News

Hadir di Rakernas Nasdem, Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Puji Kepemimpinan Jokowi

Hadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partai Nasdem, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad Puji Kepemimpinan Jokowi.

Capture kanal YouTube metrotvnews
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad hadir sebagai pembicara kehormatan dalam Rakernas NasDem. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partai Nasdem, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad Puji Kepemimpinan Jokowi.

Pada Jumat (17/6/2022), mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menghadiri Rakernas partai Nasdem.

Dalam kesempatan itu, Mahathir tidak hanya memberikan pendapatnya tentang kepemimpinan nasional, bagaimana membuat keputusan yang baik serta kriteria penting untuk menjadi seorang pemimpin dalam memajukan negara.

Namun juga mengungkapkan tentang kinerja baik dari Presiden Joko Widodo.

Mengawali dengan rasa terima kasihnya pada partai Nasdem karena telah memberikan kesempatan padanya sebagai narasumber kuliah umum di Rakernas, lalu ia pun memberikan pandangannya.

"Sebelumnya saya berterima kasih sebagai narasumber kuliah umum di rapat kerja nasional dalam partai nasional demokratik atau NasDem dan ini merupakan penghormatan bagi saya," ujar Mahathir dikutip dari kanal YouTube metrotvnews, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Profil Jenderal Andika Perkasa yang Terpilih Bakal Capres NasDem, Sepak Terjang, Jejak Kontroversi

Baca juga: Profil Anies Baswedan dan Kontroversinya, Terkuak Alasan Bakal Capres NasDem Dicopot dari Mendikbud

Baca juga: Diusulkan Jadi Capres 2024, Ganjar Pranowo: Saya Belum Ada Komunikasi Dengan NasDem

Mantan Perdana Menteri itu mengungkapkan bahwa NasDem memintanya untuk memberikan pandangan tentang kepemimpinan nasional.

Karena selain sebagai mantan Perdana Menteri Malaysia, Ia juga merupakan pemerhati terhadap pemimpin-pemimpin luar.

Melalui kesempatan itu, Ia mengungkapkan pendapatnya tentang  kepemimpinan nasional, bagaimana membuat keputusan yang baik serta kriteria penting untuk menjadi seorang pemimpin dalam memajukan negara.

Ia pun mengatakan bahwa salah satu kriteria untuk menjadi pemimpin yang dapat memajukan negara dibutuhkan sebuah kerajaan yang stabil.

"Kerajaan yang stabil bermaksud pada kepemimpinan yang nasional setelah terpilih menerusi pilihan rakyat yang adil dan tidak terus bergelomangan pada politik. Maksudnya setelah selesai pemilu kepemimpinan harus diberi peluang untuk memberi fokus pada pembangunan nasional dan tidak terganggung dengan isu-isu politik," ujar Mahathir.

Mahathir juga menambahkan bahwa kematangan berpolitik juga harus dimiliki bukan hanya kandidat yang menang dan kalah dalam pemilu.

"Demokrasi yang dipahami adalah menerima keputusan rakyat dan tidak melakukan aksi-aksi politik yang menyebabkan ketidakstabilan pada negara serta bagi yang "tewas" (kalah) dapat menjalankan tanggung jawab sebagai pengkritik yang konstruktif dan pemerhati yang efektif,

"Dengan adanya hal itu, maka kerajaan akan berjalan dengan baik dan menjalankan dasar-dasar yang membawa kebaikan pada rakyat, bersikap amanah dan bertumbuh perhatian pada user-user negara. Pemimpin perlu mencari ilmu dan perkembangan yang berlaku di luar negara,

"Ide dan perancangan yang teratur bagi negara perlu jangka panjang dan jangka pendek dan diberikan ruang yang luas untuk melaksanankan dasar-dasar dan perancangan-perancangan yang campuran politik harus dielakkan dan kepemimpinan yang baik memikirkan nasib baik melangkahi nasib diri dan keluarga," tutur Mahathir.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved