Longsor di Samarinda
Rumah Bergeser, Warga Samarinda Selamatkan Kendaraan dan Kucing
Warga RT 29 Sambutan tak ada mengira saat tanah kawasan Jalan Sultan Sulaiman sekitar Jalan Pelita 4 Sambutan Kota Samarinda
Penulis: Nevrianto | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Warga RT 29 Sambutan tak ada mengira saat tanah kawasan Jalan Sultan Sulaiman sekitar Jalan Pelita 4 Sambutan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur bergeser amblas atau longsor.
Kontan saja atas kejadian itu, mengakibatkan dua rumah berbahan kayu terturun mengalami kerusakan, Kamis (9/6/2022)
Sri Molyana menceritakan dirinya pukul 03.00 Wita dinihari terbiasa bangun untuk melakukan salat tahajud.
Setelahnya terkejut mengetahui tanah di kawasan rumahnya longsor.
Baca juga: Longsor di Samarinda Dekat Area Tol Balsam, Satu Lajur Tertutup Material Tanah
Baca juga: Longsor di Samarinda, Satu Rumah Warga di Jalan Gerilya Terdampak, Dindingnya Jebol
Baca juga: Longsor di Samarinda, 2 Rumah Ambruk di Kawasan Jalan Biawan dan 3 Bangunan Lain Ikut Terancam
"Setelah salat tahajud saya mencuci piring, kemudian mendengar kucing peliharaannya tampak gelisah sembari menggaruk kukunya didalam kandang terdengar berisik Krek Krek.
Dikira suara kucing tapi suara lain. "Saya langsung membuka pintu depan kebetulan anak saya juga bangun sekitar pukul 04.00 Wita terkejut," tuturnya.
Pintu depan rumahnya bergeser dan terangkat. "Tingginya sekira 10 centimeter," katanya didampingi anaknya dan cucunya Nopi.
Tak lama berselang, Nopi dipagi hari sekira pukul 04.00 Wita bersama suaminya sempat mengevakuasi 2 sepeda motor milik mereka namun mobil belum sempat dievakuasi ke atas kawasan jalan Sultan Sulaiman karena jalan pendekat ke halaman rumah amblas.
"Saya dan suami sempat mengevakuasi surat berharga, barang barang dan sepeda motor, juga kucing peliharaan," ujarnya.
Baca juga: Longsor di Samarinda, Akses Warga Perum Talangsari Regency Tertutup Tanah, Menunggu Alat Ekskavator
Namun saat hendak mengevakuasi mobil tak sanggup sudah mana kunci mobil sempat blank. "Tidak ingat karena syok terkejut," ujarnya.
Dari sekian usaha yang Nopi lakukan ada kecenderungan pihak pemilik usaha alat berat menolak menolongnya evakuasi.
Namanya usaha dan pertolongan allah ada saja orang baik rela membantu evakuasi mobil xenia.
"Kami tadi pagi bisa dievakuasi. Sejumlah pejabat Camat, BPBD juga sudah datang ke lokasi longsor.Mereka bilang segera diatasi longsornya, gitu aja sih," ungkapnya.
Kini Hendra, Nopi bersama anak anaknya menumoang di rumah ibu Sri Molyani di kawasan Sungai Kapih.
Sementara Juraidah beserta suami dan keluarga tinggal di rumah keluarga dikawasan Jalan Pelita 4 Sambutan.