Berita Bulungan Terkini

1.483 Balita di Bulungan Alami Stunting, Dipicu Pernikahan Dini Usia 12-14 Tahun

Kasus stunting terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan. Kasus stunting pada Balita mencapai 17,8 persen di Bulungan .

TRIBUNKALTARA.COM/GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI
Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo melayani pasien KB di Puskesmas Tanjung Selor, turut didampingi Wakil Gubernur Kaltara Yansen Tipa Padan dan Plt Puskesmas Tanjung Selor Dr Asmawati, Kamis (2/6/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO, BULUNGAN - Kasus stunting terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan. 

Kasus stunting pada Balita mencapai 17,8 persen di Bulungan .

Sebanyak 1.483 balita di Bulungan mengalami stunting, kondisi ini dipicu pernikahan dini dengan usia 12-14 tahun.

Pemerintah Kabupaten Bulungan terus berupaya menekan angka kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita menjadi 14 persen pada 2024.

Pemerintah pun optimis bisa mencapai target tersebut, sebab kasus stunting di Indonesia turun 1,7 persen per tahun.

Baca juga: 5 Cara Cegah Stunting di Bulungan Kalimantan Utara ala Bupati Syarwani

Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, menuturkan saat ditemui di Rumah Jabatan Bupati Bulungan Syarwani Kamis (2/6/2022) berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Bulungan berada pada angka 22,9 persen. 

"Sekarang ini sudah ada 112 TPK yang dibentuk di Kaltara sebanyak 336 orang," Jumat (3/6/3022).

Dengan adanya TPK yang terdiri dari bidan, kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan kader keluarga berencana (KB), Hasto berharap mampu mengurangi resiko stunting kepada calon pengantin (catin) usia subur, ibu hamil, ibu menyusui dan pasca salin, anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun serta keluarga yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun.

"Dalam mendukung strategi penurunan stunting kami (BKKBN) selaku ketua pelaksana percepatan penurunan stunting telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan stunting (RAN PASTI) dengan penajaman intervensi di sisi hulu untuk mencegah lahirnya anak stunting.

Kita juga mengalokasikan anggaran fisik  sebesar Rp 1.501.320.000 dan BOKB (Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana) sebesar Rp 1.988.872.000," ucapnya.

Baca juga: Pemkab Bulungan Bertekad Turunkan Angka Stunting, Ini Langkahnya

Terpisah, Bupati Bulungan, Syarwani menuturkan berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pemkab Bulungan prevalensi stunting di beberapa wilayah kecamatan masih tinggi. Secara khususnya daerah Tanjung Selor, Tanjung Palas dan Sekatak.

"Kalau target penurunan stunting secara nasional 14 persen hingga 2024," ucapnya.

Hingga saat ini, kata Syarwani, prevalensi stunting di Bulungan sebanyak 1.483 kasus atau 17,8 persen dari 8.340 balita yang diukur. Artinya, masih ada 3,8 persen yang menjadi target penurunan hingga 2024 mendatang.

 
"Kita masih ada waktu dua tahun untuk mencapai target stunting di Kabupaten Bulungan," ungkapnya.

Karena itu, kata Syarwani perlu ada sinergitas antar stakeholder terkait. Apalagi isu stunting ini berkaitan dengan 1000 hari pertama kehidupan anak.

Halaman
12
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved