Ibu Kota Negara

Kepala Otorita IKN Dorong Percepatan Pembangunan dengan Partisipasi Masyarakat dan Swasta

Partisipasi ITS dalam pembangunan IKN, juga hadir dalam IKN forum sebagai mitra kerja otorita IKN

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Tangkapan Layar - Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono saat hadir di webinar "Merancang Transportasi Cerdas di Ibu Kota Nusantara" garapan ITS Indonesia.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Dalam diskusi "Merancang Transportasi Cerdas di Ibukota Nusantara" yang digagas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, pembahasan banyak membahas partisipasi berbagai pihak untuk berkontribusi.

Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono yang menjadi keynote speaker sangat menyambut baik diskusi terkait para pihak dalam pembangunan IKN.

Partisipasi ITS dalam pembangunan IKN, juga hadir dalam IKN forum sebagai mitra kerja otorita IKN.

Beberapa hal terkait IKN Nusantara sebagai bahan diskusi juga disampaikan.

Membangun IKN Nusantara bukan hanya memindahkan pusat pemerintahan saja, seperti yang telah disampaikan oleh Presiden Jokowi, ingin membangun kota berkelas dunia yang dapat menjadi acuan tidak hanya bagi kota di Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lain didunia.

Pembangunan Ibu Kota Nusantara, yang akan dihuni oleh kurang lebih 1,7 hingga 1,9 juta orang di tahun 2045,  akan dibagi beberapa tahapan diantaranya tahun 2024, 2035 dan 2045.

Baca juga: ITS Beri Kontribusi dalam Perkembangan IKN di Bidang Transportasi Cerdas\

Baca juga: Dukung Transportasi Cerdas di IKN, Grab Elektrik Bakal Hadir

Baca juga: Bus Listrik Bakal Hadir di IKN, Pengelolaannya Jadi Perhatian

Menurut Bambang Susantono Indonesia akan merayakan tahun emas 100 tahun merdeka.

"Dari karakteristik, IKN Nusantara sendiri ada 5 kata kunci disini yaitu green, inklusif, smart resilient and sustainable green kurang lebih.

Artinya kota-kota yang berlandaskan prinsip-prinsip lingkungan hidup inklusif artinya membuka seluas-luasnya kesempatan bagi berbagai elemen dan strata masyarakat untuk menjadi bagian dari kehidupan kota Nusantara," beber Bambang Susantono.

Pentingnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan IKN, lanjut Bambang Susantono, dikenal dengan disebut Publik Private Partnership atau dalam bahasa Indonesia Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Tetapi dalam hal ini yang saya inginkan agar ada P yang ke empat yaitu people sehingga menjadi P4, Public People Private Partnership," tegasnya.

Untuk memperbesar partisipasi masyarakat ini, salah satu kegiatan yang Otorita IKN Nusantara juga telah melakukan berbagai macam kegiatan pemberdayaan masyarakat bagi para penduduk lokal.

Dia berharap masyarakat lokal tidak hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan IKN.

Tapi justru menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan IKn Nusantara.

"Kami bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat CSO organization kemudian NGO, kemudian akademisi dan juga Universitas.

Bergandengan tangan untuk menyelenggarakan berbagai kursus-kursus misalnya keterampilan ada yang di bidang konstruksi ada juga yang di bidang non-konstruksi seperti tata niaga, tata boga, literasi digital bahasa Inggris, homestay management," terangnya. 

"Bagaimana mengelola misalnya rumah-rumah para penduduk yang ada sekarang, menjadi bagian dari paket-paket tour yang akan dikembangkan kemudian hari," imbuh Bambang Susantono.

Pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat dan juga utamanya dengan dua Universitas besar di Benua Etam yaitu Universitas Mulawarman dan Universitas Balikpapan.

Tentunya, Otorita IKN Nusantara sendiri tetap membuka peluang dan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain.

"Dua universitas ini memulai dengan membuat status social mapping mendata para warga yang ingin memiliki skill tertentu dan bagaimana mereka ingin memiliki, apa yang disebut up skilling atau reskilling untuk berbagai jenis keterampilan yang mereka nanti akan geluti di kemudian hari," tambahnya.

Pihak swasta yang ingin bekerja sama dengan pihaknya juga terbuka lebar untuk bersama membangun IKN.

Baca juga: Jepang Beber Tantangan Pembangunan IKN Nusantara, Sorot Banjir Juga Mutu Konstruksi

Bambang Susantono mengibaratkan singkatan IKN dalam bahasa Inggris, I itu adalah investmen, K knowledge dan N ialah Network.

Investasi atau pendanaan memang penting, tetapi menurutnya bukanlah segalanya.

Membangun kota juga membutuhkan knowledge atau pengetahuan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan dan pengelolaan kota.

"Karenanya Network ataupun jejaring dengan institusi yang memiliki pengetahuan dan memiliki founding adalah hal yang sangat penting. Sehingga tentunya memiliki jejaring Network yang cukup ekstensif yang dapat digunakan untuk membantu pembangunan di IKN," tukas Bambang Susantono. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved