendala lainnya..
"Menurut saya perlu perbaikan. Dimulai dari perbaikan catatan yang harus dilakukan," katanya.