Berita Paser Terkini

Harga TBS di Paser Kian Menjepit, Petani Desak Pemkab Ambil Tindakan

Petani sawit di Kabupaten Paser terus mengalami kerugian akibat anjloknya Harga Tandan Buah (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Tumpukan kelapa sawit yang ada di Desa Bukit Seloka, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Harga TBS sedang turun, membuat petani sengsara, perlu ada tindakan dan keterlibatan Pemkab Paser.  

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Petani sawit di Kabupaten Paser terus mengalami kerugian akibat anjloknya Harga Tandan Buah (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur.

Harga sawit untuk sekarang di wilayah Kabupaten Paser, dinilai sangat memprihatinkan jauh dibawah harga yang menguntungkan petani, Rabu (13/7/2022).

Ketua kelompok tani Buwen Were, Arbani menyampaikan petani lebih memilih merugi dibanding memanen sawitnya.

Kalau misalnya kita panen, biaya panen Rp 300, kemudian biaya angkut kurang lebih Rp 300 sudah Rp 600 semua.

Baca juga: Harga TBS Sawit di Penajam Paser Utara Hanya Rp 700 per Kg

Baca juga: Ekspor Sudah Dibuka, Harga TBS Sawit Bulan Ini di Kaltim Turun Dibanding Periode April 2022

Baca juga: Kementan Ingatkan Perusahaan tak Turunkan Harga TBS Sawit, Minta Gubernur Beri Sanksi

"Itu biaya operasionalnya, sementara harga TBS Rp 600 sampai Rp 700 saja, apa yang mau didapat," bebernya.

Dijelaskan, untuk harga TBS sawit di tingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mulai dari Rp950, Rp1,050, hingga Rp.1200.

Meskipun PKS tetap menerima TBS, hanya saja kata Arbani banyak petani sawit yang memilih untuk tidak panen.

Petani sawit dilema, level harga untuk Petani saja ada yang Rp 600 sampai Rp 700 per kilogram saat dijual ke tengkulak atau loadingan.

Baca juga: Rapat Kerja Kala Pandemi Covid-19, Apkasindo Kukar Berharap Harga TBS Sawit Selalu Stabil

"Karena dari tengkulak saat dibawa ke PKS hanya dibeli dengan harga Rp950," terangnya.

Ketika izin ekspor dibuka, kata Arbani sempat berdampak pada petani dengan naiknya harga TBS, namun hal itu tak berlangsung lama.

"Ketika keran ekspor dibuka, harga TBS di PKS sempat tembus Rp 1.800 bahkan sampai Rp 2.200, selang beberapa bulan tiba-tiba harga anjlok kembali karena biaya ekspor katanya tinggi," bebernya.

Naiknya biaya ekspor CPO dianggap mempengaruhi harga TBS, sehingga petani sawit mengalami kerugian.

"Dengan biaya ekspor CPO 200 dollar per ton, sehingga harga TBS langsung terjun bebas sampai diangka Rp1.050 bahkan Rp950," kata

Harapannya, pemerintah dapat cepat tanggap dalam menyikapi masalah anjloknya harga TBS.

Terkhusus bagi pemerintah daerah, harus menyampaikan ke pemerintah pusat mengenai kondisi daerah.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved