Berita Nasional Terkini
Kapal Pengangkut Sawit di Nunukan Tenggelam, tak Ada Korban Jiwa
Kapal kayu KM AL-Sakhi bermuatan 14 ton kelapa sawit yang tenggelam di Perairan Sei Ular, Nunukan tidak mengantongi surat persetujuan olah gerak (SPOG
TRIBUNKALTIM.CO- Kapal kayu KM AL-Sakhi bermuatan 14 ton kelapa sawit yang tenggelam di Perairan Sei Ular, Nunukan tidak mengantongi surat persetujuan olah gerak (SPOG).
Kapolres Nunukan, AKBP Ricky Hadiyanto melalui Plt Kasi Humas Polres Nunukan Iptu Supriadi mengatakan KM AL-Sakhi tenggelam di Perairan Sei Ular pada Kamis (02/06), sore.
Namun, kata Supriadi personel Polairud Polres Nunukan baru mendatangi tempat kejadian perkara pada Jumat (03/06), pukul 09.15 Wita.
"Kapal KM Al-Sakhi itu muat kelapa sawit dari Sebuku menuju Sei Ular, Kamis dini hari. Di kapal itu ada 1 orang nakhoda dan 3 orang ABK. Ukuran kapal sedang dengan kapasitas muatan 25 ton," kata Supriadi kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, Sabtu (04/06/2022), pukul 19.15 Wita.
Menurutnya, kapal kayu dengan kekuatan mesin 100 PK itu tidak memiliki SPOG.
Baca juga: Basarnas Balikpapan Kembali Evakuasi Korban Kapal Tenggelam yang Terjebak di Dek Kapal
Baca juga: Info Kapal Tenggelam di Teluk Adang Terbilang Lamban, Keluarga Korban Baru Tahu 6 Hari usai Kejadian
Baca juga: NEWS VIDEO Petugas Akhirnya Temukan Korban Kedua Kapal Tenggelam di Muara Saliki Kukar
Informasi yang dihimpun dari Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan, KM Al-Sakhi memiliki surat keterangan kepemilikan kapal dari Lurah Nunukan Timur.
Lalu, surat ukur dalam negeri dan sertifikat keselamatan kapal sungai dan danau yang dikeluarkan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara.
"Begitu tiba di depan Pos Sei Ular, sekitar 100 meter dari Pos Sei Kaca, KM Al-Sakhi oleng miring ke kiri. Sehingga air banyak masuk ke dalam kapal. Muatan sawit pun hanyut terbawa arus dan kapal tenggelam," ucapnya.
Supriadi menuturkan tak ada korban jiwa dari kecelakaan kapal kayu tersebut, pasalnya nakhoda dan 3 ABK berhasil menyelamatkan diri.
Adapun kerugian materil yang dialami pemilik kapal KM Al-Sakhi sebesar Rp70.000.000.
"Kebetulan yang nahkodanya adalah pemilik KM Al-Sakhi. Mereka selamatkan diri dengan cara meminta bantuan kepada warga yang saat itu menumpangi speedboat yang melintas di Pos Sei Kaca. Kapalnya tenggelam dan terbawa arus hingga merapat ke Pos Sei Kaca," ujarnya.
BPTD Wilayah XVII Kaltim-Kaltara Mana?
Peristiwa kecelakaan kapal di Perairan Sei Ular membuat Kepala Dishub Nunukan, Abdul Halid mempertanyakan keberadaan BPTD Wilayah XVII Kaltim-Kaltara.
Pria yang akrab disapa Halid itu mengaku kewenangan pihaknya yang berkaitan dengan penerbitan surat-surat kapal termasuk izin berlayar sudah diambil sepenuhnya oleh BPTD Wilayah XVII Kaltim-Kaltara per Januari 2021.
"Kami sudah tidak memiliki kewenangan yang berkaitan dengan surat-surat kapal. Kami tidak bisa keluarkan izin trayek termasuk surat persetujuan berlayar, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan surat kapal," tutur Halid.