Berita Internasional Terkini

Perang Rusia vs Ukraina Makin Panas, Kini Korea Utara Susul Suriah Berada Dipihak Vladimir Putin

Korea Utara mengakui kemerdekaan dua wilayah yang kini menjadi akar konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Sergei SUPINSKY / AFP
Pejuang unit pertahanan teritorial, pasukan pendukung tentara reguler Ukraina, ambil bagian dalam latihan sebagai bagian dari kelas taktik tempur reguler, tidak jauh dari kota Bucha, wilayah Kyiv, pada 13 Juli 2022 di tengah invasi Rusia. Terbaru, Korea Utara membuat pihak Ukraina geram karena mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina kini semakin meluas dan melibatkan banyak negara.

Ukraina yang didukung Amerika Serikat dan negara-negara Barat kini mampu membendung serangan, bahkan melakukan serangan balik ke Rusia.

Namun, Rusia tak sendirian, kini apa yang dilakukan Vladimir Putin mendapatkan dukungan dari Korea Utara, salah satu negara yang disegani karena memiliki persenjataan nuklir.

Kondisi tersebut membuat Ukraina memutus hubungan dengan Korea Utara, terlebih Pyongyang mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) di wilayah Donbas, yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Dengan demikian, perang pun semakin memanas, karena negara-negara yang dikenal tak akur dengan Amerika Serikat, kini berada di pihak Rusia.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri Rapat Pleno Komite Pusat Partai Pekerja Korea, Jumat (18/6). Foto dirilis KCNA pada Sabtu (19/6)- Kim Jong Un melarang warganya pesta miras, berbelanja, dan tertawa selama periode berkabung.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (AFP)

Dilansir Al Jazeera, keputusan Kyiv datang tak lama setelah berita Korea Utara mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) di wilayah Donbas Ukraina.

"Kami menganggap keputusan ini sebagai upaya Pyongyang merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya.

Langkah Korea Utara secara resmi mengakui dua wilayah itu menjadikannya negara ketiga di dunia, setelah Rusia dan Suriah yang melakukannya.

Baca juga: Putin Gigit Jari, AS Luncurkan Bujuk Rayunya pada Cina dan India soal Harga Mati Minyak Rusia

Baca juga: TERUNGKAP Alasan Sebenarnya Putin tak Senang Alina Kabaeva Hamil Anak ke-5 Saat Rusia Invasi Ukraina

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kantor berita milik pemerintah Korea Utara, mengatakan Menteri Luar Negeri Korea Utara mengirim surat kepada rekan-rekannya di Donetsk dan Luhansk.

"(Pyongyang) menyatakan keinginan untuk mengembangkan hubungan antar negara dengan negara-negara tersebut dalam gagasan kemerdekaan, perdamaian, dan persahabatan," lapor KCNA.

"Korea Utara telah mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR)," kata pemimpin Donetsk Denis Pushilin, dikutip TASS.

"Republik Demokratik Rakyat Korea mengakui Republik Rakyat Donetsk hari ini," tulisnya di Telegram.

"Status internasional Republik Rakyat Donetsk dan kenegaraannya terus menguat. Ini adalah kemenangan diplomatik lain bagi kami," tambah Pushilin.

Dia berterima kasih kepada Korea Utara atas dukungan besar untuk rakyat Donbass.

"Keputusan politik ini juga akan memberikan dasar bagi pengembangan hubungan ekonomi di masa depan. Kemitraan bilateral akan memungkinkan perusahaan kami untuk memperluas perdagangan mereka. Saya menantikan kerja sama yang aktif dan bermanfaat," tegas Pushilin.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved